Tidak perduli malam sudah larut bahkan dingin nya angin pun tetap dia abaikan,Lisa tetap duduk di kursi kecil yang ada di balkon kamarnya.
"Tuan Minho akhir-akhir ini sering berganti wanita,bahkan saya sudah dua kali memergoki dirinya masuk hotel dengan wanita yang berbeda."
Lisa terus memikirkan ucapan Jackson tentang Minho,dia bukan tidak ingin ayah nya berganti-ganti wanita,tapi dia sedang berpikir bagai mana perasaan ibunya saat masih hidup harus menghadapi suami bajingan seperti Minho.
Lisa sesekali mendongakkan wajahnya seraya mata terpejam lalu kembali menunduk dan meminum kopi yang sengaja dia bawa untuk menemani dirinya merenung.
Satu sisi menjadi satu,jika Lisa memikirkan tentang masalah ayah nya berbeda dengan Jennie yang saat ini memikirkan Lisa bahkan dia sedang menangis tapi tidak terisak namun cukup tercekat karena Jennie berpikir jika Lisa menolaknya dengan lantang.
Tidak ada wanita yang tidak sakit,bukan? Jika dia bertekad untuk menyatakan cintanya namun tetap saja di tolak, seperti Jennie saat ini dia sudah berusaha untuk mengambil hati sang lalisa namun belum juga ia dapatkan.
Karena Jennie susah untuk tidur, entah kapan dia keluar dari kamar karena saat ini Jennie sudah di ada di kamar jisoo.
Saat Jennie masuk, kamar jisoo sudah gelap itu tandanya sang unnie sudah tidur namun dugaan Jennie salah karena ada cahaya ponsel yang cukup menerangi wajah jisoo.
"Ow. Jeundeuk, ada apa?" Tanya jisoo setelah melihat Jennie menghampiri dirinya.
"Unnie, apa kau belum tidur? Aku sangat susah tidur malam ini." Keluh Jennie.
Jisoo merubah posisi berbaring nya menjadi duduk bersandar pada sandaran kasurnya, lalu dia melambaikan tangan dan menepuk sisi kasur nya yang masih kosong kode agar Jennie duduk di sana, Jennie pun menuruti dengan bibir yang di cabikkan ke depan tapi jelas saja jisoo tidak terlalu melihat itu karena kamar masih gelap.
"Oke, katakan. Apa yang membuat mu tidak bisa untuk tertidur?" Tanya jisoo.
"Unnie, apa yang spesial dari irine unnie?"
Jisoo mengangkat kedua alis nya, karena pertanyaan Jennie tentang irine itu sedikit membuat bingung.
"Apa kau di tolak oleh lalisamu?" Tebak jisoo setelah paham kemana arah pembicaraan Jennie.
Jennie menggeleng lalu memeluk jisoo dari samping dan menenggelamkan kepalanya di bahu jisoo.
"Aku sudah mengatakan, tapi belum ada jawaban. Dia hanya mengatakan, cinta hanya membuat bahagia sementara. Selebihnya cinta akan membuat sakit dan trauma." Ucap Jennie yang mengingat perkataan Lisa.
"Unnie, apa Lisa merasa trauma karena pernah di sakiti oleh irine unnie?" Tanya Jennie lirih.
Jisoo tersenyum setelah mendengar lirihan sang adik, dia berpikir sedikit untuk menjawab pertanyaan Jennie.
"Mungkin Lisa belum bisa membuka hati untuk yang baru, atau bisa jadi dia masih merasa kehilangan setelah kepergian ibunya." Ucap jisoo berusaha meyakinkan Jennie.
Jennie diam setelah mendengar ucapan jisoo, dia menimang mungkin saja ucapan unnie nya benar, dia merasa sedikit tenang tidak terlalu cemas jika Lisa menolaknya.
Lima menit kemudian, jisoo mendengar nafas Jennie tenang dia menunduk untuk melihat wajah Jennie, dia tersenyum lirih ketika melihat adiknya tertidur dengan tenang, jisoo mengangkat badan Jennie untuk dia baringkan, setelah berbaring jisoo menyelimuti tubuh Jennie dengan sangat pekan dan penuh perhatian, sedetik kemudian jisoo pun ikut berbaring terlentang dengan pikiran yang sangat berisik di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD IS MY LIFE [G!P]
Random"Stop! mengikuti ku lalisa~" "Mana bisa aku tidak mengikuti mu."