0.10 Berselimutkan Sakit

1.3K 153 42
                                    

Sebenarnya, Rora tidak benar-benar sendiri.

Tentu saja. Ia memiliki Grace, sahabatnya. Grace berbeda kelas dengan Rora.

Sudah satu tahun usia persahabatan mereka jika di hitung sampai sekarang.

Dengan panik Grace menunggu Rora yang sudah 15 menit ia tunggu sejak bel pulang sekolah berbunyi.

Gadis itu belum juga kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Grace, ayo. Udah sore banget ini, kita bisa telat sampai di rumah."

"Sebentar Kak Han, Rora belum kelihatan dari tadi."

Hanni- Kakak Grace pun memilih mengalah. Dengan setia ia menemani sang adik menunggu kedatangan sahabatnya.

Seketika rasa khawatir Grace luntur ketika menyadari keberadaan sang sahabat di ujung lorong sana.

Dengan langkah cepat, Grace pun menghampiri Rora "Lo lama banget anjir, gue tungguin daritadi gak muncul-muncul."

"Perut gue mules, sakit ini."

"Mau gue beliin obat gak?"

"Gak, gak usah." Rora menolak, kemudian menyapa saudari Grace yang berdiri di samping gadis itu. "Hai kak!"

Hanni pun balas menyapanya. Gadis yang tinggi badannya lebih rendah dari mereka itu juga sempat menawarkan tumpangan pada Rora. Namun lagi-lagi Rora menolaknya.

Tidak ingin merepotkan.

"Bye! Sampai jumpa besok!"

Lambaian tangan itu, menjadi tanda perpisahan bagi kedua sahabat di hari ini.

Rora segera mengambil tas yang sudah disiapkan oleh Grace. Ia akan pulang.

Butuh 5 menit perjalanan untuk sampai di halte terdekat. Rora memilih untuk menunggu bus yang searah dengan tujuan rumahnya.

Tidak perlu lama, apa yang di tunggu Rora akhirnya tiba juga. Ia merasa sangat lelah, tubuh dan fikirannya teramat letih.

Menyandarkan kepalanya pada headrest, Rora ingin beristirahat sejenak.

Pemandangan perkotaan yang padat lalu lintas sudah menjadi santapannya sehari-hari. Rora cukup menikmatinya.

Kebisingan tiap kendaraan yang berlalu lalang menjadi lagu tersendiri bagi gadis itu.

Tidak terasa lokasi perhentian Rora telah tiba. Ia pun turun dari sana bersamaan dengan hujan deras membasahi bumi.

Di bawah guyuran hujan, Rora melangkahkan kakinya perlahan. Rora begitu menikmati dinginnya air hujan yang berjatuhan di tubuhnya.

"Rora!"

Sebuah mobil berjenis BMW i7 perlahan menepi. Dari sana terlihatlah Ruka yang sedang sibuk membuka payung dan berlari kecil menuju Rora.

"Kenapa hujan-hujanan?" Ruka bertanya dengan nada penuh rasa cemas. "Ayo masuk! Pulang bareng kakak."

Ruka segera melepas jaket yang ia kenakan dan menyampirkannya pada bahu Rora. Dia juga mengambil sebuah selimut yang berada di jok belakang dan membungkus sang adik untuk menghangatkan diri.

Ekor mata Ruka melirik Rora yang asyik memandangi jalanan dari balik jendela.

"Maaf."

Rora merasa bingung dengan kata yang keluar dari lisan sang kakak.

"Maaf karena udah marah dan gak dengerin penjelasan dari kamu dulu."

Kini Rora paham, kakaknya itu kembali membawanya hanyut pada kejadian kemarin sore.

Don't Back Home | BABYMONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang