12

13 5 0
                                    

🦊🦊


Sore ini Shiyeon mampir ke Swalayan lebih dulu. Isi di kulkasnya tersisa sedikit lagi, jadi Shiyeon akan membelinya sekarang, sekalian Shiyeon ingin membelikan daging sapi premium untuk Jaemin. Untuk ia suap agar Jaemin memanfaatkannya—membantu tugasnya.

Shiyeon memasukkan tiga bungkus daging sapi premium ke dalam troli, kemudian dia beralih pada jajaran buah-buahan segar. Shiyeon mengambil beberapa jenis buah, setelah itu dia beralih pada jajaran sayur-sayuran, sudah lama semenjak Jaemin tinggal bersamanya, Shiyeon tidak mengkonsumsi sayuran.

Dia mengambil dua ikat kangkung, dua ikat daun bawang, dua bungkus tahu dan satu pak telur ayam.

“Sepertinya sudah semua, apa ada yang kurang?” monolognya seraya melihat isi troli.

Shiyeon mengedarkan pandangannya, ia melihat rak-rak di sekitarnya yang ternyata banyak dipenuhi oleh Soju dan minuman bersoda. Kakinya melangkah mendekati rak minuman yang mampu membuat kesadaran hilang bila dikonsumsi berlebihan, tangannya terulur guna mengambil botol berwarna hijau tua itu.

Dia menggigit pipi bagian dalamnya saat botol Soju itu sudah berada di tangannya, ia teringat pada Jaemin yang mabuk gara-gara minum Soju kadaluarsa.

Shiyeon membuang napasnya berat, sudah lama sekali ia tidak minum Soju. Terakhir kali dia meminumnya itu empat bulan yang lalu, saat memperingati 7 tahun Kematian orang tuanya.

Shiyeon mendengus, berakhir memasukan botol Soju ke dalam troli dan kembali mengambil 4 botol sekaligus. Setelahnya, Shiyeon pergi ke arah meja kasir untuk membayar belanjaannya. Namun, sebelum dirinya sampai di meja kasir, Shiyeon menolehkan kepalanya ke arah rak peralatan dapur. Tidak, dia tidak tertarik. Hanya saja seperti ada yang mengawasinya, tidak ada siapapun saat dirinya menoleh, kembali melanjutkan langkahnya dan mengabaikan apa yang dia rasakan.

Mungkin ini hanya perasaannya saja, begitu pikirnya.

Sedangkan Yuta, pria yang mengenakan topi putih di balik rak peralatan dapur itu tersenyum miring, dia mengambil belanjaannya dan berjalan dengan santai keluar dari Swalayan. Melewati Shiyeon begitu saja dengan senyuman miring yang masih dia pertahankan.

✧༎ຶ ෴෴ ༎ຶ✧

Shiyeon sampai di rumah sewanya dari lima belas menit yang lalu, dia mengajak Jaemin untuk menikmati Soju dan daging panggang di atas rooftop sembari menikmati indahnya suasana malam.

“Oh! Ini?” Jaemin menunjuk dua botol hijau yang kenali itu.

“Iya, minuman yang membuatmu mabuk saat itu.” Shiyeon menjawab, melirik sekilas pada Jaemin yang kini nyengir kuda.

“Tapi rasanya seperti surga,” jawab Jaemin polos.

Shiyeon jengkel mendengar ucapan Jaemin yang mengatakan rasa Soju seperti rasa surga, rasanya ia ingin melemparkan Jaemin dari atas sini ke bawah. Namun, yang terjadi malah helaan napas berat.

Shiyeon mulai larut dalam aktivitas memanggang daging sapi premiumnya, sedangkan Jaemin malah menatap penuh minat pada dua Soju itu.

“Boleh aku meminumnya?”

Shiyeon menoleh, ia bimbang memberikan Jaemin izin. “Hm?” Shiyeon hanya takut jika Jaemin mabuk lagi. “Jangan terlalu banyak,” putus Shiyeon pada akhirnya.

“Terimakasih!” Jaemin tersenyum lebar, ia mengerti kenapa Shiyeon melarangnya minum banyak.

“Hm, ingat, Jaem. Sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik, jika kau meminumnya terlalu banyak, kau bisa hilang akal seperti kemarin,” pesan Shiyeon.

Secret Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang