°°°
Mobil Deril terlihat baru memasuki pagar rumah. ia langsung menghentikan mobilnya di halaman rumah. ia pun melangkah untuk masuk ke dalam. Setelah itu deril langsung menghampiri ayahnya yang sedang berada di ruang tamu.
"Assalamualaikum." Ucap deril.
Wijaya, bram, dan anita langsung mengalihkan pandangannya ke arah deril yang baru datang.
"Wa'alaikumsallam." Ucap wijaya.
Bram dan anita menatap tidak percaya jika anaknya sudah sebesar ini. Deril langsung mencium punggung tangan Wijaya. Selanjutnya deril beralih menyalami tangan pria paru baya yang ada di hadapannya, Dan terakhir ia menyalami tangan wanita paru baya yang juga ada di hadapannya. Deril masih terlihat biasa saja. ia hanya mengira bahwa kedua orang yang ada di hadapannya ini adalah rekan kerja ayahnya.
Deril ingin melepas tangannya dari anita. Namun anita malah semakin erat menggenggam tangan deril. Anita pun langsung berdiri. ia tersenyum menatap putra pertamanya. Dan tidak terasa air matanya mengalir. Anita pun langsung memeluk deril.
Deril terlihat bingung kenapa tiba-tiba wanita paru baya ini memeluk dirinya. Deril tak memberontak sama sekali, ia tetap membiarkan wanita tersebut memeluknya.
Bram pun juga langsung ikut berdiri. ia tersenyum bahagia melihat putra pertamanya yang sudah tumbuh dewasa. Dan tidak terasa air matanya mengalir, namun ia langsung mengusapnya.
Anita masih tetap menangis di pelukan deril. "Maafin bunda, sayang. Maaf bunda sama ayah baru bisa nemuin kamu sekarang." Ucap anita sendu.
Deril mengerutkan dahinya bingung. ia pun langsung melepas pelukannya. " Maaf, Maksudnya apa ya? Saya gak ngerti."
"Mereka berdua adalah orangtua kandung kamu." Saut wijaya.
Deril menatap tidak percaya ke arah wijaya.
"Mereka udah lama nyariin kamu, Dan ternyata selama ini mereka nyari-nyari alamat rumah ayah supaya bisa ketemu sama kamu." Jelas Wijaya.
Deril beralih menatap kedua orang yang ada di hadapannya secara bergantian. Bram dan anita tersenyum tulus menatap deril.
"Jadi kalian beneran orangtua kandung aku?" Ucap deril seperti masih tidak percaya.
"Iya, sayang. Ini ayah sama bunda." Ucap anita dengan mata yang terlihat sudah berkaca-kaca lagi.
Deril tersenyum bahagia. setelah itu ia kembali memeluk anita. Bram pun juga langsung memeluk anak dan istrinya. Mereka bertiga terlihat sangat bahagia. Wijaya pun juga ikut bahagia melihatnya.
"Maafin ayah sama bunda ya, nak." Ucap bram.
Deril kembali melepas pelukannya. ia menatap lekat kedua orangtua nya. "Ayah sama bunda gak perlu minta maaf, ayah wijaya udah ceritain semuanya ke aku. Dan aku paham kenapa dulu ayah sama bunda nitipin aku."
"Kamu mau kan tinggal sama ayah bunda?" Tanya Anita.
Deril terdiam sejenak. Setelah itu ia langsung melihat ke arah wijaya.
"Ngobrolnya sambil duduk, biar enak." Ucap Wijaya.
Bram, anita, dan deril pun langsung duduk. Deril masih tetap diam saja. ia bingung harus menjawab apa.
Sebenarnya Deril ingin tinggal bersama orangtua kandungnya. Namun di sisi lain, deril tidak bisa jika harus jauh dari adara. Satu hari tidak bertemu adara saja rasanya seperti satu Minggu.
"Jadi gimana, sayang?" Tanya anita lagi.
Deril menatap bram dan anita secara bergantian, setelah itu ia beralih menatap Wijaya. Wijaya paham, pasti deril bingung antara tetap tinggal bersama dirinya atau tinggal bersama orangtua kandungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/364949185-288-k260096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSSESIF]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya Deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻