10

759 52 0
                                    

"Ramaaa" langkah berhenti ketika mendengar teriakan, menoleh siapa yang teriak. Ternyata Reyya yang teriak sambil berlari menuju nya
'hap' Rama langsung mengangkat Reyya ala coala

"Jangan lari" Reyya hanya menyengir, Rama melihat respon nya menggelengkan kepala

"Mau kemana" menyirit heran dengan sikap Reyya yang kelihatan berbeda

"Kantor" singkat Rama

"Boleh kah aku ikut" mengeluarkan jurusan andalan dengan senyuman manis semanis

"Gak" Reyya cemberut

"Ayolahh aku mau ikut ya ya kalo gak , aku kabur loh" mengembung kan pipinya tanda marah, Rama terkekeh. Menusuk nusuk pipi yang di gembungkan

"Baiklah" pasrah Rama

"Yeyy" saking gembiranyan Reyya mencium wajah Rama dari mata hidung dan terakhir sudut bibir

Rama mendapatkan ciuman bertubi-tubi memerah pipi nya. Reyya melihat pipinya merah ia mengelus pipi nya berniat untuk menghilangkan merah di pipinya, bukanny menghilang bertambah merah

"Ih kok gemes sih" saat ingin mencium lagi, di tahan Rama

"Sudah sudah ayo berangkat" melangkah menuju mobil

Reyya melihat ada Dara di luar menyiram tanaman, tanaman yang berada di samping rumah yang berbagai macam jenis bunga

"Ibu aku ikut Rama ya" secara tiba-tiba Reyya berteriak membuat Rama terkejut bukan main. Dara mendengar teriakannya terkekeh dengan di bales anggukan dan tak lupa senyuman

"Bisa gak? Ga usah teriak teriak" menatap malas Reyya

"Serah ku dong, mood ku lagi baik jangan ngerusak mood ku" sewot Reyya

Menghela nafas panjang, tidak mau merusak mood ia jalankan mobilnya biar tidak membuat waktu

.
.
.
.
.

Sesampai di perusahaan nya, Rama keluar terlebih dahulu memutari mobil nya. Reyya menyirit bingung melihat Rama memutari mobil sampai menuju di Reyya, membuka pintu mobil. Menjulurkan tangannya, paham maksud dari Rama ia terima menggenggam tangan dan keluar dari mobil

Menggenggam tangan Reyya lalu berjalan menuju ruang nya, di pertengahan jalan Reyya mendapatkan tatapan berbeda beda. Entah kenapa sekarang ia tidak bisa mengacuhkan nya seperti dulu. Tatapan nya menakutkan

Rama menghentikan langkahnya yang seketika Reyya bertabrakan punggung Rama

Menghadap ke Reyya untuk melihat apa yang terjadi dengan matenya

"Ada apa hm?" Menarik dagu Reyya menatap nya

"Mm cuman takut" cicit Reyya

"Takut?" Masih menatap Reyya, tidak mendapatkan respon lagi

Melihat keseluruhan, dan bisa dia dapat Reyya takut dengan tatapan mereka

"Pokus  bekerja" dua kata dengan tekanan setiap kata. Para pekerja langsung mengalihkan pandangannya

Tanpa aba aba Rama mengangkat Reyya dalam gendongannya lalu berjalan menuju lif, Reyya hanya mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di dada Rama

...

"Huh!" Reyya menaroh hp Rama di samping, melihat Rama yang masih betah dengan dokumen di tangan nya

Berjalan mendekati Rama. Menyilakan tangan nya, Reyya sedikit menunduk melihat Rama. Lalu di tegakkan kembali tubuh nya

"Aku ingin keluar" Reyya membutuhkan udara segar sekarang

"Tidak"

"terserah" Reyya mulai berjalan keluar

Saat membuka pintu nya Rama mendorong dengan kuat

"Rama" teriak Reyya

"Aku bilang tidak" dengan mata tajam nya

"Aku mau keluar,  aku bosan Rama" mencoba menarik pintu itu

"Aku bilang tidak"dengan suara berat. Membuat Reyya merinding

Rama menarik lengannya dengan paksa dan mendudukkan di pangkuan Rama

"Diam di sini"

"Ga mau" teriak Reyya, memberontak di pangkuan nya

"Diam" Bentak nya

Reyya diam seketika, pertama kali melihat Rama membentaknya. Biasanya Rama bersikap datar dan manja kepadanya

"Hiks" Reyya mengeluarkan suara isakkan, mencoba untuk tidak menangis namun itu sulit membuat suara isakkan terdengar semakin kencang

"Maaf" memeluk pinggang Reyya

"Maaf maaf" kata Rama, Reyya membalikkan badannya berhadapan dengan Rama lalu dia peluk tubuhnya. Rama mengelus rambut Reyya

Dengan sabar mengelus rambut Reyya dan membuat nya berhenti menangis. Rasa kantuk datang hingga tertidur di pelukannya

My Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang