Di Arboretum

54 7 32
                                    

"Eh maneh ngapain diem wae dari tadi,"Yeonjun menepuk pundak Beomgyu yang cuma duduk merokok di tempat biasa mereka menunggu kelas berikutnya, gazebo dekat parkiran.

"Ga ada,"Beomgyu menyesap rokoknya kembali dan mengeluarkan asap dari tembakau yang dihisapnya. Yeonjun hanya melihat sahabatnya itu dengan kerutan. Beomgyu jika seperti ini, berarti sedang memikirkan keluarganya.

"Apaan, keluarga lo?"tanya Yeonjun mengambil sebatang rokok untuk bergabung dengan Beomgyu.

"Bukan,"

"Lo gak merokok lagi bahkan pas lagi bareng, udah berapa bulan ini. Kalo lo merokok itu tandanya ada sesuatu,"ucap Yeonjun.

"Gak tau,"Beomgyu menghabiskan hisapan tembakaunya lalu mematikan bara apinya sebelum beranjak meninggalkan Yeonjun. Yeonjun cuma menatap sahabatnya itu tidak percaya. Dia akan lebih tidak percaya lagi jika tau siang ini Beomgyu menemui siapa.


*

*

"Gue jadi inget pertama kali lo bawa gue kesini buat nanyain Yeji,"Karina menatap Beomgyu yang melamun melihat keluar jendela. Sejak tadi, bahkan capucino yang dipesannya belum ia sentuh sama sekali. Karina hanya bisa memperhatikan surai Beomgyu yang semakin panjang walau kata Yeji sudah dipotong lagi itu. Beomgyu memang setampan itu, tidak salah Yeji mampu ditakhlukkan olehnya yang baru masuk ke dalam kehidupan Yeji kurang dari setahun ini.

"Lo pasti mau nanyain Yeji lagi kan? Sok atuh,"kata Karina sambil tertawa miring.

Beomgyu masih diam, lalu samar-samar ia terlihat menghela nafas.

"Pasti karena Jake datang ke seminar proposal Yeji dan bawa buket gede banget,"

Mendengar nama Jake, atensi Beomgyu pun kembali pada Karina. Karina langsung tertawa kecil melihat respon Beomgyu dan menyadari bahwa tebakannya benar.

"Lo bisa bayangin gak jadi gue, gue pacarnya, Yeji udah wanti-wanti ga usah siapin apa-apa walau akhirnya gue bawain juga buket kecil kayak sampah yang kalah jauh dari pemberian laki-laki lain?"tanya Beomgyu.

"Hush jangan bilang gitu! Buket dari lo tuh berharga banget buat dia tau!"

"Ya tapi orang ngeliat pasti yang gue cowonya, kalah jauh sama Jake yang orang aja mungkin gak tau dia itu adik tiri Yeji,"

"Tau kok tau...gue udah sebarin ke yang lain. Udahh lu ga usah takut gitu lah, Gyu. Yeji itu sesayang itu sama lu,"

"Kalo dia sayang, dia bakal lebih banyak ngabisin waktu sama gue, kan Rin?"Beomgyu menatap Karina dengan sendu, membuat Karina sedikit kasihan. Namun Karina hanya tertawa kecil, mengambil jusnya dan mengaduk-aduk sedikit jus mangga tersebut sebelum meminumnya.

"Maaf nih ya, karena gue sedeket itu sama Yeji. Dia bilang, kalian tuh ada jadwal berhubungan gitu kan? Walau ya kadang suka kebablasan juga...nah itu lu masih dapet ga? Jatah dari dia?"

Beomgyu terdiam mendengar pertanyaan absurb Karina.

"Eh jangan mikir aneh-aneh. Maksud gue, kalo masih. Dia tuh sama sekali gak berubah ke lo,"

"Ya masih, tapi ketemunya jarang. Pas ketemu kita baru gitu. Ya tapi itu, ketemunya jarang! Dia banyakan di Bandung sekarang,"ucap Beomgyu kesal.

"Lo aja gak pernah batasin dia dan dari awal lo dukung dia deket sama Jake. Yang salah disini siapa coba?"

"Anjing gue tuh baru sadar kalo Jake tuh suka sama Yeji. Makanya gue baru kepikiran sekarang,"Beomgyu mengacak rambutnya.

"Eh rambut lo bagus jangan diacak dong!"Karina menahan tangan Beomgyu. Saat itu Yeji dan Minju masuk ke kantin, melihat adegan tersebut. Yeji terdiam dan Minju menoleh pada Yeji dengan perasaan tegang. Beomgyu pun menyadari kehadiran Yeji, membuat Karina sadar dan menoleh ke belakang.

HELIOTROPE [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang