#11: ANJING!

108 13 4
                                    

Besok paginya.

Usai sarapan, Hongjoong menghampiri Seonghwa yang sedang mencuci piring di dapur.

"Seonghwa" sapanya. "Gue mau nanya. Itu kosan lu apa kabarnya? Renovasinya udah kelar apa belum?"

"Kemaren gue udah tanyain soal itu juga ke pemilik kos. Katanya, renovasinya masih belum selesai" imbuh Seonghwa.

"Belum selesai juga? Kok bisa?"

"Katanya juga, sih, karena faktor cuaca. Di sana sering kena hujan mulu. Makanya nggak selesai-selesai"

Di sela-sela obrolannya, tiba-tiba mereka dihampiri San dan Wooyoung yang sudah mengenakan baju olahraga.

"Bang, kita berdua mau lari pagi dulu, ya?" ujar Wooyoung.

"Mau lari pagi dimana lu berdua?" tanya Hongjoong.

"Nggak jauh-jauh. Di sekitaran komplek sini aja" jawab San.

"Ya udah. Hati-hati, ya. Banyak motor di sekitaran sini. Sama..."

Giliran Wooyoung yang bertanya, "Sama apa, bang?"

"Sama ada yang pelihara anjing di sini. Anjingnya galak, lho..." lanjut Hongjoong.

"Halah, timbang anjing doang. Seloow..." celetuk San.

"Ya udah, terserah. Pokoknya hati-hati kalo mau lari pagi"

"Ya, oke"

San dan Wooyoung kemudian berpamitan dan keluar dari rumah.

"Hm. Aturan, mah, abis Subuh udah lari pagi. Lah ini, udah mau jam 11 siang. Lari pagi macam apa itu?" cibir Seonghwa.

"Biarin aja, sih? Terserah mereka ini" sahut Hongjoong.

****

San dan Wooyoung mulai melakukan aktivitas lari pagi mengeliling komplek. Cuacanya yang terik membuat mereka hampir kelelahan. Sejenak mereka berhenti berlari dan mencari tempat untuk mereka beristirahat sejenak.

"San, ada bangku tuh, di samping lapangan bulutangkis. Kita duduk di situ, yuk!" ajak Wooyoung.

Saking kepengennya untuk duduk, tanpa sadar betis Wooyoung mengenai ujung bangku tersebut.

"Akh!" rintihnya. "San, nggak ada orang kan, di sekitar kita?"

"Nggak. Kenapa emangnya?" tanya San.

"Gue mau teriak" San kemudian menutup kedua telinganya. "ANJEEEEEEEEEEENG!!!!!"

Guk! Guk!

Tiba-tiba, terdengar suara gonggongan anjing.

"Wih, keren. Wooyoung bisa manggil anjing" kata San.

"Manggil anjing gimana, maksud lu?" tanya Wooyoung sembari mengusap-usap betisnya.

"Lah, tadi. Abis lu teriak 'ANJING!', ada suara anjing menggonggong"

"Hah? Masa' sih? Denger di mana?"

"Di situ. Di de... pan"

Benar saja. Ada seekor anjing doberman berukuran besar sedang berdiri tak jauh dari mereka. Seketika nyali mereka auto menciut.

"M-mau lanjut lari, nggak, nih?" tanya San panik.

Wooyoung mengangguk sambil menjawab, "B-b-boleh"

"Oke. Dalam hitungan ketiga, kita langsung lari. Satu... dua... ti-"

"LARIIIII!!!"

Belum sampai hitungan ketiga, Wooyoung sudah lari terlebih dahulu. Otomatis San ikut berlari menyusulnya. Sialnya, anjing tersebut juga ikut mengejarnya.

"Uyong! Gimana, nih?! Anjingnya ikut ngejar!" seru San.

"HALAH BACOT! LARI AJA TERUS!" teriak Wooyoung.

Merekapun terus berlari hingga sampai di depan rumah. Mingi yang kebetulan lewat heran melihat mereka pulang ke rumah dengan baju basah penuh keringat.

"Lu berdua kenapa, dah? Pulang-pulang ngos-ngosan gitu?" tanyanya.

"Abis... dikejar... anjing..." jawab Wooyoung kelelahan.

"Kok bisa?"

"Hah... hah... ntar aja gue ceritain. Kita berdua... mau istirahat dulu... capek!"

Wooyoung langsung masuk ke kamar, diikuti oleh San.

****

Malamnya.

Di ruang keluarga, terdapat Yunho dan Jongho sedang berbincang sembari menyaksikan film yang ditayangkan di televisi.

"Jongho, lu masih ngajarin bang Hongjoong ngaji, kan?" tanya Yunho.

"Iya" jawab Jongho. "Kenapa?"

"Gimana progres ngajinya? Udah sampe iqro berapa?"

"Alhamdulillah. Udah sampe iqro 3"

"Eh?! Iqro 3?! Cepet amat"

"Iya. Gue juga sampe kaget, bang"

"Terlalu antusias kali, ya, buat belajar ngaji?"

"Bisa jadi-"

"AAAAAAAAAAAAAAAWWW!"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai bawah.

"AWWWW! AWWW! GOBLOK! ANJEENG! SAKIT WOY! AAAAAA"

Yunho dan Jongho yang penasaran segera berlari menuju lantai bawah dan mendapati San sedang dipijat Yeosang di kamarnya.

"Lu jangan teriak! Tambah sakit kaki lu, ntar!" seru Yeosang.

"TAPI LU MIJITNYA KEKENCENGAN, TOLOL!" teriak San.

Yunho dan Jongho kemudian masuk ke dalam sana dan menghampiri mereka.

"Bang Sanie kenapa, tuh?" tanya Jongho.

"Kata Wooyoung, kakinya keseleo abis lari pagi" jawab Yeosang.

"Hmm. Makanya, kalo mau lari pagi musti pemanasan dulu" ujar Yunho

"Yun, ini gue keseleo bukan karena kurang pemanasan" sanggah San.

"Lah terus?"

Wooyoung yang baru masuk ke kamar menyahut, "Abis dikejar anjing, kita"

"Dikejar anjing? Kok bisa, bang?" tanya Jongho penasaran.

"Awalnya, kita berdua lagi lari pagi keliling komplek. Eh, tiba-tiba ada anjing di depan kita. Ya udah, kita lanjut lari pagi, tapi ke arah pulang"

Lalu San mengungkapkan kekesalannya pada Wooyoung, "Andai aja lu nggak teriak tadi, nggak bakalan muncul tuh anjing"

"Ck, disalahin lagi aja, gue. Ya udah, maaf"

"Iya, gapap— AAAAAAARGH!" San kembali meringis kesakitan. "YEOSANG!"

"Hehe, masih sakit, ya? Maaf, ya" ujar Yeosang.

"Ah, elu mah!"

Yang lainnya pun tertawa melihatnya. Duuh, orang lagi kesakitan malah diketawain, ya!

****







Bersambung...

SATU ATAP || ATEEZ [✓] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang