〜 || Paid Wife - 16 || 〜
"Selesaikan yang tadi dulu, Jisung. Mereka kenapa?"
Kalau begini percuma saja Jisung berusaha mengalihkan perhatian Jaemin. Ujung-ujungnya Jaemin juga menanyakan itu. Sesuatu yang mungkin akan membuat Jaemin semakin terpuruk. Maka dari itu, Jisung bertekad untuk menyembunyikannya dari Jaemin.
"Jawab pertanyaan bunda. Mereka sedang apa dan kenapa kamu tiba-tiba mukul dia?"
"B-bunda mereka... Ah, maksudku wanita itu menggoda ayah, makanya Jie geret lalu Jie pukul dua pipinya."
"Ohh..." jawab Jaemin dengan santai.
"Bunda ga marah sama sekretaris baru ayah itu?"
"Sama sekali engga. Itu sudah biasa, Jie. Banyak yang begitu ke ayahmu dari dulu. Untuk apa bunda marah? Lagipula sekarang bunda punya Jisung yang akan selalu di pihak bunda, bunda benar 'kan?"
"Iya."
'Andai bunda tahu yang sebenarnya. Jisung yakin bunda ga akan bisa memaafkan ayah untuk kesekian kali.'"Tapi bukan seperti itu cara menyikapinya. Jika dia wanita, maka kamu tidak boleh bermain tangan dengannya."
Jaemin bergerak memegang tangan Jisung dan berkata, "Gunakan tanganmu ini untuk membuat program yang spektakuler, yang berguna buat semuanya. Bunda yakin Jisung bisa jadi programmer hebat seperti yang Jisung impikan." Kalimat Jaemin ditutup dengan senyumnya yang paling indah.
"Bunda...tau?" tanya Jisung sedikit membulatkan mata, tak menyangka jika bundanya tahu tentang impian terbesarnya. Ah, pasti bunda sempat membaca sticky note itu.
"Ya. Lain kali jangan menempel apapun di layar komputer ya...."
Jisung tersenyum malu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jaemin memang ahlinya meredakan emosi tak terkontrol remaja puber seperti Jisung. Masih untung ia tidak berhadapan langsung dengan Mark. Api bertemu api, bisa kebakaran satu gedung ini.
Meski emosinya mereda, tapi tidak dengan dendamnya. Ia masih sangat geram dengan ayahnya yang sudah berani mempermainkan bundanya. Jisung takkan pernah terima jika Jaemin diperlakukan seperti ini.
Jaemin mengeluarkan satu benda dari kantong celananya dan menyerahkan itu pada Jisung. "Ayo makan di resto berdua...."
"B-bunda ini...?"
"Ayah yang membelikanmu untuk latihan. Jangan lupa berterima kasih pada ayah nanti."
Benda kecil yang menyerupai sebuah kartu. Yup, itu kunci mobil tesla yang Mark belikan untuk Jisung. Meski kerap kali bertengkar dengan Jisung karena perlakuannya pada Jaemin, Mark tetap tak melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.
"Kalau cuma buat latihan, sementara pakai mobil ayah dulu ya," bisik Jaemin di telinga Jisung. Agaknya ia tak rela jika mobil sekelas tesla harus menjadi bahan percobaan di tangan ajaib Jisung. Selain tesla-nya akan hancur lebur, uang Mark yang tak terhitung digitnya juga akan melebur hangus bersama tesla itu.
•••
"Yah, Jisung mau pinjam mobilnya sebentar." Jisung melenggang masuk ke dalam ruangan Mark dengan menatap sinis wanita yang baru menyandang jabatan sebagai sekretaris di sini.
"Mau kemana?"
"Ke resto sama bunda."
"Ini...."
Setelah mendapat kunci mobil milik ayahnya, Jisung beranjak pergi dari ruang itu. Tapi langkahnya terhenti tepat sebelum kakinya menapak keluar pintu. Ia berbalik sejenak dan tersenyum pada Mark. "Terima kasih, Ayah."
![](https://img.wattpad.com/cover/361135077-288-k33754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paid Wife | Markmin [ON GOING]
FanficPertemuannya dengan Mark Lee membuat Jaemin terperangkap di dalam lingkaran kehidupan semu yang terpaksa harus ia jalani demi menutup biaya pengobatan ibunya yang mengidap penyakit jantung. Bukan hal yang mudah menjadi istri bayaran seorang Mark Lee...