80

1.1K 64 2
                                    


°°°

Seminggu berlalu. Tepat hari Minggu ini, arhan dan Adara resmi menggelar acara lamaran. Semua keluarga sudah berkumpul, teman-teman dekat arhan dan adara juga terlihat hadir. Hanya deril yang tidak terlihat sama sekali.

°°°

Di saat yang lain tengah asik merayakan momen lamaran arhan dan juga adara, Kini deril justru terlihat sedang berada di tepi pantai sendiri. ia sedang menghisap rokok sembari memandangi pantai.

Banyak hal yang membebani pikirannya. Prasaan Deril terhadap adara masih tetap sama, ia sangat mencintai adara. Seiring berjalannya waktu prasaannya terhadap adara bukannya semakin memudar malah semakin bertambah.

Drtt Drtt Drtt Drtt Drtt

Suara dering yang menggema membuat deril tersadar dari lamunannya. ia pun langsung menatap layar ponselnya.

AYAH calling you

Panggilan telfon dari wijaya sengaja tidak deril angkat. Deril yakin, pasti ayahnya hanya ingin menyuruhnya untuk datang di acara lamaran adara dan juga arhan.

Drtt Drtt

Deril kembali menatap layar ponselnya, ia langsung membaca pesan yang masuk.

AYAH: kamu di mana, bang? Kenapa gak dateng? Adek nanyain kamu.

Deril hanya menghela nafas berat Setelah membaca pesan dari Wijaya tersebut.

°°°

Malam ini arhan terlihat sedang di ruang tamu bersama orangtua nya. Arhan terlihat semringah, ia benar-benar merasa sangat bahagia karna akhirnya ia sudah bertunangan dengan wanita yang sangat ia cintai.

"Cengar-cengir Mulu dari tadi." Ucap bram.

"Ya iya lah, aku tuh seneng banget karna akhirnya aku sama adara udah tunangan." Jelas arhan.

Anita tersenyum. "Bunda juga seneng, Kamu beruntung bisa dapetin adara."

"Tapi ya jangan terlalu seneng dulu, justru di saat udah tunangan kaya gini biasanya banyak godaan nya." Ucap bram.

Arhan mengerutkan dahinya. "Maksud ayah?"

"Ya namanya juga hidup, kadang kita udah bahagia sama kehidupan kita, tapi ada aja orang yang iri terus pengen ngerusak kebahagiaan kita. Ya intinya kamu sama Adara harus saling jujur, jangan ada yang di tutup-tutupi. Yang terpenting tuh komunikasi jangan sampe terputus. Apalagi adara cantik, sekali adara tebar pesona, behh, para buaya-buaya pasti langsung pada deketin adara."

Arhan langsung menatap kesal ke arah ayahnya. "Ck, adara gak bakalan ngelirik cowok lain. Orang calon suaminya aja ganteng parah kaya gini."

"Pd amat." Saut bram.

"Harus dong."

"Ohiya, kamu belom mulai masuk kuliah kan?" Tanya bram.

Arhan hanya menggeleng.

"Nah, berarti besok kamu mulai berangkat ke kantornya ayah." Ucap bram.

Arhan langsung melebarkan matanya. "Apa?! Besok?!"

Bram mengangguk. "Iya."

"Yah, tapikan__"

"Ayah gak mau tau, yang jelas besok kamu harus berangkat ke kantor, semua berkas juga udah ayah siapin."

"Ayah yakin Arhan bisa ngurus kantor?" Tanya Anita.

"Sebenarnya sih gak yakin, Bun."

"Ya kalo gak yakin jangan nyuruh arhan, ayah suruh aja deril, atau gak, ayah suruh sodara ayah aja." Ucap anita.

[POSSESIF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang