(Extra Chapter) Langit Kelana

46 3 0
                                        

Pov : Kelana

Beberapa minggu telah berlalu, kehidupan kami berangsur kembali normal. Gita yang sudah pulih dari sakitnya kembali aktif belajar di kampus, begitu juga denganku yang kembali mengajar di kampus. Sore itu aku datang ke cafe tempat Angga bekerja, Latar Candi.

"Widiih, makin ganteng aja nih pak dosen." Kelakar Angga saat aku membuka pintu.

"Ah bisa aja kamu Ngga, es cappucino satu yak, biasa, gulanya dikit aja."

"Siap bos, ditunggu ya!" Jawab Angga sambil memainkan gelas.

Es cappucino pesananku telah tersaji meja. Sabetan kain serbet dari Angga membangunkan ku dari lamunan.

"Mikirin apa to Lan?" Angg menarik kursi dan duduk di depanku.

"Ah enggak Ngga, cuma keinget aja sama petualangan kita kemarin." Jawabku sambil memainkan batu mustika Samandiman.

"Iya juga ya, kalo dipikir - pikir, semua cerita itu bermula disini kan." Sahut Angga sambil menyeruput es cappucino.

"Aku masih gak percaya, ternyata kita bisa lewatin itu semua ya, gak expect banget sih. Eh bentar, kuwi kan Es ku to Ngga, kok kamu minum?" Jawabku sambil merebut es cappucino dari Angga.

"Aku juga gak nyangka sih, sekarang Renisa udah jadi pacarku." Angga meringis menunjukkan seluruh giginya.

"Lah? Udah jadian aja nih bocah." Ucapku terkejut.

"Edan... Edan, selamat bro, akhirnya gak jomblo lagi, terakhir kan kowe suka sama Nadya to? Tapi gak kesampean hahaha!" Ucapku dengan nada meledek.

"Oooo lambemu!" Angga melemparkan serbetnya yang langsung ditangkap oleh Anggita.

"Hadeh kalian ini, udah gede kok masih hobi berantem." Anggita menggeleng.

"Iya nih mbak Gita, Mas Angga sama Mas Lana gak pernah akur." Sahut Renisa dengan wajah cemberut menatap Angga.

"Eeh tuan putri, selamat datang di latar candi hehe." Sambut Angga yang langsung berdiri, memberi tempat duduk untuk Renisa.

"Seru banget kayaknya, lagi bahas apa nih?" Tanya Gita yang baru saja duduk disampingku.

"Ini nih dek, lagi bahas masalalunya Angga." Kataku sambil tersenyum melirik Angga.

"Masalalu? Sopo kuwi mas?" Ucap Renisa dengan nada tinggi, tangannya spontan menarik telinga Angga.

"A... Anuu dek, lagunya Inul. Masalalu biarlah masalalu, asik asik jos!" Angga mempraktekkan goyangan pedangdut Inul agar lepas dari jeweran Renisa. Sontak saja tingkah laku Angga membuat kami semua tertawa.

Aku sangat bahagia, bisa dikelilingi orang - orang yang ku sayang. Tinggal di tanah yang masih menjaga adat dan tradisinya. Hingga detik ini, aku masih belum menyangka jika diriku reinkarnasi dari Sang Prabu. Petualangan panjangku dan Angga tak akan pernah aku lupakan. Petualangan menggali jejak leluhur, membantu sesama dan tentunya petualangan panjang untuk menemukan dia, Songgo Langit ku.

Langit KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang