"Chaeng ayo buka mulutmu aaa" jennie terlihat sedang berusaha menyuapi chaeyoung makan. Biasanya jika diminta buka mulut chaeyoung akan langsung nurut. Tapi kali ini chaeyoung hanya diam saja dan terlihat tidak mau membuka mulutnya.
"Chaeng makan yah,biar cepet sembuh" jennie dengan lembut memperi pengertian pada chaeyoung.
"Kalo chaeng tidak makan,nanti lili marah". Mendengar nama lisa membuat chaeyoung memandang wajah jennie dengan mata yang berkaca-kaca. "Chaeng tidak mau kan lili marah sama chaeng". Chaeyoung menggeleng samar. "Lili" gumam lirih chaeyoung". "Iyh nanti lili kesini,chaeng makan yah,No chaeng tidak boleh menangis" jennie terlihat mengusap air mata chaeyoung. "Chaeng harus tersenyum,seperti ini" tangan jenni terlihat membentuk senyuman di bibir chaeyoung. "Yah benar seperti itu,chaeng terlihat sangat cantik ketika tersenyum" jennie terlihat merapikan pakaian chaeyoung yang terlihat sedikit berantakan.
"Nah sekarang buka mulutnya aaaa" kali ini chaeyoung langsung membuka mulutnya. "Lili" ucap chaeyoung disela kunyahannya. "Aniya,telan dulu baru boleh bicara" terjadi keheningan disana,yang terdengar hanyalah suara dentingan sendong dan mangkuk. Jennie tersenyum senang karena kali ini chaeyoung menghabiskan lebih banyak bubur itu dari pada yang kemarin.
Chaeyoung menggeleng yang berarti sudah tidak mau memakan bubur lagi. Melihat itu jennie faham,dia pun memberi satu gelas air putih dan tak lupa untuk membatunya minum.
"Nah sudah yeyy chaeyoung sangat pintar" jennie menepuk pelan kepala chaeyoung. Jennie menyempatkan duduk disamping chaeyoung,untuk sekedar memandangi wajah adiknya. Jennie sudah menghabiskan waktu sepuluh menit hanya untuk memandangi wajah adiknya,namun nampaknya jennie belum merasa puas. Sampai pada akhirnya dia mendapati raut wajah adiknya berbeda dari biasanya. Apalagi adiknya itu memandangnya. Pandangan itu,padangan itulah yang jennie rindukan beberapa hari ini.
"Unnie" mendengar panggilan itu setelah beberapa hari cukup membuat jennie sedikit terkejut dan merasa terharu. Panggilan itu,panggilan yang dirindukan jennie,akhirnya dia kembali mendengarnya. "Chaengi" mata jennie berkaca-kaca,jennie langsung memeluk tubuh chaeyoung,walaupun tidak erat karena takut melukai tubuh adiknya,hal itu cukup menggambarkan betapa bahagianya jennie hari ini,dan jennie pung memberikan berkali-kali ciuman dipucuk kepala chaeyoung. "Unnie hiks hiks" isakan chaeyoung mulai terdengar. "D-dia mau mengambil liliku,ddia bilang aku i-ibu yang tidak berguna. Lili putriku hikss tidak boleh,jangan biarkan dia mengambik liliku unnie hikss" rancau chaeyoung didekapan jennie. "Ssstt tenanglah chaeng,jangan berfikir-". "Aniya bagaimana ini unnie,a-aaku ibu yang tidak berguna,aa-aku ibu yang buruk aak- arggg berhenti tolong berhenti" kali ini bukan isakan lagi,bahkan chaeyoung berteriak. "Chaeyoung heii dengarkan unn-". "Aaargg berhentii,jjangan jangan bawa putriku,pergi uunie tolong,dia akan membawa putriku pergi" chaeyoung memberontak didekapan jennie. "Ssstttt heii ini unnie,chaeng-ah jangan seperti ini" jennie terlihat panik,bahkan dia sekarang ikut menangis,jennie berusaha menenangkan chaeyoung. "Pergi sialan,lili putriku jang-jangan,unnie tolong hikss" jennie yang tidak bisa menenangkan adiknya memilih memencet tombol nurse. "Dengarkan unnie chaeng. Tidak akan ada yang berani mengambil lili darimu,unnie tidak akan membiarkan itu terjadi" suara jennie sedikit meninggi. "Akkhh un-unnie hah hah hah" kepanikan jennie bertambah ketika melihat chaeyoung yang susah bernafas."Tenanglah chaeng,chaeng harus tenang" suara jennie bergetar. "Sialan kenapa mereka lama sekali" umpat jennie.
......
"Kenapa perasaanku tiba-tiba menjadi tidak enak" batin lisa
"Waeyo lili?," jisoo melihat ponakannya itu nampak gusar.
"Hehhe tidak ada aunty"
"Semoga tidak terjadi suatu hal yang buruk" batin lisa.
Tak berselang lama mereka pun sampai,jisoo terlihat memarkirkan mobilnya.
"Ayo lili" jisoo mengajak lisa turun.
Namun jisoo masih melihat lisa ragu."Kau harus yakin pada dirimu sendiri,semuanya akan baik-baik saja percaya sama aunty" jisoo terlihat mengulurkan tangannya.
"Huufff" lisa terlihat membuang nafasnya terlebih dulu."Ayo aunty" lisa menggapai uluran tangan jisoo.
Mereka berdua berjalan bersama menuju ruang rawat chaeyoung.
"Lili lili" teriak chaeyoung.
Teriakan itu sampai pada telinga jisoo dan lisa yang sudah berada tidak jauh dari ruangan chaeyoung.
Mendengar itu lisa dan jisoo mempercepat langkahnya untuk memastikan apa yang terjadi diruangan itu.
Lisa seketika membekap mulutnya,matanya berkaca-kaca ketika melihat kondisi chaeyoung yang berantakan. Lisa langsung mendekati chaeyoung. Lisa menyingkirkan dua perawat yang terlihat sedang memegangi tubuh chaeyoung.
"Minggir k-kaau menyakiti ibuku" lisa terlihat emosi melihat pemandangan yang begitu menyakiti hatinya. Bahkan suaranya terdengar bergetar.
"Jangan dekati ibuku" ucap seorang anak yang kini terlihat mendekap ibunya. Walaupun ibunya terus saja memberontak tapi dia tetap memberi kenyamanan lewat dekapannya.
"M-ma ini lili" lisa begitu erat memeluk chaeyoung.
"Jangan dekati ibuku!" teriak lisa yang melihat dua perawat itu akan mendekati ibunya lagi. Jennie dan jisoo tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka berdua terlihat saling menguatkan.
"Ma lihat pu-putrimu disini"
"J-jangan bawa lili pergi siala!" teriak chaeyoung didekapan lisa.
"Ma lihat lili" lisa berusaha mengalihkan atensi chaeyoung.
"Ma hei dengarkan lisa" namun chaeyoung seakan tuli
"Maa!" lisa berteriak,hal itu mampu membuat chaeyoung terdiam.
Lisa melepaskan dekapannya dan beralik menagkup wajah chaeyoung.
"Mama tenang yah,lili disini" chaeyoung melihat wajah lisa dengan tangisnya.
"L-lili?" gumam pelan chaeyoung
"I-iyh ini lili putri mama" ucapan lisa terdengar sangat lembut.tangan chaeyoung terangkat,dia terlihat membelai wajah putrinya. Lisa memperlihatkan senyum hangatnya.
"Mian eoh selama seminggu ini lisa tidak menemui mama" lisa terlihat memegang tangan chaeyoung yang membelai wajahnya. Dia cium beberapa kali tangan itu.
Salah satu perawat yang ada diruagan itu kembali mendekati chaeyoung,untuk memberikan chaeyoung suntikan.
"Lili putriku,hanya milik ku" kembali lisa dekap tubuh chaeyoung. Kali ini dekapannya dibalas oleh chaeyoung tak kalah erat.
"Miann,lili kembali menyakiti mama" air matanya kembali keluar.
"Lili sayang mama" lisa mendaratkan ciumannya dipucuk kepala chaeyoung.
"Lili sayang mama,sangat sayang mama" lisa terus saja menggumamkan kata penenang untuk chaeyoung. Sampai pada akhirnya tubuh chaeyoung mulai luruh didekapannya.
"Miann,mianhe,mianne" tubuhnya seketika luruh ketika tubuh ibunya diambil alih oleh jennie untuk kembali dibaringkan.
"Maaf lili minta maaf" suara lisa teredam,lisa memeluk kedua lututnya sendiri dan menyembunyi kan wajahnya disana,punggunya bergetar hebat, dia berusaha menahan isakannya agar tidak keluar.
Lanjut?.
Maaf yah kalo kurang ng-feel

KAMU SEDANG MEMBACA
perjalananku
Novela JuvenilMenceritakan susah senangnya seorang anak yang menanti pelukan ibu Tidak pandai merangkai cerita Kalo ada kesamaan kata dalam penulisan mohon dimaklumi