4

1K 67 0
                                    


Ruang makan

"Kenapa mereka lama sekali" Lea menatap sekeliling mencari seseorang dengan kesal

"Ayolah Bu mulai saja" memelas Lea kepada Dara. Mira mencubit tangan Lea memberi kode untuk diam

Dara menggelengkan kepalanya melihat Lea dan Mira. Saat ingin membalas ucapan Lea, terlihat orang yang di tunggu tunggu tadi dengan membawa mateny kedalam gendongan

Rama menurunkan Reyya dan menuntun kursi disediakan mereka berdua

"Malam semua" Rama

"Malam"

"Mari mulai makannya" Leo yang tadinya diam saja angkat bicara

Mereka makan dengan lahap, merasa tidak ada pergerakan Rama menoleh kesamping yang di duduki Reyya

"Kenapa tidak di makan, apa tidak enak hm?" Reyya langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat

"E-enak kok" Reyya

"Kenapa sayang hm? Apa yang membuat mu tidak makan" Dara menatap Reyya lembut, ia tau gadis ini gugup

"Gapapa tante" malu Reyya menatap Dara

"No jangan panggil 'tante' mulai sekarang panggil 'ibu' dan di samping ku juga kamu panggil 'ayah' " Dara tersenyum menatap Reyya

Reyya tersenyum canggung, lalu mengambil sendok dan garpu memulai makan

"Reyya mulai sekarang kamu tinggal di masion ku" tegas Rama sambil menatap Reyya dalam

"Uhk!" Mira langsung memberikan minum ke Reyya, karna Mira di sebelah kanan nya

"Maksud mu apa?! Aku tidak bisa, aku punya rumah" menatap Rama

"Kamu mate ku Reyya" Rama menatap tajam

"Apa itu mate? Aku tidak tahu! Dan aku tetap ingin pulang" saat ingin berlalu, lebih dulu tangan di cekal Rama lalu menarik duduk di pangkuan Rama

Reyya memberontak kesana kemari, ada rasa marah dan malu jadi satu. Keluarga Rama hanya melihat keributan mereka

"Rama apa kamu belum kasih tau?" Dara

"Belum ibu" Rama

"Pantes belum tau" sewot Lea

"Apa ha?! Ga usah ikut campur" sengit Rama, tak lupa tatapan bermusuhan

Dengan Rama memeluk pinggang Reyya di dalam pangkuan nya

"Jadi? Kapan kamu memberi tahu" Leo menatap datar Rama

"Malam ini ayah" Rama

"Mari aku kasih tau" tangan Reyya di genggam Rama dan menariknya menuju kamar Rama

"Rama lepas, aku mau pulang" Rama tetap menarik nya, menghiraukan Reyya

.
.
.
.

Sesampai menuju kamarnya, Rama mendudukkan Reyya kepangkuannya. Kali ini Reyya diam menatap lurus Rama

"Sebelum memberitahu mu, berjanji untuk tidak takut kepada ku" sendu Rama, meskipun tampak ragu Reyya menganggukan kepala. Rama tersenyum melihat respon nya

"Aku werewolf atau manusia serigala, kamu adalah mate ku yang sudah di tentukan oleh Moon Goddes. Aku sudah menunggu bertahun tahun sayang jadi jangan berfikir untuk menjauh ku atau meninggalkan ku. Vika dan aku menunggu mu sayang" sendu Rama, menenggelamkan wajahnya di jeruk leher Reyya. Mengeratkan pelukan di pinggang Reyya

Reyya terkejut mendengar pengakuan Rama, ia tak menyangka yang ia halukan di saat membaca buku novel nya ternyata nyata. Menetralkan terkejutnya

"Lalu siapa Vika?" Heran Reyya

"Serigala ku sayang" menjauh kan wajah nya dan menatap Reyya lembut

Dengan berani Reyya mengelus pipi Rama. Rama memejamkan mata bertanda menikmati elusan Reyya, geraman tiba-tiba mengagetkan Reyya

Rama membuka matanya yang berubah warna kuning, memegang pergelangan tangan Reyya, menyuruh untuk mengelus pipi nya lagi

"Jangan berhenti sayang, elus lagi" nada suaranya terdengar cukup berat, Reyya menyirit ketika mendengar suara Rama

"Rama kamu baik baik aja kan?" Reyya menatap manik mata berwarna kuning

"Aku bukan Rama sayang, aku Vika" Vika memeluk Reyya tiba-tiba, Reyya yang tidak siap terjatuh terlentang di kasur

"Vika?" Ragu Reyya mencoba memanggil nya

"Hm" Vika menjauh kan wajah nya

"Tidur lah" entah kenapa Reyya menurut, lalu ia memeluk Vika mencari kehangatan. Vika terkekeh melihat matenya mencari kehangatan di pelukan nya


"Good night mate"





My Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang