2. What Love Truly Means

23.5K 1.8K 56
                                    

Gayatri menyetir mobilnya keluar dari perumahan tempat rumah keluarga Satya Adhyaksa. Setelah sesi fitting-nya sedikit banyak diinterupsi Romi, ia mau tidak mau harus hengkang saat itu juga. Tidak mungkin Romi yang diusir mengingat bahwa laki-laki satu itu punya kesibukan segudang yang membuatnya jarang bertemu Adhisty.

Helaan keras keluar dari mulut Gayatri. Walau Romi terlihat begitu sibuk dan Adhisty selalu curhat betapa sebalnya ia pada si pacar, tetapi, setiap kali melihat mereka, Gayatri sadar, ada cinta yang tak terbendung yang selalu mereka keluarkan bahkan hanya dari tatapannya.

Gayatri mengenal Romi sejak masih kecil. Sejak usianya belasan tahun di pesta makan malam keluarga Darmawan—salah satu pengusaha perkebunan sawit. Romi lebih tua, sepantaran Darma. Perawakannya biasa saja. Dengan tubuh kurus dengan kacamata membingkai, ia tampil sangat kutu buku dengan menjinjing novel-novel klasik yang tebal.

Cowok aneh. Itu pendapat Gayatri.

Tak lama, Romi menghilang karena kesibukannya kuliah dan tidak pernah memunculkan batang hidungnya di pesta. Hingga suatu hari, ia kembali setelah kelulusan dan akan menyelesaikan masa magangnya sebagai dokter. Saat itu, Gayatri bahkan harus memastikan bahwa cowok di depannya adalah Romeo Wiguna yang ia kenal.

Penampilannya berbeda dengan tubuh yang lebih berisi dan liat. Tak ada kacamata di wajahnya. Ia melakukan tindakan operasi lasik. Katanya, biar lebih mudah melakukan tindakan karena agak merepotkan dengan kacamata.

Dia berubah. He becomes... hot. Romi berubah seperti tokoh-tokoh magical girl dalam anime yang sering ditonton orang-orang. Ia menjadi dewasa dan tampan. Dan... menawan.

Setiap orang yang berada di pesta langsung menengok ke arah Romi. Siapapun! Termasuk, Gayatri. He becomes one of the hottest bachelor at the party. Hanya Adhisty yang tidak memalingkan wajah, bahkan menganggap perubahan itu biasa saja.

Sikap aneh yang baru Gayatri tahu belakangan alasannya—lebih tepatnya, ketika lulus kuliah. Karena secara tiba-tiba, Romi datang ke London hanya untuk menyambangi upacara kelulusan Adhisty. Ternyata, Adhisty dekat dengan Romi, tak tahu sejak kapan. Mereka berpacaran sejak tahun ketiga perkuliahan Adhisty dan akhirnya mempublikasikannya ketika Adhisty lulus kuliah.

Adhisty tak pernah menyimpan rahasia pada Gayatri. Begitupula, sebaliknya. Mereka selalu bercerita tentang apapun. Apalagi soal, laki-laki. Tetapi ternyata, setelah hubungan Adhisty dan Romi terkuak saat mereka lulus kuliah, barulah Gayatri sadar. kalau dipikir-pikir, hanya Gayatri yang bercerita soal cowok yang disukainya. Adhisty lebih banyak diam.

Entahlah. Gayatri tidak tahu. Ia juga tidak mau mempermasalahkan itu. Ia bahagia dengan Adhisty walau malu setengah mati karena selama hampir setahun, Gayatri bisa non-stop membicarakan Romi yang datang dengan kerennya ke pesta. Bahkan, Gayatri pernah bilang kalau ia tidak sabar pulang liburan semester ke Indonesia untuk melihat si keren Romi dan gebrakannya.

Ya, Tuhan! Malunya! Kalau Gayatri tahu, ia pasti akan menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak berteriak sesumbar tentang Romi seperti jalang begitu di depan Adhisty.

Gayatri mengarahkan mobilnya ke arah sebuah bangunan kecil di daerah Cikini. Gedung itu berdesain minimalis. Tulisan Adhyaksa Foundation tertera di depan pintu.

Gedung itu merupakan aset milik Satya Adhyaksa, pamannya dan juga ayah dari Adhisty. Selain menjadi tempat kepengurusan program CSR, di dalam sana, ada pula Tell Tales, perpustakaan kecil yang dikelola oleh Dafina, istri Satya.

Sementara, di dekat pintu masuk, ada kafe dan toko kue milik Kartika, adiknya. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, Kartika malah memilih untuk membuat bisnisnya sendiri membuat toko kue alih-alih masuk ke grup Adhyaksa. 

Business UnusualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang