5 (Derita)

54 5 0
                                    

Adit terbangun di uks dan mendapati Arka tertidur sambil menggenggam tangan sebelah kiri Adit.

Adit masih ingat kejadian di kantin yang membuatnya masuk ke uks, benar-benar membuat dirinya stress.

Arka terbangun ketika merasakan adanya pergerakan dari Adit, "Mau pulang?" Tanyanya.

Adit menganggukkan kepalanya, lagipula juga tidak ada yang peduli jika Adit pulang ke rusun.

Arka mengambil tas Adit di atas meja uks dan segera menggendong Adit, tapi Adit menolak gendongan itu dan lebih memilih berjalan saja.

Ketika Adit mencoba berdiri, lagi-lagi pusing mendera kepalanya dan terpaksa Arka membopong tubuh Adit agar tidak terjatuh lagi.

Selama diperjalanan, semua murid tampak sedang belajar di kelasnya masing-masing, sesekali ada lirikan dari para guru yang melihat Adit berjalan keluar dari sekolah.

. . . . .

Saat hampir sampai di rusun, Arka pergi meninggalkan Adit, "Ku ingin pergi mencari makanan untukmu,"

Adit mengangguk dan Arka memberikan tas milik Adit serta menyuruh Adit untuk segera beristirahat.

Sesampainya di depan kamar rusun, Adit hendak membuka pintu kamarnya, namun segera dicegat oleh Ibu Elira yang datang.

Ibu Elira berkacak pinggang, "Kamu tau siapa pemuda asing yang terus mengintai diluar rusun saya?" Tanyanya.

Adit menggeleng dan membuka pintu kamar rusunnya, tapi dicegat lagi oleh Ibu Elira.

"Kamu yakin tidak tau siapa pemuda asing tersebut? Padahal saya lihat-lihat, pemuda asing itu terus menerus melihat kamar kamu."

Adit menggeleng sekali lagi dan memilih masuk kedalam kamarnya.

Ibu Elira dibuat sakit kepala lama-lama mengurus Adit, belum lagi pemuda asing yang sering mengintai rusunnya itu setiap hari mengawasi.

Pernah sesekali beberapa penghuni rusun mengusir pemuda asing itu dan berakhir para penghuni rusun mendapatkan tatapan seram dari pemuda asing tersebut.

Pernah juga Ibu Elira melaporkan hal ini kepada pihak polisi jika ada pemuda mencurigakan yang terus mengintai rusun miliknya.

Setelah dicek, tidak ada pemuda asing yang dimaksud oleh Ibu Elira, seolah-olah pemuda asing itu tau kapan Ibu Elira akan melapor ke polisi.

Ah, jika Ibu Elira ingat-ingat, pemuda asing itu terus datang mengintai saat Adit berada di rusunnya dan sesekali pemuda asing itu masuk kedalam kamar rusun milik Adit menurut para penghuni rusun.

Kembali ke sisi Adit, ia membaringkan dirinya di atas kasur dan memikirkan masa depannya.

Jika besok masih sama saja, maka untuk apa ia bersekolah.

Tapi, jika ia berhenti bersekolah, maka Adit kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Ia harus segera melamar pekerjaan di Minimarket Inalfa yang sempat ia lihat lamarannya.

Sembari menerawang apa yang harus dilakukan di masa depan, Arka kembali sambil membawa nasi goreng kecap.

Adit segera memakan nasi goreng itu dengan lahap dan Arka hanya melihat Adit yang mengunyah nasi goreng layaknya seekor hamster.

Adit peka terhadap Arka, "A- ada apa?" Tanyanya.

Arka menggelengkan kepalanya, "Jikalau lulus dari sekolah, ingin menjadi apa?"

Adit terdiam beberapa saat dan memikirkan cita-citanya sejak kecil, "Ingin menjadi guru," Jawabnya sambil tersenyum lebar.

Arka langsung mengelus surai Adit, "Jikalau ingin menjadi guru, jangan mudah menyerah, paham?"

Arka N Adit [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang