Bertemu Masa Lalu

49 7 13
                                    

Yeji berharap ini adalah terakhir kalinya dia mengikuti kelas di Bandung. Dasar dosen sialan, masih mending Yeji urang bandung asli tapi yang ngekos di jatinangor lumayan ongkos kesini tiap matkul ini. Minggu depan masih ke bandung, Yeji pastikan dia akan bolos.

"Pak, es teh satu," ucap Yeji lemas karena entah kenapa dan entah sejak kapan Bandung bisa sepanas ini. Ya walau hanya di siang hari sih. Tapi kali ini Yeji benar-benar merasa kepanasan dan haus. Terbesit di benaknya untuk pulang ke rumahnya sebentar, ngadem dan menunggu sore agar lebih teduh tapi entahlah rumah itu sekarang hanya membawa kenangan buruk baginya terlebih sejak kedatangan maminya terakhir kali.

"Pak maaf uangnya tadi lupa saya kasih, kok bapaknya diem aja sih? Untung saya balik lagi,"

Tiba-tiba seseorang menghampiri both es teh yang sedang ditunggui Yeji. Yeji terdiam mendengar suara yang begitu familiar. Namun telah lama tidak pernah dia dengar.

Yakin dengan apa yang dia tebak saat ini, Yeji berusaha menutupi wajahnya, menatap ke arah lain.

"Oh iya kang, eh maaf kang ga ada uang pas?" tanya si penjual es teh.

"Ga ada kang, punten pisan. Apa saya jajan dulu ke dalam?"

"Ngga usah, teteh ini 5000. Ada uang pas ga teh?"

Yeji menahan nafasnya, kenapa penjual es ini malah memanggilnya. Mau tidak mau Yeji pun melihat ke arah penjual es walau sejenak.

"Ini kang,"

Namun tentu saja orang yang disampingnya langsung mengenali Yeji.

"Yeji?"

Berat, tapi mau bagaimana lagi toh sudah ketahuan. Yeji pun menoleh, pada pria yang lebih tinggi darinya. Siapa lagi kalau bukan pacar pertamanya, Heeseung.

Heeseung terlihat kaget, tak menyangka namun excited.

"Maneh teh ga pernah datang reunian atau bukber?? Kamana aja atuh???" tanya Heeseung yang kelihatan riang melihat Yeji. Padahal kenangan terakhir mereka tidak begitu baik.

"Gue di nangor aja," jawab Yeji singkat.

"Gue duluan ya," Yeji langsung pamit karena memang urusannya sudah selesai, es teh sudah ditangannya. Namun Heeseung malah mengikutinya.

"Mau balik? Aku anter,"

Aku.

Yeji menatap Heeseung dengan tajam. Namun raut wajah pria itu sangat lembut dan hangat. Mengingatkan Yeji pada saat-saat mereka baru pacaran, tepat sebelum negara api menyerang.

"Gue gak balik ke rumah. Gue balik ke nangor,"

"Yaudah hayu aku anterin ke nangor. Hemat ongkos juga kan," kata Heeseung.

"Ngga. Ga perlu, ntar cowok gue marah," kata Yeji beralasan. Namun sebenarnya benar juga sih Beomgyu pasti tidak akan suka melihat Yeji pulang dengan mantan.

Namun baru berpikir begitu, mata elang Yeji malah mengkap penampakan laki-laki menaiki motor PCX hitam yang sudah cukup dikenalnya karena beberapa kali dia lihat. Yeji kesal karena Jake tidak kapok-kapok.

"Mana motor lu? Cepet anter gue,"

*

*

"Ji aku tuh sebenernya pengen ngomong baik-baik ke kamu dari dulu," jika Heeseung sudah mode bahasa Indonesia begini, Yeji tau kalau dia sedang serius. Namun lagi-lagi ini malah mengingatkannya dengan masa pacarannya dulu dengan Heeseung yang dikenal berandal tapi sangat gentle dan romantis pada Yeji. Bagaimana Yeji tidak jatuh hati?

"Boleh mampir bentar gak? Aku janji gak ngapa-ngapain kamu. Kalau pacar kamu yang sekarang marah, aku bakal jelasin baik-baik,"

"Apaan sih? Ngomong disini aja!" kesal Yeji.

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang