#4#

64 10 0
                                    

Sudah sekitar 1 minggu setelah pertemuan Jongin dengan Sehun, mereka tidak pernah lagi bertemu. Jongin juga sering mengirim pesan pada Sehun tapi tak pernah dibalas, jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Tapi sebisa mungkin si tan itu memahami keadaan Sehun yang sibuk dengan pekerjaannya dari kemarin-kemarin. Sekarang ia sudah tidak bisa lagi menahan untuk tidak menelpon. Jongin sudah mendial kontak Sehun sebanyak 5 kali dan tak dijawab satupun. Ini adalah hari minggu dan sudah malam, ia yakin Sehun punya waktu luang. Si tan masih terus berusaha hingga pada telepon yang kesepuluh kalinya, ia memekik senang karena Sehun menjawabnya.

"Sehunnie... akhirnya kau menjawab teleponku. Aku mengkhawatirkanmu dan juga.. merindukanmu" ucap Jongin diakhiri dengan lirih saat mengucapkan rindu dan ia rasa pipinya memerah. Tapi ia juga jujur kalau merindukan Sehun.

"Bisakah jangan menggangguku?! Kau itu seperti hama! Berapa kali kukatakan jangan menghubungiku dulu! Apa kau memang tidak punya telinga?! Kau juga tidak punya otak?!" Marah Sehun dengan nada yang tinggi membuat Jongin sedikit menjauhkan ponselnya dan memejamkan mata mendengar segala amarah Sehun.

"Maaf.. aku tidak bermaksud mengganggu.. kau tidak menjawab pesanku sama sekali, Sehun. Aku hanya.."

"Diam dan simpan omong kosongmu jalang rendahan!"

"S-sehun bisa kita bertemu.. hallo?" Belum sempat Jongin bertanya Sehun sudah mematikan teleponnya. Lagi dan lagi ini terulang. Jongin memandang sedih ponselnya. Ia hanya ingin bertemu saja dan Sehun seperti enggan padanya. Ia kemudian menatap langit malam dari jendela kamar dengan mengelus lengannya yang terasa dingin dibalik piyamanya. Selama ini tidak ada kehangatan sama sekali seumur hidupnya. Tidak pernah ia merasakan pelukan hangat dari orang yang mencintai dan yang ia cintai. Jongin selalu sendiri, bahkan mencintai pun ia butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Jongin juga terhanyut dalam pikirannya yang sekarang sudah menjalin hubungan rahasia bersama Sehun. Ia senang bisa dekat dan seperti memiliki Sehun, tapi ia harus membayar dengan hatinya yang disakiti oleh setiap ucapan yang keluar dari mulut pria Oh itu.

"Tuhan.. aku hanya mengikuti hatiku untuk berjuang mendapatkan cinta Oh Sehun.. aku tidak akan menyerah sampai aku sendiri yang lelah dan sadar jika Sehun tidak bisa kugapai. Tapi kini, biarkan aku melakukan apa yang menurutku benar.." monolog Jongin berusaha menyemangati dirinya sendiri. Ia masih bertekad untuk membuat Sehun juga mencintainya. Ia tidak akan menyerah.

.

.

.

Sedangkan ditempat Sehun, pria Oh itu kini menginap dirumah kedua orangtuanya bersama kedua anaknya. Baekhyun tidak ikut karena ada pemotretan majalah di New York. Pria pucat itu kini berdiri dibalkon kamarnya yang menghadap ke taman belakang mansion. Ia sedang menenangkan dirinya setelah ditelepon oleh 'Jalang pengganggu' menurutnya. Sehun selalu naik darah jika sudah berhubungan dengan Jongin. Walaupun ia juga sangat suka membuat pria tan itu ketakutan karenanya, tapi Sehun membenci sikap Jongin yang selalu mengganggunya diwaktu yang tidak tepat.

Seperti tadi, saat ia sedang makan malam bersama anak-anak, kedua orangtuanya dan adiknya, Jongin menelponnya berkali-kali. Ia sudah membisukan suara ponselnya tapi tetap saja si tan itu begitu gigih. Hingga akhirnya setelah makan malam selesai, Sehun langsung menerima telepon dan memarahi Jongin yang menyapanya dengan riang. Ia membentak dan menghina si tan lalu mematikan sepihak telepon tersebut.

Sehun benar-benar pusing. Hidupnya kini terasa begitu rumit karena hubungannya dengan Jongin. Ia juga merutuki dirinya saat itu yang berakhir menyetujui permohonan tanggungjawab perbuatannya pada Jongin. Ia menyesal dan merasa bersalah pada keluarga kecilnya. Tapi jika mengakhirinya, Sehun juga takut jika Jongin mengungkapkan semuanya didepan Baekhyun bahkan keluarganya. Sehun belum siap menghadapi kekecewaan Baekhyun dan amarah ayahnya. Lamunannya tiba-tiba terhenti saat suara adiknya melantun membuatnya tertoleh kesebelah kanan dan menatap adiknya tajam.

WAR IN LIFE : REVENGE & AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang