4 (Lagi)

54 8 3
                                    

Adit terbangun dari tidurnya, kini Adit tidak merasakan sakit lagi di kepalanya, sepertinya luka di kepalanya sudah sembuh.

Arka datang dan memberikan roti berselai vanilla kepada Adit.

Tentu saja Adit langsung memakan roti tersebut dengan lahapnya, Arka terus memperhatikan Adit.

"Dimana kacamatanya?" Tanya Arka yang membuat Adit tersedak.

Arka cepat-cepat mengambil air minum dan memberikannya kepada Adit.

Adit meminum air itu hingga kandas, "Uhuk! K- kacamatanya..... T- terjatuh dan h- hilang....," Lirihnya.

Arka menghela nafas dan mewajarkan hilangnya kacamata pemberiannya, "Sudahlah dan bersiaplah,"

Adit merasa bersalah, "K- kau tidak m- marah k- kepadaku? K- karena aku sudah-"

Arka mengelus surai Adit, "Tidak apa-apa,"

Adit bersyukur memiliki Arka yang perhatian kepadanya, sungguh hidupnya rasanya penuh berwarna jika seperti ini terus menerus kalau Adit tidak bersekolah.

"Aku sudah m- mendapatkan tempat lowongan pekerjaan baru."

Arka mengangguk dan menyuruh Adit untuk segera bersiap berangkat ke sekolah.

Adit langsung masuk kedalam kamar mandi, "Jangan sampai salah ambil seragam sekolah milikku!" Serunya.

Arka dibuat geleng-geleng kepala, padahal Arka sudah betul kemarin menyiapkan seragam sekolah milik Adit.

Seharusnya Adit yang salah mengambil seragam sekolah, bukan Arka.

. . . . .

Sesampainya di sekolah.
Adit berjalan cepat menuju ke kelasnya sambil menghindari berbagai tatapan dari para murid.

Ia masuk kedalam kelasnya dan langsung disambut heboh oleh teman-teman sekelasnya.

"Selamat ya bro, udah jadi budak dadakan."

"Cosplay jadi pembantu suruhan, pffft."

"Siap melayanimu, yang mulia- aowkakwoakka."

"Dashad dan Naoki pasti udah siapin cambuk."

"Siapa suruh sih nabrak Vilia."

"Aduch, hidupnya tambah parah."

"Emang anak sial, huuuu!"

"Tumben gak salah pake seragam lagi, padahal gue baru ajah taruhan kalau lu pake baju maid."

Seluruh teman sekelasnya tertawa keras.

Adit menundukkan kepalanya dan langsung duduk di kursinya.

Adit membenamkan kepalanya dan mengutuki setiap anggota Genggasta.

Berita tentang Adit menjadi pesuruh-suruh sepertinya sudah menyebar hingga ke penjuru sekolah.

. . .

Tringgggg!

Bel istirahat telah berbunyi, para murid langsung bergegas keluar dari kelas untuk mengisi perut mereka.

Adit berjalan pelan menuju ke kantin, sepertinya Adit tau apa yang akan terjadi karena dirinya sudah terbiasa menjadi pesuruh-suruh seperti ini.

Tidak lama kemudian, datanglah si kembar yang memiliki julukan 2 Bocil Kematian, Nanda dan Nando.

Nanda dan Nando menepuk pundak Adit dari belakang dengan keras sehingga Adit terkejut.

Nanda dan Nando tertawa terbahak-bahak karena melihat reaksi Adit yang menurut mereka lucu.

Arka N Adit [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang