I Just Want Your Hug, Jaemin

305 24 9
                                    

Hari ini double up.

Besok juga double up.

Fyi, minggu depan author uda mulai UTS jadi jangan berharap apa-apa dulu yaaa hihihi....

Kalo minggu depan author update berarti itu bonus buat kalian mwehehe (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)
















〜 || Paid Wife - 19 || 〜

Pagi-pagi sekali Jisung tengah bersiap. Bukan, bukan untuk bersekolah, tapi untuk bertemu dengan Jaemin. Berhubung hari ini sudah libur sehabis ujian kemarin selesai, Jisung ingin menghabiskan waktunya dari pagi bersama Jaemin. Ia pergi berpamitan kepada Mark setelah bertengkar dengan dirinya sendiri antara mau berpamitan atau tidak perlu.

Tok tok tok

"Yah?"

Tok tok tok

"Ayah?"

Tentu saja tak ada jawaban dari dalam sana karena yang dipanggil saja masih terlelap. Alhasil Jisung terpaksa membuka sendiri pintu itu. Ia masuk dan menarik tirai jendela yang super besar itu hingga cahaya mentari pagi mulai menimpa wajah Mark.

Seminggu jauh dari Jaemin membuat kebiasaan Mark menjadi berubah. Yang biasanya Jaemin sudah membangunkannya pagi-pagi, kini Mark lebih memilih untuk memejamkan kembali matanya meski Jisung sudah berdiri menunggunya bangun.

"Bangun dulu Yah," pinta Jisung ketika menyadari kalau Mark sudah terbangun namun masih terpejam.

"Jie itung sampe tiga kalau ayah masih ga bangun Jie tinggal pergi nih.... Satu.... Dua...."

"Hmm."

"Yah?"

"Hmm?" Alis camar Mark menaik namun matanya masih belum juga terbuka membuat Jisung kesal. Tinggal bangun sebentar saja apa susahnya. Atau minimal buka mata lah.

"Oke, Jie pergi dulu ya."

"Pagi-pagi mau kemana?" tanya Mark dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ketemu sama bunda. Udah ya, Jie mau cepet-cepet. Dah, Ayah...." Jisung segera berlari sebelum langkahnya terhenti karena panggilan dari ayahnya.

"Jisung tunggu!" Dalam sekejap mata Mark bangkit dan mencegah Jisung pergi.

"Ayah ikut."

"Ayah ga kapok diusir Om Jeno lagi?"
"Nanti Jie video call aja ya Yah?"

Tanpa menunggu persetujuan dari Mark, Jisung langsung berlari keluar, menuruni lift dan tiba di parkiran mobil. Sudah ia duga kalau berpamitan dulu pasti Mark minta diajak. Seharusnya ia tak perlu pamit tadi, atau berbohong sedikit tak apa lah daripada tidak diperbolehkan masuk oleh satpam dan malah berujung berkelahi di depan rumah orang.

Mark yang ditinggalkan putranya pun kembali duduk di tepi ranjang untuk mengumpulkan nyawanya. Surai blonde-nya disibak ke belakang lalu tangan Mark bergerak menangkup wajahnya sendiri.

Sesekali matanya melirik sendu sisi kosong ranjang yang biasa ditempati Jaemin. Hari kian terasa suram bagi Mark tanpa adanya Jaemin di sisinya.

Tapi waktu tak punya telinga, ia tetap berjalan tanpa lelah meski seseorang memanggilnya untuk berhenti. Mau tak mau Mark harus tetap bersiap untuk memulai pekerjaannya hari ini.

•••

Berjalan santai tak menemui hambatan, tesla yang dikendarai Jisung tiba dengan smooth di depan gerbang hitam megah rumah Jeno. Kedatangannya disambut baik oleh satpam yang sedang berjaga.

Paid Wife | Markmin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang