Enigma • { 12 }

540 40 7
                                    

Beomgyu menjatuhkan tubuh nya ke lantai setelah kepergian ayah nya. Pemuda itu bertelanjang dada karena ayahnya yang meminta untuk melepaskan bajunya agar mempermudah ketika mencambuknya. Beomgyu baru saja menitikkan air matanya karena sejak tadi hanya bisa menahan sakit yang dia rasakan.

Yang paling membuatnya sakit adalah sorot mata ayahnya yang seakan tak ada lagi kehangatan disana. Bahkan permohonan ampun yang tak hentinya Beomgyu ucapkan seakan tuli tak terdengar olehnya. Pemuda itu mengingat jelas ketika sang ayah menjambak rambut nya dan mengatakan bahwa lebih baik tidak memiliki anak seperti dirinya.

Ayah nya mengatakan Beomgyu tidak lah berguna sama sekali. Ia hanya membuat ayahnya malu. Padahal selama ini Beomgyu terus berusaha melakukan yang terbaik, hanya saja pemuda itu butuh kebebasan akan dirinya. Pemuda itu hanya butuh sedikit merasakan kebahagiaan untuk hidupnya.

Yeonjun datang setelah Tuan Choi pergi bersama pengawal setianya. Dengan rasa yang khawatir pria itu berjalan tergesa menghampiri pemuda tersebut. Duduk bersimpuh disamping tubuh meringkuk yang membelakanginya. Jantungnya seakan hancur melihat pemandangan yang ada dihadapannya saat ini. Memar merah bekas dari cambukan baru yang menghiasi punggung putih pemuda tersebut.

Pria itu merasa seakan tidak becus melindungi pemuda yang dicintainya tersebut. Ia merasa bahwa dirinya tidak berguna. Hatinya seperti teriris ketika tangisan Beomgyu terdengar ditelinganya. Tangan Yeonjun terulur dengan sehati hati mungkin karena takut akan menyentuh luka yang ada ditubuh Beomgyu.

Dengan perlahan Yeonjun menggendong tubuh Beomgyu dan membaringkan nya ke atas tempat tidur. Tangannya kembali terulur untuk menghapus air mata yang terus mengalir disetiap detiknya. Berharap dapat menyalurkan rasa sakit yang pemuda tersebut rasakan. Air matanya ikut menetes tatkala pemuda dihadapannya yang terus terisak.

Yeonjun mendekatkan dirinya, memberanikan diri untuk mengecup kening pemuda itu. Berharap agar Beomgyu tau bahwa Yeonjun sangat amat mencintai pemuda tersebut. Yeonjun kembali menatap wajah tuannya. Membelai surai lembut yang semakin panjang dari waktu ke waktu. Netra nya beralih kepada bekas luka di pergelangan tangan pemuda itu. Membawa tangan kurus tersebut kedalam genggamannya.

Yeonjun masih ingat jelas betapa sering nya dulu ia memergoki tuannya yang berniat mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangannya. Sampai pada dimana Beomgyu pingsan karena hampir mengenai nadinya. Untung saja saat itu Yeonjun dengan sigap membawanya kerumah sakit jika tidak mungkin sekarang dia tidak bisa melihat pemuda yang dicintainya tersebut.

Yeonjun menatap Beomgyu yang terlelap. Mengamati wajah menawan itu dengan lamat. Berharap bahwa dirinya lah orang yang di cintai oleh pemuda tersebut. Walaupun hal itu hanyalah sebuah mimpi belaka yang tak mungkin menjadi nyata.

Pria itu beranjak mengambil kemeja serta jas yang sebelumnya Beomgyu kenakan. Mengernyit heran, karena jas yang dipegangnya seperti bukan milik tuannya. Bukankah terakhir kali Beomgyu hanya memakai training dan juga kaos biasa. Dan juga, dimana ada toko baju saat tengah malam masih buka? Padahal setiap ingin belanja baju atau keperluan lain Beomgyu selalu meminta Yeonjun untuk menemaninya.

Yeonjun kembali bertanya tanya dimanakah tuannya itu semalam. Apakah Beomgyu mengenal orang lain diluar sana, tapi siapa? Seingatnya Beomgyu tidak memiliki seorang teman, setiap harinya mereka selalu berdua jika hendak bepergian.

"Apakah ini baru? Tapi kapan dia membelinya"

Yeonjun hanya dapat bertanya pada dirinya sendiri. Membawa jas tersebut dan memasukkannya kedalam keranjang kotor. Kemudian ia berjalan menuju kotak obat yang targantung di dinding. Mengambil salep khusus untuk luka memar. Sepertinya ia harus membeli yang baru karena yang di genggamnya saat ini isinya hampir habis.

ENIGMA || TAEGYU || TAEHYUN X BEOMGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang