03

6.1K 155 4
                                    

06:25 Deril dan adara tengah duduk di meja makan. Tidak lama kemudian Wijaya pun datang sembari menarik koper.

Adara mengerutkan dahinya. "Ayah mau ke mana? Kok bawa koper segala?"

Wijaya menghampiri adara dan mengusap lembut pucuk kepala gadisnya. "Ayah mau ngurus kerjaan ayah yang ada di Singapore, sayang. mungkin sekitar dua atau tiga bulan." Jelas Wijaya.

Deg tiba-tiba mata adara langsung terlihat berkaca-kaca. "Kok lama banget sih, yah. terus kalo adara kangen gimana?" Ucap adara yang ternyata sudah menangis.

"Eh, kok gadisnya ayah nangis?" Wijaya pun langsung memeluk gadisnya. "Dengerin ayah, kalo adara kangen kan kita masih bisa vc, kan ada Abang, abang bakal jagain Adara terus, yang penting Adara nurut ya sama abang."

Adara lagsung melihat ke arah deril, deril pun langsung tersenyum tulus menatap adiknya yang sedang menangis di pelukan ayahnya.

Adara langsung melepas pelukannya. "Janji ya kalo ayah lagi ga sibuk, ayah sering-sering hubungi Adara."

"Iya, sayang, ayah janji. Udah jangan nangis lagi, nanti cantiknya ilang." Ucap Wijaya.

Adara pun langsung mengusap air matanya.

°°°

Kini Wijaya, deril, dan adara, sedang berdiri di samping mobil yang akan di bawa oleh wijaya.

"Ayah pamit ya." Ucap wijaya.

"Ayah hati-hati ya, jaga kesehatan." Ucap adara sendu.

Wijaya tersenyum. "Iya, sayang, kamu juga ya." Wijaya langsung beralih menatap deril. "Jagain adara, jangan pernah bentak adek kamu."

Deril terkekeh. Setelah itu deril pun langsung merangkul adara. "Tanpa ayah suruh, Abang juga ga bakalan ngebentak adek tersayangnya abang ini."

Wijaya tersenyum. "Bagus, ohiya, ayah titip kantor ke kamu, ayah percaya kamu bisa ngurus semuanya."

"Ga usah di pikirin kalo masalah itu, ayah tenang aja." Jawab deril.

Wijaya mengangguk. "Yaudah kalo gitu ayah berangkat ya, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam." Serempak deril dan adara.

"Hati-hati, ayah." Ucap adara sembari melambaikan tangannya.

Wijaya tersenyum. "Iya, sayang."

Wijaya pun masuk ke dalam mobil dan langsung menancapkan gas untuk segera pergi.

adara menghela nafas berat ketika mobil ayahnya sudah tidak terlihat. adara pun terlihat sangat sedih karna baru kali ini ia di tinggal ayahnya untuk ke luar negri sampai beberapa bulan. Deril melihat raut wajah adiknya yang terlihat sangat sedih, setelah itu ia pun langsung memeluk adara.

"Udah Ga papa, kan ada abang." Ucap deril mencoba menenangkan adiknya.

°°°

Kini deril dan adara sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Nanti abang jemput." Ucap deril.

Adara hanya mengangguk, setelah itu ia keluar dari mobil dan langsung melangkah memasuki gerbang tanpa mengucap satu katapun kepada kakaknya.

Setelah punggung adiknya sudah tidak terlihat, deril pun langsung pergi meninggalkan area sekolah.

°°°

Adara terlihat sedang di kantin sendirian. Pandangannya kosong. Jus jeruk yang sudah ia pesan pun hanya ia aduk-aduk dengan sedotan.

"Woiii!" Teriak seseorang yang tiba-tiba datang.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang