14. Bahaya

1.7K 40 14
                                    

Sebelumnya.....

"Yawes.... Ayo ndang mandi terus makan, ibu udah masakin telur" Darni kemudian menyuruh mereka masuk kedalam rumah yang diikuti oleh Andi dan Rama. setelah kayak beradik itu mandi, keluarga itu pun menyantap makan malam sederhana mereka. Hanya ada nasi dan telur dadar sebagai lauknya, walaupun begitu mereka menyantapnya dengan lahap dan bahagia.

____________________________________________

"ram, besok kamu ndak ke pasar?" tanya Darni ke Rama sambil menyuapi Andi yang fokus ke mainan mobilnya.

"enggak kok bu, kenapa?" Rama menatap ibunya dengan wajah penasaran.

"ibu besok mau bantu-bantu di nikahan anaknya bu sri dari pagi, nanti jagain adek ya!?" jawab darni memohon untuk Rama menjaga Andi besok.

"iya bu ndak papa, dek besok seharian sama mas ya!" Rama mencubit pelan pipi Andi yang gembul.

"siap bos...." Andi memperagakan gerakan hormat ke Rama dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.

"ahaha.... yaudah besok adek sama mas ya. terus Ram, besok kalo mau makan kamu ke rumahnya mbah aja ya, atau ke rumahnya bu Sri juga ndak papa" Darni tertawa senang melihat kedekatan kedua anaknya itu.

"gampang bu kalo soal makan, nanti ke rumah nenek aja" jawab Rama sambil menyantap makan malamnya kembali.

Keesokan harinya, langit pagi masih gelap dan cahaya matahari masih memancar sedikit di ufuk timur. Darni sudah siap untuk pergi ke acara pernikahan anak dari Bu Sri yang ada di dekat rumah nenek. Bu Sri adalah teman kecil Darni, sehingga Darni ingin membantunya untuk menyiapkan acara pernikahan itu.

Hal seperti itu adalah hal biasa di kampung jika ada warga yang memiliki hajat atau acara, warga lain akan ikut membantu. Saat hendak pergi, Andi masih tertidur lelap di ranjang atas sedangkan Rama tidur menghadap samping di bawah beralaskan tikar dengan bertelanjang dada dan hanya memakai sarung. Darni membangunkan Rama untuk berpamitan.

"ram... rama... ibu berangkat dulu ya, titip jagain adek" Darni menggoyang-goyangkan badan Rama.

"emmhh... iya bu hati-hati" Rama hanya menjawab seadanya dengan mata yang masih terpejam dengan posisi tidur menyamping.

Darni kemudian berangkat menuju rumah Bu Sri, setelah terdengar suara pintu menutup Rama membuka matanya dan merubah posisi tidurnya terlentang menghadap atas. Rama menengok kebawah dan melihat kontolnya sudah ngaceng maksimal yang membuat tenda di area selangkangannya, beruntung tadi Rama tidur dengan posisi menyamping sehingga gundukan di selangkangannya itu tidak terlihat oleh Darni.

Rama kemudian terduduk dan melihat ke arah kanan dimana Andi masih tertidur lelap di atas kasur. Andi tidur menghadap ke arah tembok dengan merangkul sebuah guling kecil menyisakan tempat untuk satu orang disebelahnya, Rama pun berinisiatif ingin menempati tempat itu. Sebelum Rama merebahkan badannya di kasur, ia mencopot sarungnya sehingga saat ini ia telanjang bulat.

Rama dengan pelan merebahkan badannya yang kekar itu disamping Andi dengan perlahan agar adiknya itu tidak terganggu dengan aksinya, Rama tidur menyamping menghadap Andi. Dengan perlahan namun pasti, Rama menggerakan tubuhnya untuk mendekat ke Andi yang masih tidur terlelap itu.

Kini tubuh Rama sudah berada di belakang Andi, dada bidang Rama dan perut sixpacknya tepat menempel pada punggung Andi tak lupa kontolnya yang sedang ngaceng maksimal itu tepat berada di bongkahan pantat kenyal Andi. Rama memeluk Andi dengan menggapai guling yang sedang dipeluk oleh Andi dan mengeratkan pelukannya sehingga adiknya itu semakin terhimpit oleh badan berotot Rama.

Berdua dengan AdikWhere stories live. Discover now