RAFAEL DAN KIA :
Setelah tiga hari dua malam berlibur di Bali, kini saatnya mereka harus kembali ke Jakarta. Kia tengah membereskan barang - barangnya dan Rafael. Pria itu itu belum bangun.
" Babe..." panggil suara serak dari tangga.
Kia berbalik dan melihat Rafael yang tengah menuruni tangganya. Rambutnya berantakan dan wajahnya pucat. Hal itu membuat Kia berlari kearahnya.
" Kamu kenapa? Sakit?" Kia panik.
Kia memegang dahi Rafael dan benar pria itu demam.
" Aduh kamu demam..."
Rafael hanya mengangguk.
" Duduk dulu deh, aku coba cek ada obat demam atau ga"
Rafael duduk di sofa sedangkan Kia membongkar tasnya mencari obat. Untunh saja ada obat demam. Kia mengambil air putih dan berlari ke Rafael.
" Ini minum dulu" Kia duduk di samping Rafael.
Rafael mengambil obat dari tangan Kia, memasukkannya ke mulut dan menelannya bersama air putih.
" Kamu tiduran aja dulu, nanti kalau kita mau berangkat aku bangunin" ucap Kia.
Rafael kembali berbaring di sofa dan memejamkan matanya. Kia lanjut membereskan barang-barang sambil sesekali melihat kondisi Rafael.
" Babe... Wake up" Kia membangunkan Rafael karena mereka harus ke bandara untuk terbang.
" Babe..." Kia mengelus wajah Rafael, sambil sesekali mencium kening dan pipi pria itu.
Perlahan mata Rafael terbuka. Dia tampak lelah. Tapi demamnya sudah turun.
" Ayo.." ucap Kia.
Rafael berdiri, mengambil tas koper. Kia yang melihat itu langsung menahan Rafael.
" Udah ga usah, kamu masuk aja ke taksi. Biar aku dan supir yang angkat " ucap Kia.
" I'm oke babe. Aku bisa. Ini cuma ngangkat doang" balas Rafael.
" No, listen to me, ok?"
" Ok..." Rafael menurut karena malas berdebat. Kepalanya masih pusing.
Selagi Rafael berjalan ke taksi, supir taksi dan aku membawa tas dan koper, lalu memasukkannya ke bagasi. Setelah semua barang masuk, kami pun melaju menuju bandara.
Selama di mobil, Rafa terus bersandar pada Kia. Dia tidur. Di pesawat pun juga begitu. Sesampainya di Jakarta, Kia menelepon Nia. Katanya gadis itu akan menjemput.
" Sabar, bentar lagi sampe!!" Ucap dia dari seberang sana.
Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, akhirnya Kia dapat melihat mobil milik Justin datang. Mereka parkir tak jauh dari tempat Kia dan Rafael menunggu.
" Hi" sapa Nia saat mendekat.
" Hi" balas Kia.
" Eh udah Rafa ga usah, biar Justin aja. Dia lagi ngambil kacamata hitam" ucap Nia saat melihat Rafael akan mengangkat koper.
" Udah babe, biar Justin aja" ucap Kia.
Rafael meletakkan lagi koper di lantai. Justin datang.
"Hi" sapanya.
" Idih sok cool amat" cetus Kia.
" Emang gitu, sok cool" balas Nia.
" Kia, just accompany Rafa to the car, let Nia and I carry your things." ucap Justin yang dibalas anggukan Nia.