"Jadi Yeji masih tahap ngajuin proposal? Ditolak mulu? Aduh itu dosen kok ya, sering banget sih nyusahin mahasiswa. Dosennya emang sibuk, ya?" tanya Bunda sambil menyiangi sayuran di taman belakang rumah sepupu Beomgyu, Ryujin.
"Iya, Bunda. Dosennya tuh baik sih, cuma sibuk banget. Banyak seminar-seminar gitu ke luar kota. Giliran di kampus, cuma ngajar bentar habis itu buru-buru pergi lagi. Email pun bacanya seminggu sekali. Sebenernya bukan ditolak juga, tapi revisiannya ampun. Jadi mikir-mikir lagi buat ubah teori, dan itu ya ngulang lagi dari awal," jawab Yeji lesu. Gadis itu ikut membantu bunda mengupas kulit wortel sementara Beomgyu sejak tadi ada di dalam.
"Udah aku bilang ajuin ganti pembimbing, kalo gitu mau kamu ubah teori pun susah juga ... dia pasti bakal tetep lama selama proses bimbingan." Tiba-tiba Beomgyu datang dari dalam sambil membawa segelas jus melon untuk Yeji. Di belakangnya, mengekor Ryujin dengan celana pendek dan kaos oblongnya sambil membawa setoples keripik pisang. Ryujin duduk bersila di samping Bundanya, sementara Beomgyu di samping Yeji.
"Nanti dia yang jadi penguji aku, malah makin kacau. Gak berani, ah!" tanggap Yeji.
"Yeee ... jadi mahasiswa abadi, mau?" tanya Beomgyu sambil mencubit hidung Yeji.
"Gyu, kamu ngomongnya jorok banget! Bunda, liat ni Beomgyu!" Yeji mengadu pada Bunda Ryujin. Bunda dan Ryujin hanya tertawa melihat tingkah laku sejoli itu. Mereka sudah biasa melihat keisengan Beomgyu, tapi mengisengi pacar sendiri itu sangat langka. Biasanya Beomgyu hanya suka mengisengi dan ribut dengan Ryujin.
"Kenapa, ih? Gapapa, walau mahasiswa abadi nanti abang yang kerja," ucap Beomgyu.
"Idih, maksudnya apa coba ....," Yeji mendengus lalu melanjutkan kegiatannya mengupas wortel.
"Maksudnya Beomgyu tetep bakal nikahin kamu walau kamu belum lulus-lulus," ucap Ryujin.
"Ehm, kalo itu masih jauh banget ya, Ryu. Haha," tawa Yeji.
"Gak, kok." Bunda menatap Beomgyu, lalu menatap Yeji.
"Bunda udah pernah bahas ini sama Beomgyu," ucap Bunda sambil meletakkan pisau dan mulai serius menatap Yeji. Yeji jadi bingung dan tegang dibuatnya, dia menatap Beomgyu yang pura-pura membersihkan kulit kentang.
"Bunda liat kalian udah deket banget. Di Nangor juga setiap hari sama Beomgyu, kan? Tiap bulan juga ikut pulang ke Jakarta, bahkan udah dibawa ke keluarga besar juga waktu arisan. Semua udah tau, kalau Beomgyu punya pacar yang dia seriusin banget," terang Bunda. Yeji mengubah posisi duduknya sedikit tegap, wajahnya sedikit merona mendengar ucapan 'pacar yang dia seriusin banget'. Yeji tau, Beomgyu cinta mati padanya. Namun, pembicaraan tentang pernikahan itu terlalu dini untuk mereka. Walau mereka pernah membahas soal kekhawatiran hamil dan sebagainya, tapi untuk menikah tidak sesimple mereka hanya berhubungan. Beomgyu juga kelihatannya ingin mengejar karirnya dulu. Yeji yang keluarganya berantakan pun, bingung bagaimana dia bisa menikah dengan kondisi seperti ini.
"Beomgyu sebentar lagi melakukan penelitian. Mungkin tinggal 1 semester lagi bakal lulus. Kurang lebih 6 bulan, itu waktu yang singkat. Bagaimana kalau kita mulai dengan pertemuan keluarga agar lebih mengenal satu sama lain?"
***
Kata-kata Bunda terngiang-ngiang di benak Yeji. Sejak dari rumah Ryujin, Yeji dan Beomgyu banyak diam. Beomgyu bahkan tidak langsung membawa Yeji pulang, dia menyetir mobil Bomin entah kemana arahnya. Seakan keduanya sedang mengulur waktu untuk berpikir. Meski begitu, mereka malah tidak saling berkomunikasi.
Bunda adalah ibu kedua bagi Beomgyu. Setelah Mama sakit, selain Bomin, Bunda adalah wali untuk Beomgyu. Selain itu, Bunda Beomgyu juga sangat vokal dan dipercaya oleh keluarga besar. Jadi ucapan yang tadi kemungkinan besar juga muncul dari desakan keluarga yang lain. Bunda memang menyampaikan dengan lembut, tapi Beomgyu dan Yeji tau bahwa mereka sudah menjadi sorotan karena terlalu dekat. Mereka tau Yeji cuma punya Beomgyu. Namun, orang tua selalu memiliki kekhawatiran tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]
Fanfiction"Bunga ini namanya heliotropium. Bunganya beracun tapi dalam beberapa kasus bisa menyembuhkan sengatan kalajengking bahkan infeksi rabies. Tapi dalam bahasa bunga, heliotrope melambangkan devotion atau kesetiaan...Hwang Yeji, bukankan bunga ini sepe...