Tidak perduli dingin nya angin malam menusuk sampai ke tulang,Jennie tetap berdiri di pagar yang ada di balkon kamar nya.sudah 15 menit Jennie berdiri sambil memegang cangkir berisi teh hangat.
Wajah yang sudah polos tanpa makeup karena dia sudah siap untuk tidur namun mata dan pikiran mengajaknya untuk tetap terbuka,bibir yang mengukir senyum manis dan otak yang sedang memikirkan seseorang membuat Jennie sulit untuk memejamkan matanya.
"Aku penasaran dengan gadis yang di jodohkan oleh orangtuanya, apa dia manis?cantik?atau kaya? Sampai orangtuanya rela memberikan anaknya kepada gadis yang tidak di cintainya,namun aku juga penasaran alasan apa yang membuat Lisa menolak gadis itu~"gumam Jennie sambil bertanya-tanya di dalam hati.
Jennie segera menepis pertanyaan-pertanyaan yang menurut nya tidak untuk di pikirkan oleh nya.
"Haiss...ada apa dengan ku?"celoteh Jennie sambil melihat ke sisi balkon kamar Lisa karena biasanya dia akan melihat Lisa berdiri di sana dan menunduk ke bawah untuk mencari Lisa,siapa tahu Lisa berada di taman belakang,namun malam ini tidak ada sosok orang yang sejak tadi menggangu pikiran nya.
Jennie memutar tubuhnya lalu melangkah masuk ke dalam kamar karena sudah merasa angin membuat sedikit menggigil.
Tapi tepat setelah Jennie mengunci pintu balkon nya,Lisa keluar dari kamar nya dan berdiri di sisi pagar balkon kamarnya.
Berbalik dengan Jennie,jika Jennie selalu memikirkan Lisa namun Lisa tidak.yang ada di pikiran Lisa hanya Tiffany orang yang sangat dia rindukan namun tidak mungkin untuk menghubungi apalagi menemui, Lisa mendongak melihat bintang malam ini yang lumayan banyak dan bersinar dengan indah.
"Bintang~ apa boleh? Aku meminta bantuanmu untuk menyampaikan rinduku kepada mommy~"
Lisa menghela nafasnya lalu menunduk melihat ke arah kolam renang yang ada di bawah,air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya saat ini sudah mulai berjatuhan seiring dengan kedipan matanya.
Jika Lisa mampu membuat Jennie tersenyum namun dia tidak mampu membuat dirinya sendiri untuk tersenyum lepas,apalagi ketika sedang sendiri mungkin saja Lisa bisa terlihat ceria di hadapan orang. Tapi isi hati siapa yang tahu?.
...
The next day.
Di sebuah cafe.jisoo sedang menemui salah satu teman lamanya yang sudah lama tidak bertemu,karena teman dari jisoo itu baru saja kembali ke Korea.
"Jadi...kapan kau akan menikah dengan Rosé?"
"Hah~"jisoo menghela nafas nya setelah mendengar pertanyaan temannya itu."entahlah Bae,dia selalu sibuk dengan pekerjaan dari luar Korea."tutur nya lemah.
Bae? Ya..teman jisoo yang di sebut Bae itu adalah Bae joohyun atau sering di panggil irine. Irine dan jisoo sudah berteman sangat lama dari waktu mereka menduduki sekolah menengah dasar sampai saat ini,irine baru saja kembali dari Tokyo Jepang karena orang tuanya yang tinggal di sana.
"Jika begitu segera bicarakan dengannya. Jangan sampai Rosé tergoda oleh wanita-wanita di luar saja,itu mengerikan."ucap irine menakuti jisoo.
Jika bibir irine sedang berbicara kepada jisoo,tapi mata nya mengarah ke arah lain yang di mana irine sedang menatap punggung seseorang yang berada di belakang jisoo.siapa lagi kalau bukan kang seulgi.
Irine mengenal seulgi karena jisoo sudah memperkenalkan nya dari dulu,tapi setelah irine mengenal seulgi cukup lama namun terbilang jauh Karena jarak seulgi sering sesekali mengirimnya pesan.
Jisoo melihat mata irine lalu menoleh ke belakang,karena jisoo tahu siapa yang sedang di lihat oleh irine.
Jisoo tersenyum meledek."kau baru melihat seulgi. Apalagi sudah melihat bodyguard baru Jennie."ucap jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD IS MY LIFE [G!P]
عشوائي"Stop! mengikuti ku lalisa~" "Mana bisa aku tidak mengikuti mu."