Part 66

813 81 19
                                    

Setelah makan malam bersama, meja makan yang di hadiri 2 keluarga itu melanjutkan dengan pembahasan pembahasan ringan antar dua keluarga. Sesekali naya ikut menanggapi saat pertanyaan yang di lontarkam kepadanya.

Tak ada yang menyinggunh tentang perjodohan ini, karena mereka menghargai keputusan naya. Abi naya sudah mengatakan sebelum nya kepada dokter safa dan dokter toni serta pandu tentang keputusan naya ini.

Berbeda dengan naya, sedari tadi naya malah menunggu pembahasan tentang perjodohan mereka. Entah kenapa setelah melihat mobil elang saat diperjalanan kerumah keluarga dokter safa ini, perjodohan ini melintas di kepala naya.

"Maaf dokter toni dokter safa" potong naya di sela sela obrolan mereka

"Diperlu memanggil dokter naya, kamu bisa panggil mama atau papa. Tapi jika kamu tidak nyaman bisa memanggil tante atau om, jangan dokter lagi" sanggah safa

"Terimakasi tante"

"Kenapa nay? Apa ada sesuatu?" Tanya safa

"Maaf atas keputusan naya yang belum bisa memutuskan soal perjodohan ini tante,om" naya mencoba menyusun kalimat yang ingin ia sampaikan

Safa tersenyum hangat "tidak apa nay, tante om, umi abi kamu, kami tidak akan memaksa anak anak kami untuk menyetujui kemauan kami. Karna yang akan menjalankan kehidupan itu kalian sendiri, jadi jika naya belum bersedia atau tidak, tidak apa. Kita masih bisa menjalin hubungan sebagai kerabat dekat" jelas safa

"Terimakasi tante atas pengertiannya. Naya memang belum memutuskan apakah menolak atau menerima. Mungkin abi sudah mengatakan alasan nya kenapa, dan tante juga tau bagaimana kondisi naya saat ini. Tapi," naya menjeda kalimat nya dan menoleh kepada pandu yang duduk hadapannya, diantara safa dan adiknya seno. "Naya sama pandu belum sedekat itu. Tidak masalah untuk naya jika naya dan pandu belajar untuk mengetahui satu sama lain lebih jauh lagi, bukan bermaksud untuk memberi harapan, berjodoh atau tidak nya nanti kita akan tetap menjadi teman atau sahabat yang peduli dan mengerti antara satu sama lain"

"Terimakasi nay, semoga aku bisa menjadi teman yang baik untuk kamu" jawab pandu, awalnya pandu memang tidak mempunyai rasa apa apa pada naya apalagi ditambah mereka hanya teman kampus biasa yang sering bersama di kelas. Tetapi setelah mengetahui perjodohan ini, pandu mulai melihat naya bukan lagi sebagai teman kampus nya tetapi sebagai seorang perempuan yang ingin ia ambil hatinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan Jatuh Cinta  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang