MG 016

295 62 14
                                    

Dan yang apa yang harus terjadi, terjadilah. Mau gimana lagi menghindarinya? Tokh aku tidak dalam posisi yang berbuat dosa dalam hal ini.

"Hallo sayang, sampe juga ke kantor baruku.. muuachh"

Aku mengalihkan perhatianku saat bibir merah bu bos mendarat sukses di kedua pipi suami jejadianku. Hiks, harus banget ciuman pipi sama yang non halal ya bang?

"Iya dong, penasaran banget dari kemarin gak sempet kesini. Eh Wisang, finally we meet up bro"

Pak Wisang dan bang Fawaz saling memeluk brotherly satu sama lain. Lalu pandangan sang tamu beredar menatap bang Polim dan juga aku.

Akhirnya juga, kita ketemu bang. Netra almondnya langsung menatapku kaget dan keningnya mengernyit tak percaya

"Yuk berangkat, tapi tamu kita nih pengen makan gudeg katanya Yang, ada referensi?"

Bu Cyntia bergelayut manja di lengan suamiku yang tampak berdehem kecil karena kaget.

"Boleh, apalah buat tamu kita. Yuk.."

Pak Wisang berdiri lalu mengangguk ke arahku dan bang Polim mengajak.

"Maaf Pak, saya dikantin saja. Sudah janjian sama Ucha tadi gak enak" sahutku mencoba menolak.

Tamuku itu menggeleng lalu tetap mengajakku dengan paksa.

"Gpp enaknya rame-rame kan. Kalian juga team dari kantor, why not?"

Duh, dari kemarin pemaksa banget sih ya? Aku kan keder nolaknya gimana. Bang Polim hanya mengangguk kecil saja meresponnya. Mau bagaimana lagi?

"Kita pisah mobil ya Sang, gw sama yayang gw okeh?"

Pak Wisang mengangguk kecil.

"Hati-hati yang ketiga setan!" Serunya sambil terkekeh kecil melihat kelakuan temannya yang langsung saja merangkul tamunya super mesra.

Hanya lambaian tangan kecil sebagai balasannya.

Kami mengendari mobil kantor yang memang standby untuk keperluan tamu kantor. Aku duduk di depan karena malas juga berbasa-basi lebih banyak.

Sebelum masuk mobil, Bang Polim berbisik kecil kepadaku.

"Den, koq itu pacarnya mirip laki loe sih? Bener gak sih mata gw?"

Aku hanya menggedik pelan. Gak mau banyak berkomentar.

"Mirip kali ya hehe"

Aku lalu masuk ke dalam mobil dengan hati yang campur aduk gak karuan. Mau jawab gimana coba? Hati ini sih rasanya gak rela kalau diduakan seperti ini. Tapi kalau dianya sudah wanti-wanti mau cerai, aku bisa apa?

Pak Wisang asik mengobrol dengan bang Polim seru-seruan bahas klub bola favorit mereka.

Aku sendiri sibuk dengan kepalaku sendiri. Membayangkan diri jadi janda dalam waktu dekat, harus bagaimana coba menghadapi dunia kejam ini?

Dulu sebelum nikah, yang ditanya kapan nikah. Setelah nikah, kapan ngisi. Eh sekarang kembali ke titik nol lagi menjadi janda tapi perawan. Duh Gusti, hamba harus gimana coba?

🌷

Ternyata Resto Gudeg berada cukup jauh dari kantorku dan memakan waktu hampir 1 jam mencapainya. Macetnya juga lumayan mengganggu perjalanan kami.

Setibanya diresto, aku bergegas hendak menuju toilet berniat mau sembahyang dulu agar makan kami tenang nantinya. Biarlah bang Polim menemani pak Wisang dan yang lainnya. Aku sendiri menghindari rasa canggung yang hinggap.

Baru saja keluar toilet, ku lihat ada sosok yang tengah menantiku dengan wajah kusut. Dia lalu menarik tanganku agak kasar dan mengajakku pergi ke tempat yang cukup terpencil di pojok belakang toilet.

Hhm, mau apa dia?

"Heh, kamu kerja bareng Cyntia disana? Kenapa gak bilang? Awas ya gak usah bongkar-bongkar kisah rumah tangga kita!" Desisnya dengan suara kecil tapi tajam ditelingaku

Aku menatapnya kesal.

"Siapa juga yang bongkar-bongkar? Justru abang yang kebongkar pacaran sama siapa. Gak malu bang nikah tapi selingkuh sama wanita lain?"

Wajah itu mengetat dan menatapku horor.

"Loe ga usah ember jadi orang. Pacar gw dari dulu emang dia. Urusan loe apa? Kita sebentar lagi juga cerai, apa loe mau gw talak disini?"

"Boleh, lebih cepat lebih baik. Aku gak mau ya nikah sama laki orang. Ngeri aku ketularan dosanya!"

"Loe???"

"Bisa gak abang langsung ketemu babeh aja? Balikin aku dengan cara yang baik? Ceraikan Dena depan Babeh bang, Dena siap"

"Loee???"

"Apa?? Jangan cuma berani depan Dena abang bilang mau cerai, langsung aja sama wali Dena. Biar cepat selesai urusan kita. Biar Babeh lakukan pembatalan pernikahan segera kalo masih bisa, semoga bisa"

"Okeh, gw talak loe sekarang dulu biar cepet. Gak usah pake banyak bacot lagi ngerti??"

"Silakan"

"Denara, gw talak loe sekarang dan kita bukan suami istri lagi mulai sekarang. Urusan gw urusan gw. Urusan loe urusan loe. Jelas?"

"Banget"

Usai berdecih sebal, laki-laki itu lalu pergi dari hadapanku dengan langkah seribu.

Hiks, tinggallah aku yang perlahan menatap langit biru dengan mata nanar dan berkaca-kaca.

Ya Tuhan, aku sudah ditalak suamiku ya? jadi janda dong sekarang ? Hiks, semenyedihkan itu nasibku? Menjadi janda tapi perawan yang tak disentuh sama sekali.

Tak ku sadari ketika ada sepasang mata menatapku dengan pandangan tak terbaca dari balik tembok yang tersembunyi.

🌷

Hai bebs
Happy Ramadhan Mubarak bagi teman2 yang menjalankan ya.

Hujan terus dikotaku, pa kabar kota kelean?

Sehat2 semuanya ya, doping vitamin utk suport system tubuh kita.

Oh iya Bebs, aku mau info sekalian ya. Story yg "Falling In Love" kisah Dewo, berubah judul jadi "Nikah Kontrak" ya.

Seminggu lagi kisah lengkapnya bisa dibaca di Google Playbook yaa. Ini cover barunya

 Ini cover barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Stay tune  🤩😘

Mantan GacoanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang