14 (Aku)

67 4 0
                                    

Setelah menikmati waktu bersama di kafe, Arka dan Adit pulang menuju ke rumah rusun.

Sebelum pulang, Arka dan Adit menyempatkan untuk berfoto bersama di sebuah pohon pinus yang dihiasi dengan lampu kelap-kelip.

Tidak hanya itu saja, Arka dan Adit juga berfoto bersama di sebuah toko labu yang menyediakan lentera labu.

Siapa yang memfotokannya? Tentu saja Adit dan Arka berpose seperti mengikuti tema yang difoto.

Adit bahkan memfoto sebuah kedua insan yang menatapnya dari jauh, "Sebuah pasangan yang cocok!"

Wisteria dan Sasha kalang kabut karena ketahuan, segera mereka berdua langsung pergi menjauh.

Arka mendengus kesal, "Ayo." Arka menggandeng tangan Adit untuk segera pulang menuju ke rumah rusun.

Diperjalanan, Adit melihat sebuah sepeda rongsok dan seperti masih bisa dipakai.

"Sepedamu."

Adit terbelalak dan senang karena sepedanya kembali, sebuah keberuntungan yang bagus.

Adit tidak menyangka bahwa keberuntungan terus mengikutinya kali ini, Adit mengambil sepeda itu dan mengetesnya apakah masih bisa dipakai atau tidak.

Setelah dites, sepeda itu masih layak, segera Arka menaiki sepeda itu dan menggonceng Adit.

Keduanya bersenang-senang dan bergembira bersama.

Tidak peduli banyak sepasang mata yang menatapnya aneh dan hina, namun Adit terus tersenyum dan mengembang tawa.

. . .

Sesampainya, Arka dan Adit turun dari sepeda, kemudian membawanya ke lahan parkiran.

Arka dan Adit menuju ke kamar rusun, Adit mendapati Ibu Elira yang sepertinya sedang mencari sesuatu, "Ibunda Elira sedang mencari Milad?" Tanyanya dan dijawab anggukan oleh Ibu Elira, "Milad sepertinya sedang mencari pasangan diluar sana, tunggu saja dan sebentar lagi akan kembali."

Arka dan Adit masuk kedalam kamarnya, meninggalkan Ibu Elira yang mematung.

"Sejak kapan anak itu.... Sudahlah, sebaiknya saya memasak kembali."

Di dalam kamar rusun.
Arka dan Adit menonton film bersama hingga tengah malam.

Film yang ditonton oleh Arka dan Adit adalah film Titanic.

Adit diam-diam mencuri perhatian kepada Arka dan Arka mengetahui lirikan Adit.

"Ada apa?" Tanya Arka.

Adit kelabakan, "T- tidak apa-apa, aku hanya senang karena menghabiskan waktu bersamamu lagi."

"Kesenanganmu, kesenanganku juga."

Pipi Adit sedikit merona, "Pandai sekali kau menggodaku."

Arka merotasi matanya, "Biasalah."

Keduanya terdiam dan fokus menonton film baru, yakni film Pacific Rim.

Adit terlarut dalam tidur dan Arka menggendong Adit ke kasur.

Arka menyelimuti Adit dengan lembut dan mencium pipi Adit, "Bertahanlah, sedikit lagi."

. . . . .

Keesokan harinya.
Adit terbangun dari tidurnya dan bersiap-siap menjalani hari baru dengan semangat.

Adit melihat Arka yang sedang membuat roti bakar berselai vanilla.

Adit duduk di kursi makan dan terus melihat Arka dengan senang, "Cocok banget menjadi suami idaman."

Arka N Adit [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang