"Ma, Bang, Beomgyu pulang." Beomgyu masuk ke rumah diikuti Yeji yang mengekor di belakangnya. Di ruang makan terlihat Bomin sedang melayani Mama mereka untuk makan. Mata Yeji terpaku pada Mama Beomgyu yang masih sangat cantik itu. Rambut terurai panjang dengan uban yang sudah cukup banyak menutupi kilau hitam rambutnya, kerutan di wajah yang tidak terlalu banyak namun cukup memperlihatkan bahwa dia sudah berusia lanjut, bibir pucat dengan aura wajah yang terlihat redup menguatkan kesan bahwa wanita itu tidak memiliki semangat hidup lagi. Namun bagi Yeji, Mama begitu cantik. Menurunkan kecantikannya pada Beomgyu dan Bomin anak-anak mereka. Ada di suatu waktu Beomgyu memperlihatkan album fotonya saat masih kecil. Papa Beomgyu begitu tampan dan gagah, namun fitur wajah anak-anak mereka lebih banyak mengikuti kecantikan sang ibu.
"Dari mana aja? Udah makan?" tanya Bomin. Yeji langsung gelagapan saat ditanya dari mana saja. Mereka tidak hanya ke rumah Ryujin tapi sempat ke studio untuk berhubungan badan. Namun, Beomgyu terlihat santai dan mencium pipi kanan dan kiri Mamanya. Yeji menahan nafas, takut sekali aroma tubuh setelah mereka bercinta tercium oleh anggota keluarga Beomgyu.
"Udah tadi, makan nasi uduk. Ya biasa, ke rumah Ryujin terus muter-muter. Bensinnya udah gue isi, Bang. Makasih ya." Beomgyu memberikan kunci mobil Bomin pada pemiliknya. Bomin hanya mengangguk.
"Yeji kenapa diam saja disana, Nak?" tanya Mama tiba-tiba. Yeji tersentak dari lamunannya dan langsung mendekat, mencium punggung tangan Mama. Wajahnya terlihat gugup dan malu.
"Gak apa-apa, Ma," jawab Yeji.
"Ya udah mandi dulu aja, yuk. Udah gerah, 'kan?" tanya Beomgyu pada Yeji. Yeji melebarkan matanya, kaget dengan pertanyaan Beomgyu. Bomin yang sedang menyendok sayur lodeh pun menoleh, hanya Mama yang terus makan dengan tenang. Sadar Bomin ikut melihat, Beomgyu berdeham, "Maksudnya di kamar masing-masing, lah! Seharian pergi, aku gerah. Dah ah, mandi dulu."
Yeji cuma memandangi punggung Beomgyu yang berjalan ke kamarnya dengan tidak percaya. Beomgyu hampir membuat mereka berdua berada di ujung jurang. Menempatkan Yeji di posisi yang begitu canggung. Ucapan 'udah gerah' itu membuat otaknya travelling ke adegan panas mereka. Yeji takut sekali Bomin menyadarinya.
"Makan, Ji?" Bomin menegur Yeji, membuat gadis itu kembali menapaki bumi.
"E-eh? Iya, Bang. Gak, Bang. Udah kenyang. Aku juga ke kamar, ya. Permisi Bang, Mama." Yeji menundukkan kepalanya lalu berjalan kikuk ke kamar. Bomin pada dasarnya cuek, tapi Bomin juga anak muda yang paham dengan hubungan percintaan. Dia tidak heran jika mungkin saja tadi adiknya membawa pacarnya itu ke hotel. Toh, Bomin sudah pernah melihat Beomgyu dan Yeji diam-diam berciuman di teras belakang. Hanya saja dia tidak mau ambil pusing, dia tau Beomgyu laki-laki normal yang punya nafsu.
***
"Lo mau rokok?"
Beomgyu yang baru saja memasuki area teras belakang kaget, tiba-tiba abangnya yang sedang duduk merokok sambil menatap langit tau bahwa Beomgyu datang walau tanpa suara. Pria yang lebih muda itu menggaruk kepala bagian belakangnya dan duduk di samping Bomin. Dia tidak mengambil rokok yang sedang ditawarkan abangnya. Dia hanya ikut melihat ke langit yang berbintang. Tidak biasa bintang terlihat di langit Jakarta.
"Gue udah stop," tolak Beomgyu.
"Wow, hebat. Pasti karena Yeji," ucap Bomin kembali meletakkan bungkus rokoknya ke atas meja.
"Dia gak suka bau asap rokok. Sesak nafas katanya. Lagian gue juga mau idup lebih lama," ucap Beomgyu. Bomin hanya tertawa, Beomgyu juga sedang menyindirnya. Namun, jika tidak merokok Bomin akan sulit memulai pekerjaannya.
"Belum kerja, Bang?" tanya Beomgyu sambil memperhatikan Abangnya yang menurut dia, lebih rupawan dibanding dirinya. Beomgyu ingat setiap mereka pergi berdua, selalu banyak gadis-gadis yang menoleh dan memperhatikan mereka. Tinggi mereka sama, rambut pun sama-sama indah dan berwarna hitam legam. Hanya fitur wajah yang berbeda, Bomin jauh terlihat lebih dewasa disaat Beomgyu benar-benar seperti remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]
Fanfiction"Bunga ini namanya heliotropium. Bunganya beracun tapi dalam beberapa kasus bisa menyembuhkan sengatan kalajengking bahkan infeksi rabies. Tapi dalam bahasa bunga, heliotrope melambangkan devotion atau kesetiaan...Hwang Yeji, bukankan bunga ini sepe...