Sebelumnya.....
"yah..... terus kapan dong main sama burungnya?" tanya Andi memelas karena ia masih ingin bermain dengan kontol abangnya itu.
"kapan-kapan lagi ya dek....." ucap Rama memenangkan adiknya sambil mengelus kepala Andi lembut.
"ayo mandi dulu ya" ajaknya dan dijawab dengan anggukan lesu Andi.
___________________________________________
Mereka berduapun akhirnya mandi bersama. Rama akui, perlakuan Andi pada kontolnya terasa nikmat berbeda dengan sentuhan Rama sendiri saat coli, ia pernah beberapa kali coli dan merasakan sensasi nikmat namun berbeda saat ada orang lain yang menyentuh kontolnya, namun ia tak mau melanjutkan itu karena ia sadar Andi adalah adiknya sendiri apalagi adiknya adalah cowok.
Setelah mandi mereka berdua, melahap sarapan yang telah dimasak oleh Rama tadi dengan nikmat. Kemudian Kakak adik tersebut menghabiskan waktu seharian yang panjang hanya bermain bersama dirumah dan saat siang mereka berkunjung ke rumah Mbah Anik untuk bermain dan memeberitahu kalau Rama akan menitipkan Andi ke Mbah Anik saat Rama bekerja di pasar dan menjemputnya saat pulang, Mbah Anik pun setuju dan menerima Andi dengan senang hati karena ia pun sangat menyukai cucunya itu.
Sempat Rama diminta untuk tinggal saja dengan Mbah Anik, tapi ia tidak mau membebani neneknya itu yang sudah tua. Langit sudah berwarna oren kemerah-merahan menandakan waktu yang akan berganti malam, Rama dan Andi kemudian berpamitan kepada Mbah Anik untuk pulang dan jalan beriringan menuju rumah mereka yang ada di pinggiran desa.
Malam telah tiba, Andi sudah mulai mengantuk dan Rama mengerti dan menggendong Andi ke kasur yang ada di kamar, tak lupa ia mematikan lampu minyak yang tertempel di dinding rumahnya.
Yah didesa ini belum teraliri listrik secara menyeluruh hanya beberapa rumah orang yang punya rezeki lebih saja yang mampu mendapatkan listrik sehingga penerangan satu-satunya rumah Rama adalah lampu minyak. Mereka pun tidur pulas berpelukan seperti kemarin malam.
Pada suatu malam saat tertidur dengan pulas Rama sedikit terganggu dengan sesuatu pada dadanya, seperti ada yang sedang menghisap puting kanannya. Ia membuka mata dan benar saja adiknya sedang menyusu di putingnya itu, Reflek Rama sedkit menjauhkan wajah adiknya itu dari dada bidangnya itu agar berhenti menghisap putingnya.
"adek ngapain ngisap pentil mas?" tanya Rama heran dengan kelakuan adiknya itu sambil mendongakkan kepala Andi untuk menatapnya.
"adek pengen nyusu kayak dulu ke ibu mas..... adek pemgen nyusu" jawab Andi memelas dan mengantuk.
"kan mas bukan ibu dek..... jadi ya ndak bisa" jelas Rama yang tidak habis pikir dengan tingkah laku adiknya.
"tapi kan susu mas rama gede kenyel juga terus ada pentilnya, kan sama kayak punya ibu" sambil meraba dan sedikit meremas dada bidang Rama.
"egh...." Desah Rama pelan saat dadanya diremas dan mengenai putingnya yang ternyata cukup sensitif.
"kan ngak keuar susunya dek..... jadi ndak bisa" jelas Rama sambil menyingkirkan tangan Andi yang meremas dadanya.
"ah..... adek ngak bisa tidur mau nyusu, mau nyusu" Andi mulai menangis dan meronta-ronta.
"haduh....." keluh Rama yang bingung harus alasan apa lagi.
"iya iya wes, adek boleh nyusu ke mas" berusaha menenangkan adiknya itu.
Andi mulai tenang dan kembali ke pelukan Rama, Andi tidur menghadap tepat di puting Rama sebelah kanan. Saat mulut kecil Andi mendekat ke putingnya, Rama memejamkan mata tak siap dengan apa yang kan terjadi selanjutnya, ketika mulut Andi sudah mendarat di puting kecoklatan itu seketika Rama mendesah pelan.
YOU ARE READING
Berdua dengan Adik
FantasyIni pertama kalinya aku mengasuh adikku yang masih balita sendirian, apakah aku bisa menjaganya dengan baik? atau malah sebaliknya?