23.

854 120 8
                                    

Lisa yang melihat kondisi ibunya berantakan ikut menangis.

"Mama tidak usah khawatir, seperti apapun kondisi mama,lisa akan selalu menemani mama,lisa akan selalu ada untuk mama"

Lisa mengusap air mata yang keluar dari mata chaeyoung.

"Lisa sayang mama" lisa mendaratkan ciuman dibibir chaeyoung,setelahnya memeluk tubuh ibunya dengan erat.

Dibalik sikap tenangnya chaeyoung,sebenarnya dia sedang menutupi  rasa sakit yang teramat pada kepalanya. Chaeyoung tidak ingin membuat lisa semakin ketakutan karena kondisinya.

"Ss-sst ten-tenang eoh" dengan suara tercekat-cekat chaeyoung berusaha menenangkan lisa yang masih menangis dengan sesegukan.

"Gumamo su-sudah menjadi an-nak yang baik" chaeyoung terlihat meringis menahan sakit yang kian menjalar ditubuhnya. Lisa tidak melihatnya karena dia memebenamkan wajahnya diketiak chaeyoung.

Keringat dingin mulai keluar karena rasa paniknya,rasa sakit yang kian bertambah membuat chaeyoung menggigit bibir bawahnya hingga terlihat sedikit darah keluar dari bibirnya,matanya memejam,tanganya meremas kuat selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya.

"Arrgghh" Erangan kian lolos dari mulutnya.

Lisa yang mendengarnya segera mendongak,dengan panik lisa melihat wajah kesakitan chaeyoung.

"M-maaa" lisa dibuat panik dengan keadaan chaeyoung,tangan nya bahkan terlihat ikut gemetar.

Lisa bangkit dari tidurnya dan segera menekan tombol nurse call. Matanya berkaca-kaca melihat kesakitan ibunya. Tangannya yang bergetar terlihat memegang tangan chaeyoung dengan erat.

"Te-tenang eoh lisa ddisini" lisa berbisik tepat ditelinga chaeyounh,suaranya terdengar bergetar,jika lisa tadi terlihat lemah dengan menangis dipelukan chaeyoung, sekarang sebaliknya,dia terlihat begitu kuat dan tegar,dengan sekuat tenaga dia menahan tangisannya didepan chaeyoung.

Chaeyoung dengan rasa sakitnya membalas genggaman tangan lisa tak kalah erat.

"Hah Hah hah" nafas chaeyoung terdengar memburu,lisa yang menyaksikannya bertambah panik,wajahnya terlihat sama pucatnya,wajahnya sudah dibasahi oleh keringat.

Tak butuh waktu lama,beberapa tenaga medis mulai memasuki ruangan rawat chaeyoung. Mereka mulai mengambil tindakan dengan cepat. Tubuh lisa ditarik mundur beberapa langkah.

Lisa dibuat linglung saat menyaksikan  langsung penanganan yang dilakukan pada tubuh chaeyoung,tubuhnya kaku,bibirnya bergetar. Lisa yang merasa takut meremas dengan kuat tangannya sendiri.

"Lisa tenang eoh,percayalah chaeng pasti baik-baik saja" jennie datang dan memeluk lisa dari belakang,tak tertinggal dia membisikan kata-kata penenang untuk keponakannya.

Luruh sudah pertahanan lisa,tubuhnya  seketika melemas dipelukan jennie. Lisa menangis dengan mulut yang dibekap tangannya sendiri. Selang infus yang tertancap pada tangannya kini sudah becampur darah karena banyaknya pergerakan tangan yang dilakukan lisa. Jennie yang menyadari itu segera membawa lisa keluar dari ruang rawat chaeyoung.

"Aunty jangan bawa lili pergi d-dari mmama" lisa memberontak

"An-aniya jangan bawa lili,lili ingin dekat mm-mama" jennie tetap menarik tubuh lisa keluar, lisa memberontak dengan berusaha melepaskan tubuhnya dari cengkraman jennie, namun tetap saja gagal karena tenaganya tidak sekuat jennie.

"Ssttt dengar kan aunty" lisa terlihat mengabaikan jennie. Lisa tetap memberontak walupun sekarang mereka sudah berada diluar ruangan itu

"Dengarkan aunty lisa!" akhirnya nada bentakan keluar dari mulut jennie.

"Dengar eoh,ibumu akan baik-baik saja,percaya sama aunty. Sekarang kita perbaiki dulu infusan mu oke" lisa diam mendengarkan jennie.

Sebenarnya jennie juga sedang khawatir dengan keadaan chaeyoung,dia juga ingin selalu berada didekat adiknya itu apalagi dalam kondisi seperti ini. Tapi dia juga harus bertindak waras dengan keadaan,jangan sampai kegilaanya dengan kondisi chaeyoung membuat dia melupakan segalanya,terutama melupakan kondisi lisa yang saat ini juga sama-sama sedang sakit dan membutuhkan perhatian.

"Lisa tidak mau sakit seperti kemarin kan,sebentar lagi aunty jisoo juga datang,dia yang akan menemani ibumu disana. Sekarang lebih baik kita obati dulu tangan ini oke" ujar jennie dengan menunjukan kondisi tangan pada pemiliknya.

Lisa mengangguk samar,jennie sedikit merasa lega melihatnya.

........

"Apa!?,bagaimana bisa sialan itu tau jika chaeyoung sedang dirawat disini" jisoo terlihat bangun dari duduknya saat mendengarkan penjelasan tentang kedatangan chaenyoul dari lisa.

"Tenanglah unnie,kontrol emosimu" jennie berusaha menenangkan jisoo dari amarahnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan jennie,hal seperti ini tidak baik untuk kesehatan adik kita,ini bisa menghambat kesembuhannya" jisoo terlihat menggertakan giginya,tangan nya terlihat mengepal. Jennie yang melihat itu ikut bangkit dari duduknya,dia mendekati jisoo yang masih dikuasai emosinya,jennie terlihat menggenggam tangan jisoo untuk membuatnya tenang.

Lisa?,dia terlihat menunduk,pikiran-pikiran negatif kian menguasainya. Mendengar ucapan jisoo membuat lisa berfikir akan menuruti ucapan chanyeol dengan ikut tinggal bersamanya.

"Apa aku harus menurutinya untuk ikut tinggal bersamanya aunty?" ujaran itu mampu membuat jisoo bertambah emosi. Jisoo terlihat melepaskan genggaman jennie dan mendekati lisa dengan emosinya. Jennie juga ikut terkejut saat mendengarnya.

"Dasar gila sialan,anak macam apa kau ini ha!" jisoo sedikit berteriak tepat didepan lisa.

Lisa yang mendengar umpatan jisoo dengan perlahan mendongakan wajahnya agar bisa melihat wajah jisoo. Bisa lisa lihat,wajah jisoo terlihat merah padam penuh amarah. Wajah itu,wajah yang biasanya memancarkan kehangatan kini terlihat sangat menakutkan.

"Mungkin dengan itu,dia tidak akan mengganggu mama lagi" tangan lisa meremas selimut saking takutnya dengan aura jisoo saat ini. Wajahnya kembali menunduk. Matanya memerah dan terlihat sudah berkaca-kaca,lisa menahan air mata yang sudah menggenang dikelopak matanya agar tidak luruh jatuh kepipinya.

"Buang pikiran itu jauh-jauh lisa" seru jennie

"Dasar anak tidak tau diri" kalimat pedas itu kembali keluar dari mulut jisoo. Lisa tersenyum getir mendengarnya.

"Unnie sudah aku bilang kontrol emosimu!,kau akan merusak semuanya jika terus saja menuruti amarahmu" jennie ikut geram mendengar ujaran jisoo

Jisoo yang mendengar itu memundurkan langkahnya sampai punggungnya membentur tembok. Mata jisoo dengan berganti memandang jennie yang juga melihatnya dan juga lisa yang terlihat masih menunduk

"Aku akan menghancurkannya kali ini jennie" tubuh jisoo perlahan luruh kelantai

"Aku bersumpah akan menghancurkannya jennie" isakan tangis jisoo terdengar diruangan itu,jisoo menyandarkan tubuhnya pada dinding.

"Aku akan menghancurkannya jennie" jisoo terus menggumamkan kalimat yang sama,kedua tangannya dia gunakan untuk menutup wajahnya yang sudah berantakan.

"Aku akan menghancurkannya hiks hiks" suara itu terdengar teredam karena tertutupi telapak tangannya.

Jennie yang melihatnya hanya bisa diam,pikirannya ikut kalut sehingga tidak bisa berbuat apa-apa saat ini

Lisa,dia kembali menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini.

"Maafkan lili" ujarnya pelan




....

Gimana??

perjalanankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang