14

4.3K 145 0
                                    

°°°

15 menit berlalu. Deril telah sampai di pekarangan rumah, ia langsung turun dari mobil dan melangkah menuju teras rumah. Sebelum membuka pintu, deril melihat adara dan arhan baru sampai dan berhenti di depan pagar.

Adara langsung turun dari motor. "Thanks, han."

Arhan membuka kaca helm nya. "Sama-sama, ra. yaudah, sana masuk gih."

"Em, sorry ya, bukanya ga mau nyuruh lo buat mampir, Tapi gue takut ntar kalo lo ketemu Abang gue, lo malah di marah-marahin."

Arhan tersenyum. "Santai aja, lagian udah mau sore, gua mau langsung pulang."

"Ohiya, jaket lo masih di kamar gue, mau sekalian di bawa ga?"

"Gampang itu mah, kalo lo ngerasa dingin, pake aja jaket gue."

"Ogah, jaket lo bau tau ga."

Arhan terkekeh. "Udah lama ga di cuci."

"Dasar jorok."

"Namanya juga jaket favorit, jadi kemana-mana gue pake terus." Saut arhan.

"Kalo jaket favorit knapa di pinjemin ke gue."

"Lo kan juga manusia ter favorit gue." Saut arhan.

Adara memutar bola matanya dengan malas. "Sejak kapan manusia sok cool di sekolah kaya lo bisa gombal."

"Sejak kenal lo." Jawab arhan santai.

"Ck, udah lh, sana pulang."

"Yaudah, gue pulang ya."

Adara mengangguk. "Hati-hati."

"Iya, ra."

Setelah itu arhan menutup kaca helm nya, ia langsung menghidupkan mesin motor dan langsung pergi. Setelah arhan sudah tidak terlihat, adara langsung berlari memasuki pagar.

Sesampainya di halaman rumah, langkah adara terhenti begitu melihat kakaknya sedang bersedekap dada sembari menatapnya dengan datar.

Adara membuang nafas berat. Setelah itu ia melangkah sembari tertunduk. Kini adara sudah berdiri tepat di hadapan deril.

"Em, bang, adara__"

Belum sempat melanjutkan ucapan nya, deril langsung masuk tanpa berkata apapun. adara pun langsung segera menyusul kakaknya ke dalam. Deril langsung duduk di sofa ruang tamu, Adara pun berdiri tepat di depan deril. Mata adara sudah terlihat berkaca-kaca.

"Kalo Abang mau marahin adara, marahin aja bang. Bentak Adara sepuasnya. Tapi jangan cuekin adara kaya gini. Adara ga suka!" Ucap adara dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

"Abang udah pernah bilang kalo abang ga suka kamu di anter sama siapapun! tapi kamu tetep aja pulang bareng dia! dan bahkan main ke pantai sama dia. Ya kalo kamu ga mau nurut sama abang, ga papa. Sekarang kamu bebas. mau main kemanapun sama siapapun terserah. Abang ga bakal larang kamu lagi."

Setelah mengucapkan kalimat panjang lebar tersebut, deril berdiri dan langsung ingin pergi, namun langkahnya terhenti karna di tahan oleh adara, Adara langsung memeluk deril, adara menangis sejadi-jadinya di pelukan deril.

"Adara ga mau abang cuek, adara janji kali ini bakal nurut sama abang, tapi plis, abang jangan diemin adara kaya gini." Ucap Adara sembari terus terisak.

Mata deril mulai berkaca-kaca ketika mendengar tangisan adiknya. Deril mendangakkan pandangan nya agar air matanya tidak jatuh, deril benar-benar tidak suka melihat adiknya menangis, Lalu akhirnya pun deril memeluk adara dan mengusap punggung adara.

"Udah, jangan nangis." Ucap deril.

Pelukan deril membuat adara semakin terus menangis, adara benar-benar merindukan pelukan dari kakaknya, karna beberapa hari ini deril selalu menghindarinya.

Karna adara tidak menghentikan tangisan nya, deril pun langsung melepaskan pelukannya. Deril menatap adara dengan lekat, setelah itu ia mengelap air mata adiknya.

"Ga boleh nangis." Ucap deril.

"Abang sayang kan sama Adara?" Ucap adara sedikit terisak.

Deril tersenyum, setelah itu ia mencium kening adara cukup lama. "Abang sayang banget sama kamu."

"Abang jangan diemin adara lagi ya."

Deril mengangguk sembari mengusap lembut pucuk kepala adara. "Yang penting kamu nurut sama abang, Jangan pernah bohong sama abang."

Adara mengangguk dan kembali memeluk kakaknya. Deril dan adara begitu terlihat sangat nyaman Karna mereka berdua merindukan momen-momen seperti ini.

Deril melepas pelukannya. "Udah sore, ganti baju, sekalian mandi."

Adara mengangguk. "Abang habis ini mau kemana?"

"Ga kemana-mana, abang juga mau mandi, habis itu lanjut ngerjain tugas kantor lagi." Ucap deril lembut.

"Yaudah, adara ke kamar dulu ya, bang."

Deril mengangguk sembari tersenyum. Adara langsung mencium singkat pipi deril, setelah itu ia langsung berlari menuju kamar. Deril tersenyum melihat adiknya yang sedang menaiki tangga. Setelah adara sudah tidak terlihat, deril langsung melangkah menuju kamarnya.

°°°

Jam sudah menunjukan pukul 20:00.
Seperti biasa, Deril terlihat masih anteng di depan laptop, ia sedang mengerjakan tugas kantor. Sela beberapa menit pintu kamar terbuka, deril langsung melihat ke arah pintu. Adara pun masuk dengan membawa beberapa cemilan.

Adara tersenyum dan langsung menghampiri kakaknya. ia mengambil kursi dan duduk di samping deril.

"Kirain udah tidur." Ucap Deril.

"Baru jam delapan, bang, belom ngantuk."

"Udah makan malem belom?"

"Em, belom sih, nungguin abang."

"Kenapa harus nungguin abang?"

"Ya ga papa, adara kangen makan bareng sama abang."

Deril tersenyum sembari mengusap lembut pucuk kepala adara. Setelah itu ia kembali fokus menatap laptop.

Adara membuka roti lalu menyuapkan di mulut Deril, deril pun langsung memakan nya.

"Tumben mau nyuapain abang. Biasanya Abang minta suapin, kamu ga mau." Ucap deril tanpa menoleh.

"Ini mah beda." Saut adara.

Deril hanya terkekeh. Adara terus menyuapi kakaknya hingga rotinya habis. Setelah itu adara menyodorkan botol minum ke Deril, Deril pun langsung meminum nya.

"Masih lama ya, bang, ngerjain tugas kantornya?" Tanya Adara.

"Bentar lagi, Kamu udah laper ya?"

Adara menggeleng. "Adara ga laper, bang."

Setelah itu adara beranjak dari kursi, ia langsung melangkah menuju ranjang dan langsung merebahkan tubuhnya.

"Adara udah mulai ngantuk." Ucap Adara dengan mata yang sudah sedikit menyipit.

Deril tersenyum, setelah itu ia beranjak dari tempat duduk dan langsung menghampiri adara. Deril mencium singkat kening adara. ia langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh adiknya.

"Good night." Ucap Deril lembut.

Adara hanya tersenyum, setelah itu ia langsung memejamkan matanya karna sudah sangat ngantuk. Deril tersenyum sembari mengusap lembut pucuk kepala adara. Setelah itu ia kembali duduk di depan laptop.


BERSAMBUNG

[POSSESIF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang