17

531 47 1
                                    


"Rama aku izin toilet ya"

"Perlu ku temani hm" Reyya menggeleng kepala bertanda tidak

Suasana di sini cukup rame, dan dari toilet ke acara lumayan jauh. Memasuki paling ujung Ia tak sadar seseorang mengikuti nya setelah itu Reyya keluar mencuci tangan sesekali membenari pakaian nya

"Sudah puas ngerebut tunangan orang"

Melihat dari pantulan kaca seseorang yang mengikuti Reyya yaitu Nayla ia sedari tadi menunggu momen tepat untuk mendatangi nya

"Maksudnya" sekarang Reyya menghadap arah Nayla

"Telinga mu masih berfungsi kan" sinis Nayla

"Saya bukan ngerebut tapi dia mendatangi ku dan bilang kalau saya mate nya" sambil menatap malas

Nayla menggertakan gigi nya, secara tiba tiba mendorong Reyya sampai terbentur wastafel sempat meringis tapi ia menormalkan kembali

"Ingat baik baik aku akan merebut nya dari mu tidak peduli dia sudah menemukan mate nya, aku pantas menjadi pendamping nya" menyeringai

"Dan aku tidak akan menyerah, aku bisa saja membunuh mu sekarang tapi tidak bisa" sambil menjambak rambut Reyya

Reyya tidak membalas hanya menatap datar,  lalu ia melepas tangan nya dari rambut Reyya. Keluar begitu saja meninggalkan nya

"Huff cape gue" memperbaiki penampilan dan rambut sempat di jambak Nayla, selesai ia keluar

...

Pulang mereka satu mobil ini keinginan Rama, sejak kembali dari toilet ia bisa merasakan suasana mate nya buruk

Dia hanya diam dan sesekali menjawab pertanyaan yang di lontarkan untuk nya, dan tidak luput dari pandangan Rama

Maka ia meminta Reyya untuk satu mobil dan dia iya kan sang empun, disini di perjalanan menuju masion keadaan mobil sunyi

Menggenggam tangan Reyya, tapi genggaman perlahan di lepas nya membuat Rama menggeram ia ambil dan menggenggam lagi kali ini dengan erat

Tak ingin melepaskan tangannya dari tangan Reyya, sedangkan Reyya diam karna tidak tahan lagi diam nya Reyya, Rama menancap gas cepat

Sesampai masion baru saja ingin turun dan membukakan pintu untuk nya, Reyya sudah keluar duluan meninggalkan Rama menahan marah

"Siapa yang membuat mu begini babe" geram Rama mengepal kedua tangannya

Sisi lain Reyya merebahkan tubuhnya ke kasur menatap ke atas

"Harus kah melepaskan nya? Tapi bagaimana cara nya sedang dia sudah menandai ku" melamun memikirkan nya

"Siapa yang ingin kamu lepaskan babe"

Reyya terkejut melihat Rama sudah ada di kamar nya, bagaimana bisa masuk pintu nya ia sudah mengunci

"Siapa babe"

Tambah terkejut Rama tepat di samping kasur nya nya, menatap dalam mata nya. Ia alihkan pandangan nya

"Bagaimana bisa kamu masuk?" Mencoba mengalihkan topik

"Apa yang membuat mu ingin melepaskan ku babe? Siapa pelaku nya"

Menoleh kali ini menatap tepat di mata tajam Rama yang menatap datar

"Aku ingin melepaskan mu, karna apa? Karna kamu sudah memiliki tunangan" Reyya berdiri berjalan menuju pintu sebelah menyentuh gagang nya

Pergelangan tangan nya di tarik kencang membuat nya membalikkan badannya menubruk dada Rama

"Hm tunangan? Itu hanya akal akalan ibu ku karna aku tak menemukan mate ku  dan ini aku sudah menemukan mu, mateku belahan jiwa ku miliki ku!" Cukup lama terdiam saling tatapan

Rama menekan nomor menelpon nya tanpa mengalihkan pandangannya ke Reyya

"Tangkap orang yang Ibu menjodoh jodohkan saya, kurung rumah xxx anda tau kan siapa orang nya tanpa saya memberi ciri ciri nya"

"Tau nona"

"Bagus malam ini saya akan kesana dan tentu membawa pasangan saya, siapkan semuanya"

"Baik nona"

Tutt

"Apa yang kamu lakukan dengan nya" Rama mengelus pipi Reyya

"Kamu akan tau setelah kita sampai di sana babe"

"Tunggu aku baru sadar kamu bukan Rama tapi Vika" memundur perlahan

Sadar akan pergerakan nya, Vika smirk dengan sekali tarikan Reyya sudah ada di pelukan nya menghirup aroma matenya yang sangat wangi

"Yes babe ini aku Vika" mengecup leher Reyya

My Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang