6 - Cookies Kebahagiaan

89 35 17
                                    

Jangan lupa untuk selalu berbagi kebahagiaan kepada orang lain, walaupun itu hanya sekecil buah duku.

•┈┈┈••✦ :💔: ✦••┈┈┈•


Menunggu bus di halte menjadi kegiatan Sera sehari-hari ketika akan berangkat sekolah, jika tidak diantar oleh Danantya tentunya.

"Kak, kakak sendirian?" tanya anak kecil yang duduk di samping Sera

Sera tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya

"Kok ngga diantar sama Bunda kakak?"

Entah ini anak ke berapa yang menanyakan hal yang sama ketika melihat Sera sendirian dengan raut wajah yang murung

"Ibu kakak ngga bisa antar, soalnya dia udah di atas langit tu."

"Berarti sama dong kaya nenek Revan, kata bunda, nenek juga udah di atas langit."

"Oh iya? Berarti kita samaan nih?"

Revan menganggukkan kepalanya

"Kakak pasti sedih ya?"

"Sedikit."

"Revan punya cookies, ini satu buat kakak." Revan memberikan salah satu cookies nya kepada Sera

"Itu kan bekal Kamu, nanti kurang loh."

"Ngga, ini bukan bekal. Ini cookies kebahagiaan, Bunda yang ngasih tau Revan, kalau ada yang sedih jangan lupa kasih cookies kebahagiaan."

Kali ini Sera tidak hanya tersenyum, namun Ia tertawa dengan penuturan anak itu

"Kakak ambil ya." Sera mengambil cookies yang diberikan oleh Revan

"Terima kasih anak ganteng."

"Revan, ayo sayang itu bus sekolah udah sampe," ajak Bunda Revan

"Kakak, Revan berangkat sekolah dulu ya. Kakak harus janji sama Revan, besok kalau ketemu Revan lagi harus udah happy."

"Iyaaa Revan."

✼ • ┈┈┈┈┈┈ 🌻 ┈┈┈┈┈┈ • ✼

Bus yang Sera naiki, kini sudah sampai di halte sekolah.

"Ana!"

"Shasa, kamu kok dari arah ruang bk, ngapain?" tanya Sera

"Itu dia, Aku mau ngasih tunjuk kamu." Shasa menarik tangan Sera untuk mengikutinya

"Eh, Sha! Mau kemana?"

Mereka berdua sampai di depan ruang bk, disana yang Sera lihat hanya ada ketiga temannya

"Loh, Sadam mana?" tanya Sera kepada teman-temannya

"Tuh!" tunjuk Gwen ke arah ruang bk

"Kok bisa Sadam masuk ruang bk?"

"Gue ngga tau Lo mau percaya atau ngga, tapi Sadam berantem sama mantannya sampe masuk ruang bk segala," jawab Januar

Sera tertawa. "Aku percaya aja sih, soalnya Sadam kan dendam banget sama mantannya."

Mereka ber-enam kini berjalan bersama menuju kelas dan tentunya sambil menginterogasi Sadam

"Sumpah! Bisa-bisanya lo berantem sama cewe?" ucap Robin tak habis pikir dengan kelakuan Sadam

"Ya soalnya dia bikinin bekal buat pacar barunya, mana suap-suapan lagi," jawab Sadam

"SERIUS CUMA KARENA ITU?" kesal Gwen

"Gue ngga pernah Gwen dibikinin bekal sama dia selama kita pacaran, wajarlah Gue kesel, yakan Ra?" ucap Sadam

Sera mengendikan bahunya, "ngga tau aku."

"Malu banget Aku sama kelakuan Kamu, Dam," ucap Shasa

"Apalagi kita sebagai cowo." Januar menimpali ucapan Shasa

"Gue ngga mau, GUE NGGA MAU PUNYA TEMEN KEK SADAM!" teriak Gwen

"GUE JUGA NGGA MAU PUNYA TEMEN KEK LO GWEN!"

"KITA SEMUA NGGA MAU PUNYA TEMEN KEK SADAM!" Sera, Shasa, Januar, dan Robin ikut berteriak

"Udah gaes, kita ke kelas aja sekarang. Udah mau bel, dan kamu orang aring, eh maksudnya orang asing dilarang ikut sama kita," ucap Sera

Setelah Sera mengatakan itu, mereka ber-lima berlari meninggalkan Sadam di koridor sekolah.

"WOI JANGAN TINGGALIN GUE, BANGKE!" teriak Sadam berlari mengejar teman-temannya

•┈┈┈••✦ :❤️: ✦••┈┈┈•

To Be Continue

Hadiah dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang