Jgn lupa vote 'n comment ya!
Selamat membaca~~〜 || Paid Wife - 12 || 〜
Layaknya pesta pada umumnya, banyak hidangan yang tersedia di sini. Namun, Jaemin tak berselera sama sekali. Tak ada yang menggugah baginya.
Rasanya sangat lelah dan energinya sudah terkuras habis. Duduk diam di sini menjadi tantangan paling sulit bagi Jaemin. Pasalnya acara ini berlangsung berjam-jam dan entah sampai kapan berhentinya. Sudah berkali-kali Jaemin mengeluh pada Mark. Tapi Mark hanya menjawab seadanya, "Berlatihlah memaku bokongmu di kursi karena ini akan sering kau lakukan nantinya."
Decakan kesal tak bisa Jaemin tahan. Apa-apaan? Mark menyuruhnya memaku bokong? Iya, iya, Jaemin tahu kok maksudnya. Tapi apa iya bakal sesering itu mendatangi acara seperti ini jika sudah menjadi istri Mark?
Kalau iya, lebih baik Jaemin tak pernah datang lagi dengan alasan menjaga Jisung di rumah. Lagian siapa sih ketua panitianya yang membuat acara ini sampai larut malam? Bikin susah saja.
Semua macam makanan ada tepat di depan mata Jaemin. Bahkan segala macam minuman juga tersedia. Tapi itu tak memancing nafsu makan Jaemin. Ia sama sekali tak terpengaruh dengan itu sampai Yeri yang duduk semeja dengannya memaksanya untuk minum segelas air putih. "Setidaknya minumlah ini agar lehermu tidak kering."
"Terima kasih, tapi maaf aku sedang tidak haus...."
"Ayolah. Bukankah tamu seperti kita harus menghormati yang punya acara?"
"Iya, tapi aku tidak ingin minum. Tolong jangan memaksaku."
"Kalau Jaemin tidak mau, jangan dipaksa Yeri," tekan Mark membuat Yeri terdiam sejenak sebelum ia menjawab, "Ini pertama kalinya dia di sini jadi dia harus diajarkan untuk menghargaimu Mark, secara kau dan Jeno lah pemilik acara ini."
"Apa?" Jaemin membulatkan matanya.
"Dia mau datang menemaniku itu juga sudah termasuk menghormati kami bukan?" bela Mark.
Sementara itu, Jaemin mengedipkan matanya berkali-kali. Jadi dua orang di sampingnya ini pemilik acaranya? Astaga, seharusnya ia tidak bersikap seperti tadi di depan Jeno. Memalukan.
Rasa bersalah terus menggerogoti Jaemin, karena itu ia segera mengambil gelas yang Yeri ulungkan padanya tadi dan meminumnya. Hanya air putih biasa, tapi kenapa rasanya agak... aneh?
Menyimpannya di dalam mulut, Jaemin jelas tak bisa meminum ini. Sebenarnya ini air apa? Apa orang-orang kaya seperti mereka minum air aneh seperti ini? Lidah Jaemin tak terbiasa dengan itu.
Sempat memberi kode pada Mark namun Mark justru menyuruhnya untuk tetap minum. "Kenapa? Jangan dibuat kumur-kumur. Minum."
Ya, pada akhirnya Jaemin menegak habis air yang tadi ia tahan menggunakan lidahnya. Raut tak suka tampil di wajahnya sambil mengecap-ngecap berusaha menghilangkan rasa aneh itu.
"Ada apa Jaemin? Apa itu tidak enak?" tanya Jeno.
Jaemin menjawab seadanya dengan anggukan kecil.
Tanpa basa-basi Jeno langsung mengambil dessert ice cream dan hendak memberikannya pada Jaemin namun dengan cepat ditepis oleh Mark.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paid Wife | Markmin [ON GOING]
FanfictionPertemuannya dengan Mark Lee membuat Jaemin terperangkap di dalam lingkaran kehidupan semu yang terpaksa harus ia jalani demi menutup biaya pengobatan ibunya yang mengidap penyakit jantung. Bukan hal yang mudah menjadi istri bayaran seorang Mark Lee...