"Jika memang Anggita adalah reinkarnasi dari Songgolangit, maka akulah Klono Sewandono nya. Akan ku rebut dia dari Bara Bawana, apapun resikonya"
Kelana tak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi dari seorang raja di masalalu. Hatinya terpikat pada A...
Ucap seseorang mengetuk pintu rumah Kelana. Ibu Kelana bergegas keluar membukakan pintu
"Wa'alaikumsalam, lhoo nak Lisa, masuk nduk, Lana masih mandi" Sambut Ibu Kelana.
"Oh inggih bu, permisi nggeh" Lisa mencium tangan ibu Kelana kemudian masuk dan dipersilahkan duduk di sofa ruang tamu.
"Gimana kabarnya nduk ? Kayaknya lama banget ndak main kesini, ibu sampe kangen" ucap Ibu Kelana.
Lisa hanya tersenyum dan tersipu malu mendengar ucapan ibu Kelana. Ingatannya memutar kembali saat ia masih dekat dengan Kelana dulu, ia sering datang ke rumah Kelana untuk mengerjakan tugas kuliah bersama atau sekedar sharing membahas perkembangan organisasi yang mereka ikuti.
"Nduk, kok diem aja sambil senyam senyum" Kata Ibu Kelana sambil menepuk pundak Lisa.
"Oh mboten bu, mboten nopo nopo" Lisa tersentak dari lamunannya.
"Bu, ngapunten saya titip ini nggeh untuk Mas Lana. Ngapunten saya buru buru" ucap Lisa sambil mengeluarkan secarik kertas dari tasnya dan memberikan pada Ibu Kelana.
"Lho kok buru buru nduk, gak nunggu Kelana selesai mandi dulu ?" Ibu Kelana terkejut setelah membaca tulisan itu sambil menatap Lisa yang mencium tangannya lalu segera bergegas pamit.
Kertas pemberian Lisa itu diletakan di atas meja ruang tamu oleh Ibu Kelana. Kelana yang baru keluar dari kamar mandi melihat ada secarik kertas di meja langsung mengambil dan membacanya.
"Buk, kertas nopo niki buk ?" Teriak Kelana pada ibunya yang ada di dapur.
"Dari Lisa itu le, ibu ndak tau, coba kamu liat sendiri" jawab ibu Kelana.
Kelana kemudian duduk dan mebaca surat dalam amplop tersebut.
Assalamualaikum kak
Ini Lisa, gimana kabarnya ? Semoga sehat ya....
Kak makasih banyak udah sabar ngajari Lisa waktu kuliah dulu, maaf ya kalo Lisa sering bandel susah diajari. Lisa mau ngucapin makasih banyak udah mau jadi temen Lisa. Terimakasih udah hadir di kehidupan Lisa dan ngasih semangat baru buat Lisa. Indah banget ya kak kalo inget momen momen itu. Tapi maaf kak sekarang Lisa udah beda.
Maaf ya kak Lisa tiba tiba ngilang gitu aja setelah magang dulu. Maaf kak kalau kesannya Lisa cuma ngasih harapan palsu ke kakak dengan minta kakak buat berjuang jalur langit tapi akhirnya kakak Lisa tinggal.
Kak, Lisa sekarang udah nemu sosok yang selalu ada buat Lisa, sosok yang akan jadi pemimpin Lisa di dunia dan di Akhirat kelak. Kak Lisa pamit nggeh. Maafin Lisa gak bisa pamit secara langsung cuma berani ngomong lewat surat aja. Diamplop itu juga ada undangan pernikahan Lisa, dateng ya kak. Lisa harap Kak Lana bisa ikhlas dan bisa nemu orang yang lebih baik dari Lisa.
Terimakasih buat semuanya kak, Lisa pamit.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Tanpa disadari, air mata Kelana jatuh membasahi surat pamit dari Lisa. Tak sanggup rasanya Kelana harus membaca undangan pernikahan dari orang yang pernah ia cintai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Alhamdulillah, selamat ya dek. Mungkin ini akan jadi kado terindah dihari ulang tahunmu tahun ini, alhamdulillah" gumam lirih Kelana sambil mengusap air matanya.
"Le, kenapa kamu ??" Tanya Ibu Kelana sambil memegang pundak putranya.
"Mboten bu, Lana ndak papa, cuma kelilipan aja, mpun nggeh buk Lana mau ganti baju, keburu telat" jawab Kelana sambil meletakkan undangan di meja, dan segera ke kamar untuk ganti baju.
"Le, ibu sudah tau apa yang kamu rasakan, yang sabar ya le, sing ikhlas. Ibu tau kamu kuat" ucap Ibu Kelana dari balik pintu kamar Kelana.
Kelana merasa tak bersemangat untuk mengajar hari itu. Pikirannya berkecamuk, entah senang sedih ia tak bisa merasakannya. Ia membatalkan niatnya untuk mengajar di kampus dan hanya memberikan tugas untuk mahasiswanya, Kelana kemudian menuju rumah Angga sahabatnya untuk sekedar bercerita tentang apa yang ia alami.
Sesampainya dirumah Angga ia kemudian bercerita kepada sahabatnya itu dengan tatapan yang masih kosong dan kondisi yang setengah linglung.
"Lisa mau nikah ngga" ucap Kelana membuka obrolan.
"Wah asik nih makan makan kapan itu Lan ?" jawab Angga sambil terkekeh.
"Matamu ngga, temennya sedih bukan dihibur malah ditambahin pikiran" jawab Kelana penuh emosi.
"Hehee maaf Lan. Yang sabar Lan. Dia jadi nikah sama cowok itu ?" Tanya Angga.
"Iya Ngga, namanya Fahmi ternyata, nih liat aja undangannya" ujar Kelana sambil memberikan undangan ke Angga.
"Eem bentaar tak baca dulu, okee jadi tanggal 2 nanti dia nikah, oke nanti aku temenin kalo kamu dateng, sekarang kamu tenangin diri kamu dulu, percuma kamu tangisi, dia gak akan kembali" ucap Angga sambil menyeruput kopi.
"Sekuat apapun kamu menahan, yang pergi akan tetap pergi Lan. Sekuat apapun kamu menghindar, yang datang akan tetap datang. Hidup seperti secangkir kopi, memang pahit, tapi kita harus terbiasa menikmatinya. Aku tau kamu kuat" Angga menyemangati Kelana.
Hari itupun tiba, berangkatlah Angga dan Kelana ke acara pernikahan Lisa. Disana tampak Kelana hanya duduk terdiam dan membisu memandang Lisa yang bersanding dengan orang lain di pelaminan. Sedangkan Angga tampak asyik menyantap berbagai menu makanan yang ada di acara pesta itu.
"Kamu ndak makan Lan ?" Tanya Angga sambil menyendok nasi.
"Kamu harus makan lho Lan, jangan sampe hatimu udah sakit, perutmu ikut sakit. Aku gak mau lho ya kamu suruh beli pro**g buat ngobatin sakit lambungmu itu" lanjut Angga.
Kelana hanya menoleh ke arah Angga.
"Aku harus kuat, aku harus nekat menyalami Lisa Ngga. Setelah itu aku tutup semua cerita tentang Lisa." Kata Kelana sambil beranjak dari tempat duduk dan berjalan ke pelaminan.
Kelana bersalaman dengan ayah dan ibu Lisa yang sudah ia anggap orang tuanya sendiri, kemudian ia bersalaman dengan laki laki yang kini menjadi suami Lisa.
"Selamat ya mas, kamu yang memenangkan pertarungan doa di langit" ucap Kelana dengan senyum tipis di bibirnya.
"Selamat ya dek, kamu sekarang udah bahagia, terimakasih buat semuanya. Ternyata yang memintamu bukan cuma aku, dan sepertinya doamu bertemu dengan doanya di langit, bukan dengan doaku. Aku pamit" Kelana mencoba meneguhkan hatinya saat bersalaman dengan Lisa. Setelah itu ia memilih berjalan keluar tanpa menggubris panggilan dari Lisa.
Sesaat setelah mereka keluar dari tenda pernikahan. Angga menghentikan langkahnya.
"Bentar Lan, itu ada Diesel, kayaknya yang dipakek sumber listrik di nikahan dia. Gimana kalo kita matiin, mungkin gak akan membuat Lisa kembali, tapi setidaknya kamu bisa lega dan puas Lan." Ucap Angga memberikan ide konyolnya.
Kelana hanya mengangguk. Dengan segala kenekatan, Angga menutup lubang knalpot diesel itu dengan kue apem yang ia bawa. Kemudian Kelana mematikan saklar listrik diesel tersebut. Seketika musik yang terdengar keras langsung sepi senyap.
Duhai senangnya pengantin ba......
"Lari Ngga...." Teriak Kelana sambil berlari meninggalkan tempat itu.
"Maaf Lisa, bukan aku ingin mengacaukan hari bahagiamu, semua aku lakukan hanya untuk menutup rasa laraku, bahagialah dengan dia pilihanmu, AKU PAMIT"