Keesokan harinya.
Usai berkemas, Seonghwa dan yang lainnya bersiap-siap untuk kembali ke kosan mereka. Tak lupa, mereka berpamitan kepada Hongjoong. Secara bergantian, mereka saling berpelukan.
"Kita pamit dulu ya, Joong. Jaga diri lu baik-baik" kata Seonghwa sembari memeluk Hongjoong.
"Iya. Jaga diri lu dan 'adek-adek' lu juga" ujar Hongjoong.
"Bang, jangan sering telat makan, ya" ucap Mingi.
"Iya. Lu juga, Gi" Usai memeluk Mingi, Hongjoong kemudian memeluk Jongho, "Jongho, sekali lagi makasih ya udah ngajarin gue ngaji"
"Iya, bang. Tapi abang musti inget. Baca Al-Qur'an itu jangan cuma baca ayat-ayatnya aja. Resapi juga maknanya" ujar Jongho.
Hongjoong hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.
Setelah berpamitan, mereka langsung mengangkut barang-barang mereka dan membawanya ke dalam angkot yang berhenti tepat di depan rumah Hongjoong. Hongjoong yang masih berdiri di sana kemudian melambaikan tangan ke arah mereka, dan dibalas dengan lambaian tangan mereka juga hingga angkot tersebut menghilang dari depan matanya.
Kini, rumah yang tadinya ramai kembali sepi. Tak ada lagi keributan, tak ada lagi tawa riang, hanya kesunyian yang ada di dalam rumah itu. Hongjoong kini sendirian lagi. Sebenarnya ia sudah terbiasa sendiri, tapi karena teman-temannya yang selalu membuat keramaian di rumahnya, ia harus kembali belajar terbiasa dengan kesendirian.
****
Besoknya, hari Rabu.
Waktu Dzuhur sudah tiba. Setelah mengenakan baju koko dan sarung, Hongjoong mulai bergegas untuk berangkat sholat Dzuhur, bukan di kamarnya, bukan di ruang mushola, melainkan di masjid dekat komplek. Usai mengambil wudhu, iapun langsung masuk ke dalam masjid. Tak lama kemudian, datanglah Changbin.
"Hongjoong? Tumben lu sholat di sini. Biasanya di rumah mulu" katanya.
"Hehe. Bosan gue sholat di rumah mulu" sahut Hongjoong.
"Wooyoung mana? Nggak lu ajak ke masjid juga?"
"Udah balik, dia"
"Balik? Balik ke mana?"
"Balikpapan. Ya balik ke kosannya, lah"
"Oalah... terus, lu sendirian lagi, dong?"
"Yaaa... begitulah"
"Gapapa. Kan ada gue sebagai tetangga lu. Jadi, kalo ada apa-apa, lu bisa minta bantuan gue"
Di saat sedang mengobrol dengan Changbin, tiba-tiba Hongjoong dihampiri oleh seorang bapak-bapak dan dimintai jadi muadzin di sini, karena yang biasa jadi muadzin sedang sakit pilek. Awalnya Hongjoong menolak, namun karena dorongan dari Changbin, akhirnya di menerima permintaan tersebut. Iapun segera bangkit dari duduknya dan mulai mengumandangkan adzan tanda sholat Dzuhur dimulai.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar"
Siapa sangka, suaranya Hongjoong sangat merdu. Changbin pun sampai kagum sekaligus terharu mendengarnya. Singkatnya, usai Hongjoong mengumandangkan adzan, sholat Dzuhur pun dimulai.
Usai sholat, Hongjoong masih belum beranjak dari masjid. Tampak ia masih berdoa di sana. Changbin yang heran segera menghampirinya.
"Hongjoong, masjid udah sepi, lho. Lu masih di sini aja. Ayo, balik!" ucapnya.
Hongjoong seakan tidak mendengar apa katanya. Dia masih terus berdoa. Satu menit kemudian, ia sudah selesai berdoa dan langsung keluar dari masjid bersama Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU ATAP || ATEEZ [✓] [Revisi]
Hayran Kurgu"Bang, numpang nginep disini selamanya. Boleh nggak?" Dulu terbiasa tinggal sendiri, kini Hongjoong harus berbagi rumah dengan teman-teman kuliahnya dulu. Akankah dia bisa beradaptasi dengan keramaian di dalam satu atap? ATEEZ fanfict (agak) melokal...