8 (Heboh)

42 5 0
                                    

Berita tentang kematian keempat remaja dari Sekolah Tameden tersebar luas.

Para warga dibuat terkejut dan dibuat ngeri dengan kasus kematian keempat remaja tersebut.

Kenapa tidak? 4 korban itu dibunuh secara mengenaskan dan brutal.

Pertama, kepalanya tertusuk batang besi hingga menembus ke matanya.

Kedua, isi kepalanya berceceran ke mana-mana hasil kepalanya dihancurkan dengan menggunakan palu.

Ketiga, batang hidungnya sudah tidak berbentuk, terlihat tulang tengkoraknya juga retak.

Keempat, rahang mulutnya seperti dibuka paksa hingga lebar.

Pihak polisi sedang mengusut kasus itu dan mencari berbagai barang bukti untuk penyelidikan agar bisa mendapatkan petunjuk yang bisa mengarah kepada si pelaku.

Gegerlah satu kota secara langsung dan itu membuat kasus ini dikenal dengan nama Pembunuhan Empat Korban.

Tidak terkecuali di Sekolah Tameden yang heboh akan berita ini.

Para murid langsung dihimbau oleh para guru untuk tidak keluar malam-malam dan tidak bertemu dengan orang asing.

Adit terus memperhatikan gurunya yang sedang menerangkan betapa pentingnya keselamatan diri.

Adit tau siapa yang membunuh keempat remaja itu dan dibuat tidak percaya oleh pernyataan Arka barusan.

Katanya, "Aku melakukan ini untukmu."

Adit dibuat merinding oleh tindakan Arka yang brutal, sebenarnya Adit sedikit senang karena berkurangnya pengganggu-pengganggu kehidupannya di sekolah, kecuali Genggasta yang senantiasa akan memberinya cobaan hidup yang lebih berat lagi.

Tringgg!

Bel istirahat berbunyi dan langsung semua murid berhamburan keluar untuk makan di kantin.

Sebenarnya Adit ingin makan di kantin, namun karena takut bertemu dengan Genggasta di sana, maka terpaksa dirinya menunggu bel istirahat selesai di kelas saja sambil tidur.

Tapi, sepertinya rencana tidurnya terkendala karena muncullah Wisteria dan Sasha.

Sasha mendekatkan diri dengan Adit dan tentu saja menggunakan nada serius, "Adit, siapa nama panjang Arka?"

Adit bingung dengan sikap Sasha barusan, "A- Arka? Ehmm, nama panjangnya adalah Arkatama Kansais."

Wisteria sudah yakin 100% tebakannya benar bahwa, "Arkatama adalah teman kelas kami dahulu sebelum kami pindah kesini."

Adit dibuat terkejut lagi, karena Arka adalah orang yang asli dan tidak hanya sebatas halusinasi belakanya saja.

Sasha menghela nafasnya, "Dahulu, Arka itu orang yang paling berprestasi dan orang yang pendiam."

"Arka sebelum pindah sekolah, dia bilang kalau ingin menemui orang yang disayanginya," Tambah Wisteria.

"Entah apa yang terjadi, tapi.... Aku merasa ada hubungan kasus ini denganmu dengan Arka."

Adit dibuat terpojok oleh cocoklogi Sasha, "A- aku tidak tau apa yang s- sebenarnya terjadi, lagipula juga.... A- Arka tidak mengatakan apapun t- tentang kasus tersebut."

Wisteria jelas tau jika Adit baru saja berbohong dan tidak ingin mengungkapkan sejujurnya, "Katakan kepadaku, Arka itu menurutmu nyata atau palsu?"

To the point, Adit bingung sekarang harus menjawabnya apa, karena dirinya sendiri juga bingung.

Sasha kini memegang kedua pundak Adit, "Adit, aku rasa kau harus segera menjauhi Arka, aku merasakan perasaan yang tidak enak mulai sekarang."

Setelah Sasha mengatakan seperti itu-

Arka N Adit [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang