22 - Hujan Air Mata

51 10 10
                                    

•┈┈┈••✦ :💔: ✦••┈┈┈•

•┈┈┈••✦ :💔: ✦••┈┈┈•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, Sera sedang dalam perjalanan pulang dari tempat les

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini, Sera sedang dalam perjalanan pulang dari tempat les. Untungnya, bus masih beroperasi sampai jam 8 malam, mengingat banyak orang yang lebih memilih bepergian menaiki bus.

Keadaan bus yang lumayan ramai, membuat Sera merasa lega karenanya. Bus itu berhenti di halte yang biasa Sera gunakan untuk menunggu bus ketika akan berangkat sekolah

"Terima Kasih, Pak!" ucap Sera kepada supir bus

"Iyo, Mba!" balas supir bus itu

Kepala Sera rasanya mau meledak karena masih teringat dengan materi les yang baru saja Ia pelajari tadi.

"Aku jadi laper, makan soto aja kali, ya?" Sera berbicara pada dirinya sendiri

Sera memang tidak menyukai sayur, tapi jika sayur itu dalam bentuk potongan kecil dan juga tercampur dengan bahan yang lain, Sera akan suka-suka saja memakan sayur.

Nenek Sera (Ibu dari Ayahnya) itu pandai sekali dalam membuat soto dan kebetulan Ia juga memiliki rumah makan yang menu utamanya adalah soto ayam. Ah, Sera jadi merindukan neneknya, terutama soto buatannya itu.

"Pak, pesan soto ayam satu sama air mineral dingin," pesan Sera

"Dimakan sini atau dibungkus?" tanya pedagang itu

"Makan sini."

"Siap!"

Tempat duduk di warung soto terlihat sudah penuh dengan para penikmat makanan itu. Sera jadi bingung mau duduk dimana

"Duduk di depan ruko itu aja sama Gue," ucap Danantya dengan kebiasaan tiba-tibanya itu

"DANAN IH!" Sera sedikit terkejut karenanya

"Kok Lo ngga telpon atau chat Gue minta jemput?"

"Kamu kan tau, Aku lebih suka naik bus."

"Ya tapi ini udah malem. Lo pikir Gue ngga khawatir sama Lo?"

"Kalo gitu, mulai besok dan seterusnya, Kamu antar jemput Aku les, ya? Oke? Aku kesana dulu, kaki ku capek pengin duduk." Sera berjalan meninggalkan Danantya

Hadiah dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang