Sebelumnya.....
“yaudah jagain adekmu baik-baik….. mungkin bulan depan ibu bisa pulang kampung seminggu, sama uang bulan ini ibu transfer ke mang joko….. mang…. Nitip ya mang!” jelas Darni yang kemudian di balas anggukan oleh Mang Joko yang ikut nimbrung dibelakang Rama.
“iya bu ati-ati disana, dijaga kesehatannya” ucap Rama sambil melambaikan tangan ke depan hp mang joko.
“dadah ibu….. muach…..” Andi melambaikan tangan dengan semangat dan memberi ciuman ke ibunya yang diikuti semua orang.
“iya dadah…..” balas Darni dan kemudian telfon pun mati.
________________________________________Hari mulai petang Rama dan Andi izin pulang ke Mang Joko dan Mbah Anik, diperjalan pulang Rama menghentikan langkah dan mengajak Andi untuk duduk di dekat jalan setapak yang menghadap persawahan luas. Rama mendudukan Andi di pinggiran saung yang bertembok anyaman bambu setinggi setengah meter mengelilingi saung kemudian Rama duduk disebelahnya.
“adek lain kali jangan bilang siapa-siapa lagi ya kalau adek main sama burungnya mas” jelas Rama kepada adiknya.
“kenapa mas?” tanya Andi bingung.
“nanti burungnya mas ngambek dan ngak mau main sama adek gimana?” ucap Rama mengancam adiknya agar tidak membongkar permainan kotor kakak beradik ini.
“kenapa gitu? Maafin adek ya burung…. Adek janji gak bakal bilang ke siapa-siapa lagi” janji Andi kepada kontol Rama sambil mengelusnya dan kemudian mengecup tonjolan kontol Rama yang masih terkulai di dalam celana bahan yang ia pakai.
“eh…..” Rama sedikit terkejut dengan kelakuan adiknya sambil menoleh kanan-kiri takut ada yang melihat.
“janji ya ndak bilang ke siapa-siapa, sama kalo ada orang lain gaboleh main sama burungnya mas juga” Rama mengacungkan jari kelingkingnya ingin membuat janji dengan adiknya.
“iya janji….. cuma adek aja yang boleh main sama burungnya mas rama” jawabnya meringis lalu membuat janji jari kelingking dengan abangnya itu.
“yaudah ayo pulang….. mau main sama burungnya mas kan?” goda Rama’
“iya mau mau mau yeay…..” jawab Andi kegirangan loncat-loncat.
Sesampainya di rumah Rama langsung menutup semua jendela dan pintu rumahnya, Andi sedang bermain dengan mainannya di ruang tengah, Rama sedang berada di kamar bersiap untuk memberikan kontolnya kepada adiknya itu untuk dimainkan. Rama selesai mandi dan hanya mengenakan handuk, lalu ia keluar kamar menghampiri adiknya yang sedang bermain dan berdiri di hadapannya.
“dek….. katanya mau main sama burung mas?” tanya Rama memalingkan konsentrasi adiknya yang sedang bermain mobil-mobilan.
“wah….. iya mau mau, adek mau main sama burungnya mas!!!” Andi langsung berdiri kegirangan.
“haha….. buka aja handuknya mas” ucap Rama membiarkan adiknya untuk membuka sendiri mainan kesukaannya. Kemudian dengan perlahan Andi menarik handuk yang menutupi kontol yang ia sayangi itu, dan setelah handuk itu jatuh.
“yeay….. halo burung….. muach…..” Andi kegirangan ketika melihat kontol coklat panjang yang menghiasi selangkangan Rama, ia langsung mengelus dan mencium kontol itu.
“eemmhh….. burungnya bau wangi” Andi mengendus batang kontol itu dan menciumnya. Rama memejamkan mata menikmati ciuman Andi pada kontolnya.
“mas rama habis mandiin burungnya ya? Aku juga mau mandiin burungnya mas rama” kemudian ia memelas sambil memeluk kaki rama, wajahnya tepat di samping kontol Rama yang sepanjang wajah adiknya itu.
YOU ARE READING
Berdua dengan Adik
FantasyIni pertama kalinya aku mengasuh adikku yang masih balita sendirian, apakah aku bisa menjaganya dengan baik? atau malah sebaliknya?