Sebelumnya.....
"mau main burung....! MAU MAIN BURUNG! uwwwaaaa....!" Andi menangis sejadi jadinya.
"yaudah iya adek boleh main burungnya mas, tapi bentar aja ya..... janji?" akhirnya Rama pun mengalah dan mengizinkan Andi untuk bermain dengan kontolnya.
"iya janji mas....." kemudian mereka membuat janji kelingking.
"yaudah mainnya di kamar aja ya" ia menggiring adiknya itu dikamar.
_____________________________________
Rama pun menuntun Andi kedalam kamar, tak lupa ia kunci rapat-rapat Pintu rumah dan kamarnya walaupun rumah mereka jauh dari perkampungan tapi akan sangat bahaya jika ada yang melihat kegiatan mereka, bisa-bisa Rama akan dicap sebagai pedofil (mungkin betul).
Saat berada di kamar Rama dengan ragu melucuti kolor dan sempaknya satu persatu, ia sedikit malu bugil didepan adiknya ini apalagi dengan niatan mempersilahkan Andi memainkan kontolnya. Setelah telanjang bulat Rama duduk di pinggiran kasur yang tingginya hanya selutut itu, badan Rama sedikit kebelakang bertumpu pada tangannya lalu membuka kakinya lebar-lebar mengangkang yang memperlihatkan kejantanannya yang masih terkulai lemas menempel diselangkangannya.
“nah adek boleh main sama burungnya mas, tapi kalo burungnya udah bangun sudah berhenti ya….. burungnya mas capek” ucap Rama membuat perjanjian dengan Andi agar memainkan kontolnya sampai ngaceng aja.
"iya mas adek janji!" Andi pun menyetujuinya dan langsung berlutut dihadapan Rama yang ngangkang menantang.
Andi dengan seksama memperhatikan kontol Rama yang masih lemas, kontol Rama berukuran 15cm saat masih lemas dan akan mengembang menjadi 18cm dengan diameter 4 cm saat ngaceng maksimal dengan bentuk kontol yang tegak lurus, jembut Rama tidak terlalu lebat dan pajang hanya pas untuk menutupi area pangkal kontolnya, kemudian ada dua telur Rama yang menggantung di bawah kontolnya tak terlalu besar namun akan penuh saat berada dikepalan tangan Andi yang mungil. Setelah puas memperhatikan, Andi dengan telaten memainkan kontol Rama, ia elus lembut kepala kontol itu seperti mengelus hewan piaraan, ia remas gemas dengan pelan batang kontoln itu.
“wah burung mas rama gede ya….. keras juga…..” sambil mengelus kontol yang ada dihadapannya itu. Rama tertawa kecil melihat tingkah laku adiknya yang lucu itu. Andi elus pelan kontol itu dan kini ia menggunakan dua tangannya karena kontol Rama mulai bangun, ia elus, remas, dan kocok kontol itu memberikan kenikmatan tersendiri pada Rama yang berusaha untuk menahan nafsunya.Rama kemudian terkejut saat tiba-tiba Andi mengecup kontolnya dan mengendusnya, Rama menggelinjang dengan perlakuan adiknya dikontolnya.
“emh….. burung mas rama bau acem, ayo mandiin burugnya mas” adunya kepada sang empunya yang sedang menikmati permainan tangan kecilnya di kontolnya.
"ha….. ndak usah nanti biar mas aja yang mandiin” ucap Rama sambil terus menikmati sentuhan Andi di kontolnya yang sedikit demi sedikit mulai ngaceng.
“ya udah deh ngak mau main lagi, burung mas bau acem….. adek ndak suka bau acem” kemudian ia bergegas berdiri dan hendak meninggalkan Rama yang sedikit kecewa main ditinggal saat sedang enak-enaknya.
“eh dek….. ndak dicium dulu burungnya? Masa ditinggal gitu aja” ucap Rama yang ingin merasakan kecupan bibir adiknya sekali lagi di kontolnya.
“ha….. kenapa?” tanya Andi yang kemudian kembali kehadapan abangnya yang masih mengangkang itu.
“nanti burungnya ndak mau main lagi sama adek gimana?” ucap Rama beralasan.
YOU ARE READING
Berdua dengan Adik
FantasyIni pertama kalinya aku mengasuh adikku yang masih balita sendirian, apakah aku bisa menjaganya dengan baik? atau malah sebaliknya?