AWY 10

234 25 3
                                    

Suasana sore dengan dedaunan pohon berjatuhan karna hembusan angin, laki-laki beriris mint itu duduk diatas batu dengan seorang kakek tua yang sedang merokok dengan rokok antik miliknya

Tangannya bergerak pelan membolak-balik pedang digenggamannya, kilatan pedang yang menandakan pedang tersebut diasah dengan sangat baik

"Apa kau tidak pulang lagi, nak?"

"Pulang? Memangnya aku selama ini punya rumah untuk pulang? Rumah hanya sebuah bangunan bagiku,"

Kakek didepannya menghembuskan asap rokoknya, topeng tengu yang bertengger dikepalanya memperlihatkan separuh wajahnya walaupun masih tidak terlalu kelihatan

Orang-orang Hyottoko/Penempa pedang memang sangat menjaga privasi mereka sebagai penempa pedang khusus Pembasmi iblis

"Apakah wanita itu tidak memperlakukanmu dengan baik?"

Pertanyaan yang membuat Muichiro terdiam kaku dalam persekian detik, ia menelan ludahnya kasar dan kembali menunduk

"Aku lebih nyaman disini, Tetsuido-san."

"Itu bukan jawaban dari pertanyaanku,"

Laki-laki itu mengulum bibirnya, kakek didepannya ini sudah dianggap sebagai orang tuanya sendiri oleh Muichiro, kapan pun Muichiro butuh telinga untuk mendengar keluh kesahnya, Penempa pedang setianya yaitu Tetsuido selalu ada untuknya

Walaupun usia orang itu sudah sangat rentan, tidak membuatnya berhenti untuk menempa pedang terbaik untuk Pilar kabut

"Dia..dia..orang yang selalu membangunkanku dengan lembut dipagi hari meski hanya dengan panggilan dari luar pintu..." Tetsuido menatap kearah Muichiro dan mendengarkan anak itu dengan seksama

...dia selalu memasak makanan kesukaanku, tidak pernah marah meskipun aku selalu membentaknya, tidak suka melihat sesuatu yang berantakan dan kotor---dan..."

"Dan?"

...dia orang yang selalu mengkhawatirkan keadaanku, orang yang paling tidak suka melihatku sakit."

Air mata sudah berkumpul dipelupuk matanya seakan-akan akan tumpah, tidak ada habisnya dadanya sesak jika bercerita dengan Tetsuido

Mengusap kedua matanya dengan jarinya menghentikan air mata itu jatuh lebih dulu, dan mengibaskan poni yang menutupi dahinya ke belakang, seolah-olah dia merasa frustasi dengan semuanya

"Aku tidak pernah bertemu dengan wanita seperti itu selama aku hidup." Balas tetsuido, kakek itu turun dari batu dan mendekat kearah Muichiro

Sedangkan laki-laki itu mengadah keatas sembari menghela napas, dan ikut turun dari tempat duduknya dan berdiri dihadapan Tetsuido

"Ternyata yang bermasalah selama ini adalah kau sendiri, Muichiro."

"Aku tau, tetapi kenapa dia tidak pernah membenciku? Walaupun sikapku terlalu kejam padanya?"

Kedua tangan Tetsuido terangkat dan meletakkan tangannya pelan dikedua bahu tegap Muichiro, membuat laki-laki menatap orang tua didepannya dengan tatapan penuh pertanyaan

"Jika kau berharap dia membencimu disaat dia mencintaimu, maka dia akan membencimu saat kau mencintainya."

Menurunkan tangannya dari bahu Muichiro, padahal pemuda didepannya lebih tinggi darinya, memakai kembali topeng tengunya dan berbalik dari hadapan Muichiro

Ia masih berdiri dan menoleh sebentar kebelakang, kearah Muichiro.

"Sadarlah, Nak. Kau sedang menikahi malaikat."



***



Tangannya mencengkram sisi meja Rias dengan kuat, tatkala tubuhnya bergetar menahan rasa sakit yang menjalar dari bahu sebelah kirinya

All With You - Tokito muichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang