Part 38

1.1K 73 1
                                    

Setelah di antar oleh abyan, elang pulang dengan keadaan mood yang buruk. Elang bingung entah apa yang ia rasakan, marah, sedih, kecewa, merasa bersalah semuanya bercampur aduk.

Elang merasa bersalah pada naya. Ia tidak mengabari naya jika keluar, yang pertama. Kedua kalinya elang tidak jujur kepada naya, padahal ia berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun kepada naya terlebih tentang bulan. Karena naya masih me wanti wanti jika nanti bisa saja perasaan elang kembali pada bulan

Saat elang hendak ke kamar nya. Ia melihat adiknya asha baru saja keluar dari kamar nya. Elang menilik asha, entah kenapa di kepala elang kini yang ia lihat adalah bulan.

Asha yang menggunakan baju tidur model sabrina itu heran melihat elang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa asha artikan.

"Kak el?" Panggil asha

Elang tidak menajawab. Ia berjalan pelan mendekati asha. Asha semkain bingung melihat gerak gerik elang, asha melihatnya aneh.

"Kak el kenapa liatin asha kaya gitu?" Ucap asha

Elang masih tak menjawab. Kini jarak elang sudah sangat dekay dengan asha. Dalam pikiran elang ia benar benar melihat bulan. Ditambah bayangan saat di villa semakin membuat tubuh elang panas. Padahal elang tidak mengkonsumsi apapun yang membuat hawa nafsu nya memuncak

Elang menangkup kedua pipi asha dengan nafas yang memburu. Asha merasa ada yang aneh dari kakak nya itu. Walaupun asha sangat dekat bahkan sudah biasa jika elang mencium nya. Tapi kali ini asha merasa ada hal ganjal dari elang.

"Kak el?" Ucap asha memanggil kakanya. Tapi masih saja tidak ada jawaban seolah olah telinga elang ditutuo tidak mendengar asha sama sekali

Elang memajukan wajah nyaa. Menarik wajah asha agar semakin dekat dengan wajahnya. Elang seperti hendak mencium bibir asha. Kini asha mulai takut melihat kaka nya itu.

"KAK EEELLL" pekik asha lalu mendorong elang sekuat tenaganya sehingga elang terjatuh kebelakang.

Elang tersadarkan saat asha mendorong dirinya hingga terjatuh. Nafas elang masih memburu. Ia menatap asha dengan tatapan rasa bersalah nya. Kini ia sadar jika di hadapan nya ini bukan lah bulan

"S-shaa? K-ka-kaka minta maaf sha" ucap elang terbata bata

"Kak el apa apan sih kak? Kaka lupa asha ini adek kaka" ucap asha sudah mengeluarkan air mata nya.

Tanpa menunggu jawaban dari elang. Asha yang tadinya hendak kedapur mengambil air. Memilih untuk masuk kedalam kamar nya, asha takut melihat elang seperti tadi

Asha menutip pintu nya sangat keras membuat elang langsung berdiri mengejar asha yang sudah masuk kedalam kamar nya

"Shaaa bukaa shaa. Kaka minta maaf, kaka khilaf sayang" teriak elang mengetok pintu kamar asha

"Shaa pleasee. Biar kaka jelasin dulu sha"

"Ashaa buka pintu nyaa sayang. Kaka minta maaf"

Ada setengah jam elang mengetuk pintu kamar asha. Tetapi sama sekali tidak ada jawaban dari asha dari dalam kamar nya. Sedangkan asha di dalam kamar sudah menangis sejadi jadinya. Ia benar benar takut melihat elang saat ini.

Hingga elang menyerah. Mungkin asha butuh waktu sendiri dulu tidak mau diganggu, mungkin besok elang akan kembali meminta maaf pada asha.

Elang kini benar benar kacau. Rasa kecewa nya pada bulan, rasa bersalah nya pada naya, kini rasa benci pada diri sendir karena hampir melakukan hal yang tidak baik pada adiknya sendiri.

Sedangkan didalam kamar. Asha masih saja menangisi kejadian barusan. Ia takut serta ada rasa kecewa pada elang kaka satu satunya yang paling ia sayangi itu.

Jangan Jatuh Cinta  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang