47

1.9K 94 2
                                    


°°°

Sesampainya di rumah, adara langsung turun dari mobilnya. ia langsung melangkah untuk masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum."

Tidak ada jawaban. Ayahnya tidak terlihat. Akhirnya adara pun mencari ayahnya di kamar. Sesampainya di depan kamar Wijaya, Adara langsung mengetuk pintunya.

"Siapaa?!" Teriak Wijaya dari balik pintu.

"Ini adara, yah."

Tidak lama kemudian pintu terbuka. Adara pun langsung mencium punggung tangan Wijaya.

"Baru sampe?" Tanya wijaya.

Adara mengangguk. "Iya, soalnya siang tadi temen adara yang di rumah sakit udah boleh pulang, Jadi adara sekalian ikut nganter ke rumahnya."

"Oh gitu, Yaudah, sekarang kamu mandi dulu sana, habis itu makan, oke."

Adara tersenyum. Adara bersyukur mempunyai seorang ayah seperti wijaya. Wijaya adalah sosok ayah sekaligus ibu. Wijaya bisa menjadi teman curhat, bisa untuk di andalkan, dan Selalu support apa yang di sukai adara. Wijaya juga tidak pernah melarang ini itu ke adara. Bagi wijaya, kebebasan dan kebahagiaan adara adalah yang utama.

Wijaya menatap gadisnya yang masih tersenyum melihat ke arah dirinya. "Di suruh mandi malah senyum-senyum."

Adara terkekeh. "Adara sayang banget sama ayah."

Wijaya tersenyum. ia langsung mengusap lembut pucuk kepala adara. "Ayah lebih sayang banget sama kamu."

Adara langsung memeluk ayahnya. Wijaya pun tersenyum bahagia.

"Oh iya, Ayah udah gak akan ngurusin kerjaan lagi di Singapore."

Adara langsung mendangakkan pandangan nya. Matanya berbinar melihat ke arah ayahnya.

"Ayah beneran?" Ucap Adara girang.

Wijaya mengangguk sembari tersenyum. "Sekarang ayah ngurusin kerjaan yang di sini dulu, Ntar kalo kamu udah lulus sekolah, baru ayah balik lagi ke Singapore."

Adara mengangguk paham, setelah itu ia melepas pelukannya.

"Yaudah, adara ke kamar dulu ya, yah. Mau mandi."

"Iya, sayang."

Setelah itu adara pun langsung pergi.

°°°

Satu minggu berlalu. Jam menunjukkan pukul 23:00. Arhan terlihat sedang duduk di balkon sembari menghisap rokok. Sudah satu Minggu arhan tidak masuk sekolah karna belum di perbolehkan oleh anita, karna kondisi kakinya belum benar-benar pulih.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

ADARA🖤 calling you

Arhan langsung menolak panggilan tersebut. Arhan masih merasa kecewa dengan adara. Kini arhan tidak pernah bertemu dengan adara lagi. Selama satu Minggu ini Adara sering menghubungi arhan, Namun selalu arhan tolak.

Arhan kembali teringat dengan perkataan bagas waktu itu. Bisa jadi adara memang tidak mempunyai perasaan apa-apa kepada dirinya. Buktinya sejauh ini adara belum memberi jawaban tentang prasaannya. Dan Bisa jadi adara sering diemin dirinya bukan karna dia cemburu, Tapi mungkin karna ia sedang ada masalah dengan kakaknya.

Arhan menghela nafasnya. Sudah cukup lama arhan menunggu jawaban dari adara. Dan Kini arhan benar-benar pasrah. Mungkin mulai saat ini arhan tidak akan berharap lebih kepada adara.

°°°

Waktu terus berputar. Jam sudah menunjukan pukul 23:20. Namun adara belum tidur. Adara merasa tidak tenang karna Selama satu Minggu ini ia tidak mendengar kabar dari arhan. Biasanya arhan selalu menghubunginya, Tapi kali ini justru adara yang selalu menghubungi arhan, namun selalu arhan tolak.

[POSSESIF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang