Door

65 7 1
                                    

Sore itu sepulang kuliah, Beomgyu benar-benar sudah menunggu di tempat biasanya. Yeji sudah tidak heran lagi, yang mengherankan itu seminggu full sebelum saat ini, karena pria yang kelihatannya optimis dan tidak kenal menyerah itu tidak datang sama sekali. Karina membiarkan Yeji berjalan ke arah Beomgyu dan pria bersurai panjang itu langsung tersenyum cerah melihat presensi Yeji.

Seperti biasa, Yeji yang sama sekali tidak menegur Beomgyu berjalan ke arah parkiran dan berhenti di dekat motor Beomgyu. Beomgyu senyum dikulum melihat gadis itu berhenti disana, seakan telah terbiasa dan sudah menerimanya. Beomgyu memberikan helm pada Yeji.

"Karina gue duluan ya,"kata Yeji saat Karina sudah memasuki area parkiran dan Yeji sudah diboncengan Beomgyu.

"Karina, duluan ya. Hati-hati,"ucap Beomgyu pada Karina.

"Yoi, kalian juga hati-hati ya,"Karina tersenyum lebar melihat kedua orang itu. Dia makin senang melihat Yeji sudah memegang pinggang Beomgyu seolah sudah biasa. Gadis bermarga Yu itu bahagia akhirnya Yeji mendapatkan seseorang yang mungkin bisa diandalkannya. Dengan ini Karina mungkin bisa mencari pacar juga dan tidak perlu khawatir jika Yeji ditinggal.

"Kita mau kemana?"tanya Yeji heran karena Beomgyu mengarah ke jalan tol.

"Kita jalan ke Bandung yuk,"jawab Beomgyu mengarahkan motornya lurus ke depan, ke jalan raya menuju kota Bandung. Kalau Beomgyu bawa mobil mungkin lebih baik lewat tol tapi karena mereka memakai motor, mereka akan melewati bypass.

"Hadeh random banget lo,"Yeji tak habis pikir. Memang sekarang masih jam 3 tapi kesana naik motor bisa habis 1 jam, lagian ini mau kemana coba? Bandung kan luas. Apa Beomgyu mau ajak ke mall? Ke Dago? Ke Punclut?

Tanpa bertanya, Yeji mempercayakan saja Beomgyu membawanya pergi entah kemana. Di bypass, kecepatan motor Beomgyu bertambah. Pria itu menarik tangan Yeji untuk melingkar erat dipinggangnya agar Yeji tidak jatuh. Yeji menurut saja karena kebiasaannya kalau naik motor jauh begini, Yeji suka mengantuk. Tanpa izin Yeji menyender dipunggung Beomgyu, memejamkan matanya. Beomgyu tersenyum lebar merasakan badan Yeji yang memeluknya.

"Ji lo jangan ketiduran, bahaya,"Beomgyu menggoyangkan badannya sedikit agar Yeji terbangun. Yeji tidak menggubris dan masih menyender pada Beomgyu. Melihat itu Beomgyu pun tidak bisa apa-apa dan hanya bisa sesekali mengeratkan pegangan Yeji diperutnya, kadang tidak dilepaskan tangannya mengunci kedua tangan Yeji diperutnya. Sepanjang jalan hati Beomgyu terasa berbunga-bunga karena dapat menyentuh tangan gadis yang disukainya. 

Sekitar 40 menit perjalanan, Beomgyu sampai di daerah dataran tinggi yang sangat terkenal di kota ini, apa lagi kalau bukan Dago. Dia memilih salah satu cafe yang menurutnya bagus untuk duduk-duduk menghabiskan waktu sambil melihat pemandangan alam dan merasakan udara sejuk Bandung. Yeji sudah terbangun saat mereka tadi sudah di lampu merah simpang dago. 

"Gue yang tinggal disini gak pernah ke cafe ini,"kata Yeji saat mereka tiba dan masuk ke dalam cafe tersebut.

"Katanya ini emang baru, habis direnovasi,"ucap Beomgyu. Mereka lalu menuju ke area luar, memilih tempat duduk di ujung, tempat paling pas untuk menikmati pemandangan kota dari atas sana.

"Saya pesan hot chocolate,"kata Yeji pada pelayan setelah membaca menu.

"Makannya d'light platter aja,"sambung Yeji. Ketimbang makan berat, Yeji lebih suka ngemil persosisan dan kentang serta teman-temannya.

"Nasi goreng, americano sama air mineral 2 ya teh,"kata Beomgyu pada pelayan yang mencatat pesanan mereka. Setelah selesai memesan, Beomgyu mengeluarkan rokok yang disimpannya di dalam jaket.

"Lo merokok?"tanya Beomgyu meletakkan kotak rokok ke atas meja setelah mengambil sebatang rokok dan menyelipkannya ke bibir, tanpa jeda dia menghidupkan langsung rokok tersebut.

"Gak. Gue gak tahan asap rokok,"

Beomgyu langsung terbatuk dan melepaskan rokok dimulutnya lalu mematikan apinya diasbak.

"Sorry gue gak tau,"

"Lah gak apa, merokok aja sana. Karina juga kadang merokok kok, asal asapnya jangan arahin ke gue,"

Beomgyu menggelengkan kepalanya.

"Gue gak akan merokok selama dekat lo,"dia lalu menyimpan kembali kotak rokok yang diatas meja ke dalam jaketnya. Yeji melirik pria disampingnya itu. Wajahnya semakin segar dan cerah diterpa angin sejuk. Memakai jaket hitam dengan rambut gondrong. Gayanya laki banget, batin Yeji. Apalagi saat tadi dia menyelipkan rokok dibibir kecilnya, kelihatan sangat keren. Yeji langsung menepis pikirannya saat dia tanpa sadar memuji pria itu.

"Lo pasti gak nyari-nyari gue seminggu kemaren kan?"tanya Beomgyu. Yeji tidak menjawab dan fokus melihat pemandangan kota dibawah sana. Matanya yang lelah melihat laptop hampir seharian terasa sejuk melihat pemandangan yang didominasi warna hijau.

"Gue sengaja,"tanpa menunggu jawaban Yeji, Beomgyu meneruskan kalimatnya. Yeji cuek, dia lalu mengambil ikat rambut di kantong celananya dan mengikat rambutnya yang sedari tadi terasa liar di area wajahnya. Beomgyu hanya memandang bagaimana cara Yeji mengikat rambut yang menurutnya sangat terlihat mempesona. 

"Lo gak datang lagi juga gue gak masalah,"ucap Yeji.

"Kan itu yang gue mau...,"

"Terus kenapa langsung mau bareng gue tadi pagi?"pancing Beomgyu.

"Daripada gue telat,"respon Yeji datar.

"Terus pulang ini kenapa mau langsung ikut gue?"tanya Beomgyu lagi.

"Lo bawel juga ya, masih mending lo gak susah ajak gue hari ini,"protes Yeji. Beomgyu tertawa.

"Haha iya iya, gue seneng kok. Itu artinya lo udah nerima gue masuk ke hidup lo kan?"tanya Beomgyu lagi. Yeji tidak menjawab.

"Coba tanya sama diri lo...selama gue gak ada, lo nyariin gue gak?"tanya Beomgyu lagi.

"Itu trik lo kalau deketin cewek ya? Basi,"jawab Yeji. Padahal tanpa dipungkiri, trik itu manjur untuknya. Buktinya Yeji menunggu kedatangan Beomgyu, Yeji tidak bisa berbohong lagi pada hatinya.

"Hahaha gak lah. Gue biasanya gak sesulit ini deketin cewek,"Beomgyu menyapu rambut panjangnya ke belakang. Tak ayal Yeji merasa terpesona namun segera memalingkan pandangannya.

"Gue chat sekali aja biasanya cewek langsung bales. Lo gue chat 1 bab pun gak bales-bales. Jadi gue coba ngilang dulu, siapa tau hati lo berkata lain saat gue menghilang. Dan lo gak nolak gue hari ini...apa artinya lo udah nerima gue masuk ke hidup lo?"

Yeji diam dan kali ini Beomgyu menuntut jawaban. Dia menatap Yeji lekat.

"Gue minta lo jangan masuk ke hidup gue cuma untuk ninggalin gue pada akhirnya...,"ucap Yeji kemudian. Mata Beomgyu membulat dan bibirnya melebar mendengar itu. Ucapan Yeji tersebut tentu saja sebuah tanda. Tanda bahwa akhirnya Yeji membiarkan Beomgyu untuk masuk ke dalam hidup Yeji.

"Gue gak akan bilang apa-apa, lo cukup liat buktinya aja,"ucap Beomgyu senang. Tak lama pelayan datang membawa pesanan mereka. Merasa lapar, mereka tidak melanjutkan pembicaraan dan fokus makan. Tapi Beomgyu merasa sangat bahagia. 

'Akhirnya kamu nerima aku masuk ke hidup kamu Yeji...,'



- hc -- don't forget to vote and leave comment-

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang