Sudah sebulan sejak kepulangan aku dan Kia dari Belanda. Hari ini aku akan menemani Kia fitting wedding gownnya. Tempatnya tak jauh dari coffeshop Kia.
" OMG!! YOU LOOK SO BEAUTIFUL" mataku berkaca-kaca melihat Kia keluar dengan wedding dress-nya.
Melihat aku yang akan menangis, Kia juga ikut menangis. Kami berpelukan.
" Temen gue dah mau nikah aja" ucapku.
" Nyusul dong" ucap Kia.
" Nanti ya" balasku.
Kia tertawa dan mengangguk.
" Gue coba gown yang buat di Belanda ya"
Aku mengangguk. Kia masuk ke ruang ganti dan mengganti gownnya dengan gown yang akan dia pakai resepsi di Belanda. Kia dan Rafael memutuskan menikah di dua negara. Pemberkatan dan resepsi dengan adat di Indonesia, sedangkan resepsi dan after party akan ada di Belanda.
Kia keluar dengan gaun birunya. Dia tampak cantik dalam balutan gaun biru itu.
Sedangkan dia terlihat aura pengantinnya saat mengenakan gaun putihnya
" Cantik banget" puji ku." Menurut Lo Rafa bakal suka ga?"
" Dia selalu suka apapun yang kamu pake. Di matanya kan cuma kamu yang cantik. Apapun bentukmu"
" Ya ga bentuk juga, emang gue apaan" protes Kia.
" Ya Lo kan punya banyak bentuk. Bisa jadi wanita anggun, bisa jadi rich onty ,bisa jadi ibu rumah tangga yang habis bersihin rumah gede"
" Mentang-mentang gue kalo di rumah pake daster, Lo jadi ngatain gue kek gitu. Sadar Lo juga pake daster kalo di rumah"
" Gue ga bisa menyangkal itu sih.. HAHAHAHA"
°°°
Hari pernikahan Rafael dan Kia pun tiba. Pemberkatan pernikahan mereka ada di kolam renang sebuah hotel. Rafael sudah masuk ke tempat pernikahan. Aku menuntun Kia memasuki tempat pemberkatan. Rafael tampak terkejut melihat calon istrinya datang. Dia menangis. Justin dan Ivar menepuk bahu pria itu, menenangkannya.