10 (Khawatir)

69 7 0
                                        

Sebulan kemudian.
Adit mengalami beberapa rentetan masalah yang terus menimpanya.

Bullying di sekolahnya dan masalah baru di tempat kerjanya serta rasa jatuh cinta kepada Sasha.

Bullying di sekolahnya semakin parah, saat Adit terlambat datang ke sekolah dan mendapatkan hukuman membersihkan wc laki-laki, di situlah Genggasta berulah, dimana mereka menyirami Adit dengan air bekas pel dan jangan lupa sedikit bogeman di sekujur tubuhnya.

Pernah juga saat Adit terkurung di dalam gudang sekolah karena Genggasta mengunci pintunya dari luar.

Itulah membuat Adit semakin takut di dalam kegelapan yang membuatnya trauma.

Sekali-kali Nanda dan Nando sering menjahili Adit dengan berbagai tindakan mereka berdua, seperti menyembunyikan sepatu Adit, menggantung tas Adit di tiang upacara bendera, mengambil uang Adit secara paksa.

Tidak hanya itu saja, Adit hampir saja mati jika tidak menghindari sebuah pot bunga jatuh dari atas, pelakunya Vilia.

Semakin hari kian parah saja, Adit bahkan hampir saja menjadi korban tabrak lari oleh Chavez.

Belum cukup sampai disitu saja, nyawa Adit hampir melayang sekali lagi jika saja Adit tidak memegang tiang lampu lalu lintas.

Ya, Adit hampir saja menjadi korban kecelakaan karena ada seseorang yang mendorongnya hingga hampir tertabrak sebuah mobil, tentu saja pelakunya adalah Darso.

Kini masalah di tempat kerjanya sekarang yang membuat Adit hampir saja di pecat.

Dikarenakan Adit hampir memukul seorang pelanggan- ralat, lebih tepatnya pengemis tua yang akhir-akhir ini sering mengusik kehidupan Adit.

Pengemis tua itu bernama Runi yang seorang pemabuk berat dan sering membuat kekacauan di sekitarnya.

Runi sering datang ke Inalfa dan mengambil makanan tanpa membayar, jelas saja Adit langsung mencegat perbuatan Runi, tapi Runi langsung marah dan komplain ke bos yang menjadi tempat Adit bekerja dengan komplaian, Adit mengusir pelanggan.

Adit mengelak tuduhan itu dan memberikan alibinya, Adit juga meminta bantuan kepada Sandika untuk menjadi saksi, tapi Sandika tidak ingin ikut campur.

Untung saja bosnya itu pengertian dan menyuruh Runi untuk keluar dari Inalfa.

Belum cukup, Runi membuat ulah lagi karena efek mabuk, Runi menggoda Adit dan memuji paras Adit sambil berkata, "Kau hampir sama dengan para pelakor diluar sana dan para pelacur yang sering membuka kaki mereka kepada semua laki-laki berhidung belang."

Sandika hampir saja tertawa karena perkataan Runi tersebut, sedangkan Adit terus-terusan menahan diri untuk tidak meninju Runi.

Sampai suatu ketika, Runi datang dengan keadaan mabuk, Runi berkeluh kesah dengan kehidupannya yang begitu menyedihkan dan pernah mencuri sebuah sepeda.

Adit dan Sandika tidak peduli dengan cerita Runi, sampai Adit bertanya, "Apa ciri-ciri sepeda tersebut?"

Runi menyebutkan ciri-ciri sepeda itu hingga detailnya, apa yang terjadi? Langsung saja Adit membentak Runi karena telah mencuri sepedanya dan merusaknya.

Tidak terima dibentak, Runi memukul kepala Adit dengan botol alkoholnya.

Sandika langsung panik dan mencari bosnya, sedangkan Adit dan Runi terlibat perkelahian hingga dilerai oleh bosnya.

Dan itulah yang membuat Adit hampir di pecat oleh pekerjaannya.

Ah, Adit penasaran dengan namanya perasaan cinta.

Arka N Adit [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang