Nara Sayang Bunda

531 32 11
                                    

〜 || Paid Wife - 24 || 〜

Setelah sidang perceraian beberapa hari yang lalu gagal, kini Mark tengah terbaring di ruangan serba putih. Ya, apalagi kalau bukan rumah sakit untuk melakukan operasi.

Sebenarnya tidak mudah, operasi pengangkatan chip itu berisiko tinggi pada fungsi otaknya karena terhubung langsung ke bagian pusat kontrol gerak.

Namun tekad Mark sudah sangat bulat. Ia tidak ingin usahanya membawa pulang Jaemin kembali berujung sia-sia hanya karena benda sialan ini.

Sementara pemilik benda tersebut, Yeri, kembali dijatuhi hukuman karena telah melakukan operasi ilegal yang dapat membahayakan orang penting seperti Mark Lee. Itu terbukti berkat lembaran palsu yang bercetak dari salah satu rumah sakit di Auckland.

Beberapa hari kemudian....

Hari sudah mulai memasuki jam makan siang, tetapi Jeno dan Jaemin masih berkutat dengan berkas-berkas di ruangan Jeno. Ah, bukan, sepertinya hanya Jeno yang serius melakukan pekerjaannya.

Sudah dari pagi Jaemin nampak lesu di bangkunya. Hanya memeriksa isi laporan pun rasanya tak minat sama sekali. Padahal hampir sebagian besar pekerjaan sudah dilemparkan ke meja Jeno, Jaemin tinggal menggarap sisanya.

Tapi tetap saja Jaemin tak memandang minat. Semua itu karena Mark. Jaemin sudah mengirim surat gugatan cerai namun Mark tak kunjung membalasnya.

Ini yang kesepuluh kalinya Jaemin melempar surat pada Mark, namun ia kembali mendapat udara kosong. Mark tak menggubrisnya. Entah apa yang sedang dilakukan Mark. Ayolah, Jaemin hanya ingin bebas.

"Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Jeno yang sudah bosan melihat kejenuhan Jaemin. Gelengan kecil ia dapati dari adiknya itu.

"Katakan saja."

"Tidak ada, Kak."

"Ya sudah. Kesinikan semua laporan di mejamu itu biar kakak yang cek."

"Terus aku ngapain?"

"Telfon Renjun dan ajak dia pergi."

"Pergi kemana?"

"Terserah, yang penting kamu happy. Bosen kakak liat muka suram kamu."

"Dih!" ketus Jaemin terdengar menggema. Sudah tahu mood-nya sedang buruk, kakaknya ini malah semakin memperburuk suasana hatinya.

"Ya udah nih Nana pergi." Jaemin mulai melangkah keluar dan kembali berbalik badan setelah mendengar Jeno memanggilnya.

"Jaemin!"

"Apa?" jawab Jaemin sambil menaikkan kedua alisnya.

"Nih, habisin uang kakak." Jeno menyodorkan blackcard miliknya yang diterima langsung oleh Jaemin.

"Sombong," ujar Jaemin sebelum melengos pergi.

Dan di sinilah Jaemin berada, sebuah panti asuhan yang ternyata diam-diam didonaturi oleh Renjun. Kedatangan mobil putih milik Renjun di halaman panti membuat anak-anak yang ada di situ berlarian mengerubungi mobil.

Paid Wife | Markmin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang