17. Selain Andi

1.7K 77 16
                                    

Sebelumnya.....

Rama semakin pusing memikirkannya, tak ada solusi lain untuk keluar dari situasi ini. Ia benar-benar sudah kalah dengan Rehan, ia tidak bisa lepas lagi. Rama hanya tidak ingin vidio rekaman itu tersebar, demi itu ia akan melakukan segalanya.

"ok aku turuti kemauan mu" dengan wajah datar, rama mantap untuk menuruti permintaan Rehan. Mendengar hal itu Rehan akhirnya tersenyum puas, melihat Rama yang akhirnya jatuh ke dalam genggamannya.

___________________________________________

Suasana hening di siang itu, hanya ada suara hembusan angin yang menerpa padi di sawah dan suara gemericik air yang mengalir. Rama dan Rehan hanya diam tak bersuara di dalam saung yang reot itu, Rama duduk pada kursi kayu usang yang masih kokoh menopang badannya yang kekar di tengah ruangan dengan tangan yang terikat dibelakang oleh tali tampar yang Rehan temukan didalam saung. Rehan tengah berdiri di hadapan Rama dengan tangan terlipat di dadanya, ia terus memperhatikan sosok kekar yang sedang telanjang dada itu.

Ia perhatikan seluruh lekukan otot yang terpahat di badan Rama, mulai dari otot lengannya yang sering ia gunakan untuk mengangkat karung-karung belanjaan dipasar yang beratnya bisa berkilo-kilo. Kemudian beralih ke otot dada Rama yang kembang kempis serasi dengan nafasnya, dadanya yang menggembung dengan dihiasi dua puting coklat mengundang siapa saja untuk bersandar disana.

Lalu turun ke perut Rama, lekukan-lekukan yang membentuk roti itu sungguh menggugah selera untuk diincipi, terdapat rambut-rambut kecil yang tumbuh di sekitar pusar Rama yang bermuara dari selangkangan Rama yang masih tertutupi kolornya. Rehan lanjut memandangi kaki Rama, kaki itu kokoh samgat sesuai untuk menopang badan kekar di atasnya, rambut disana sudah mulai tumbuh menjalar hingga ke paha walau tidak terlalu lebat.

Setelah puas memandangi tubuh kekar itu, Rehan sudah tidak sabar untuk menjamah tubuh Rama. Rehan berjalan mendekat ke Rama lalu duduk berjongkok diantara paha Rama, kedua tangannya dengan perlahan menuju ke lengan Rama. Disana tangannya dengan lembut meraba setiap jengkal otot bicep dan tricepnya, sesekali ia remas untuk mengetes kekokohan ototnya. Kemudian tangan Rehan bergerak menuju dada bidang yang tepat ada dihadapannya.

Dengan gerakan memutar Rehan raba dada itu sambil sesekali ia remas remas, sungguh kenyal namun tetap keras. Jari-jari Rehan kini bermain di puting Rama yang sudah mulai menegang, ia elus puting itu lalu dipilin dengan kedua jarinya. Rehan kemudian mendekatkan wajahnya kesana dan menjulurkan lidahnya.

"emmhh...." Rama tanpa sadar mengerang kecil saat lidah Rehan menjilat putingnya.

"enak mas? mas rama suka ya kalo putingnya dimainin?" Rehan yang mendengar erangan itu semakin semangat menjilat puting Rama.

Rama tidak menjawab pertanyaan Rehan, ia dengan sekuat tenaga menahan untuk tidak mengerang namun jilatan dan permainan Rehan diputingnya sangat nikmat. Tak puas hanya dengan menjilat saja Rehan juga menyusu di puting Rama, ia sedot puting itu dengan rakus.

"Ouh...." erangan Rama lolos lagi dari mulutnya, tangannya mencekram kursi yang ia duduki berusaha menahan rangsangan Rehan.

Setelah beberapa menit Rehan menyudahi kegiatan menyusu itu, kedua puting Rama sudah tegang sempurna dan basah oleh ludah Rehan. Rama mengatur nafasnya membuat dadanya kembang kempis, pemandangan yang erotis bagi Rehan.

Rehan lanjut menjelajahi badan Rama, kini tujuannya adalah perut kotak-kotak Rama. Ia meraba setiap lekukan di perut itu, terasa kokoh rehan rasakan saat telapak tangannya menekan dengan lembut perut Rama. Setelah itu Rehan menuju ke paha Rama yang ditumbuhi rambut-rambut halus, ia raba paha yang kokoh itu.

Rama hanya pasrah tak berkutik membiarkan Rehan bermain dengan tubuhnya, ia hanya tak mau vidio cabulnya tersebar. Sebenarnya Rama terangsang dengan sentuhan lembut tangan Rehan ditubuhnya, Rehan seperti mengagumi setiap lekuk tubuhnya layaknya sebuah mahakarya. Hanya saja, Rama masih tidak percaya Rehan harus marlihat pergumulannya dengan Andi dan malah ingin melakukannya juga.

Semua bagian tubuh Rama sudah terjamah oleh tangan Rehan tinggal satu bagian lagi, menu utamanya. Rehan melihat sudah ada sesuatu yang menggembung di balik kolor Rama, perlahan tangan Rehan mendekat ke selangkangan Rama dan menggenggam kontol yang sedikit menegang dan masih terbalut kolor itu.

"wah.... gede banget mas kontolmu" Rehan terkejut dengan ukuran kontol Rama yang ada digenggamannya, ia tak menyangka kontol yang ia lihat dari jauh ternyata sebesar ini saat digenggam. Rama hanya diam membuang muka, tak ingin menatap Rehan.

"aku buka ya mas kolornya...." dengan gerakan pelan, Rehan menarik kolor Rama dan melepasnya. Kini hanya tersisa celana dalam lusuh yang menutupi tubuh Rama, ada beberapa robekan yang mengekpos kontol Rama.

Rehan sudah tidak sabar untuk melihat kontol Rama secara utuh, ia tarik celana dalam yang menutupi area selangkangan itu. Rehan melongo dengan pemandangan yang ada didepannya, kini Rama sudah telanjang bulat menampilkan kontol hitam berukuran 18cm itu yang sudah tegak menjulang.

Rehan sudah tidak sabar untuk mencicipi kontol perkasa itu. Sudah lama Rehan menyukai Rama sepupunya itu, tapi ia tidak pernah berani untuk mengatakannya. Rehan hanya bisa berkhayal bisa memadu kasih dengan Rama seperti vidio porno yang selalu ia tonton, ia selalu berimajinasi bahwa yang ada di vidio itu adalah mereka berdua.

Rehan meraih komtol Rama dan menggenggamnya, hal pertama yang ia rasakan adalah hangat dan kokoh, Rehan menaik turunkan tangannya mengocok kontol itu dengan pelan. Rama memejamkan matanya, ia masih tak percaya kontol yang biasanya dimainkan oleh Andi kini dimainkan juga oleh Rehan

Terbesit di otak Rehan segala adegan sex yang sering ia tonton, ia ingin mewujudkan itu semua kali ini. Rehan mendekatkan wajahnya ke kontol Rama sambil membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan daging panjang itu ke mulutnya.

"ouuhh..." Rama mendesah merasakan hangat dan basah membungkus kepala kontolnya. Rehan telah melahap kepala kontol Rama, ia sedikit kewalahan dengan besarnya kontol itu apalagi ini yang pertama baginya untuk mengemut kontol.

Rehan memasuk dan mengeluarkan kontol Rama dari mulutnya dengan perlahan walau hanya sebatas kepala kontolnya saja yang bisa masuk ke mulutnya. Tangan Rehan membantunya mengocok kontol dan tangan satunya meraba perut sixpack Rama.

Rama menahan sekuat tenaga untuk tidak mendesah disini, ia merasakan rangsangan yang sama seperti saat Andi mengemut kontolnya. Sepongan Rehan yang masih amatir sangat terlihat, Rama sesekali merasakan ngilu diepala kontolnya yang terkena gigi Rehan. "akhh... ngilu han jangan kena gigi" Rehan yang masih berusaha mengulum kontol Rama hanya bisa mengeram. Rehan yang kuwalahan mengulum kontol Rama akhirnya hanya berakhir menjilatinya saja, hingga batang kontol itu mengkilap terkena sinar matahari yang menyusup lewat atap yang bolong.

"Rehan sudah ya, kamu kan sudah ngemut kontol mas, udah ya" Rama meminta kepada Rehan untuk menyudahi kegiatan mengulum Rehan.

"yah mas rama aja belum crot kok udah, padahal sama andi mas rama bisa crot banyak" Rehan protes kepada Rama, karena ia juga ingin melihat Rama muncrat dihadapannya.

"tapi mas udah capek han, kontol mas juga udah kamu sepong terus gak keluar keluar kan... udah ya han" dengan wajah memelas Rama memohon sekali lagi ke Rehan untuk menyudahi aksinya.

Rehan berpikir dengan keras, betul juga kata Rama. Ia sudah menyepong kontol itu hampir setengah jam dan belum ada tanda-tanda pejuhnya akan keluar, mulutnya pun sudah kebas akibat memaksakan kontol besar itu masuk ke mulutnya. ditengah ia berpikir itu terlintas adegan di vidio porno yang sering ia tonton. Adegan yang terlintas dikepala Rehan adalah memasukkan kontol ke lubang dubur, ia serig melihat adegan itu di vidio porno.

Dengan sigap Rehan berdiri dan melepaskan kolor yang sedari tadi ia pakai, ia bertekad penuh membuat Rama muncrat dibuatnya dengan memasukkan kontol Rama ke lubang duburnya. Rama yang kebingungan dengan aksi Rehan pun hanya bisa memperhatikan tingkahnya dengan muka bingung. "Kamu mau apa han?" tanya Rama kepada Rehan yang kini bagian bawah tubuhnya sudah tidak tertutupi kain. Rehan dengan pelan mendekat ke arah Rama dan menaiki paha rama menempatkan lubang duburnya tepat diatas kontol Rama. "aku bakal buat kamu keenakan mas" jawab Rehan dengan senyum lebar di wajahnya.

bersambung.....

Next: 18. Pertama

____________________________________________
terima kasih untuk yang sudah baca cerita ini semoga suka.

Berdua dengan AdikWhere stories live. Discover now