0.34 She'll Fine, Don't Worry

1.1K 179 53
                                    

"Rora dimana?"

Senyum yang tadinya terbit di wajah indah Grace seketika musnah ketika ia menyadari bahwa Rora tidak berada di dalam kelas.

Mencegat salah seorang teman sekelas Rora, Grace pun segera bertanya "Ada lihat Rora gak? Dia kemana ya?"

"Tadi pergi keluar bareng Ivana."

"Ivana? Kemana?"

"Toilet."

Tanpa babibu, Grace melangkahkan kakinya begitu cepat menuju toilet.

Tiap sudut toilet ia cari terus menerus.

Mulai dari yang terdekat sampai dengan toilet yang berada di lantai tiga gedung sekolah mereka.

Dan hasilnya nihil.

Rora tidak ditemukan.

Dengan nafas terengah, Grace mencoba untuk memutar otaknya. Menerka-nerka dimana kemungkinan besar Rora dan Ivana berada.

Dalam hati ia juga mengumpat merutuki kebodohan Rora yang mau saja diajak pergi oleh perundungnya.

"Dimana gue harus cari Rora?" Lirih Grace penuh khawatir.

Untuk menghubungi pun percuma karena Rora memiliki kebiasaan tidak membawa ponselnya dan meninggalkan benda penting itu di dalam tas.

"Gudang belakang!"

Dengan kecepatan penuh, Grace berlari kencang menuju tempat yang ada di pikirannya.

Matanya juga tidak pernah lengah memperhatikan tiap sudut dari pijakan kakinya, mungkin saja ia menemukan petunjuk keberadaan Rora.

~ Don't Back Home ~

Bruk!

Tubuh kotor itu tanpa aba-aba jatuh begitu saja ke lantai gudang yang berdebu.

Rora bahkan sampai termangu sendiri ketika ia merasakan bahwa dirinya kehilangan fungsi kedua kaki tersebut. Hilang reflek begitu saja.

Tungkainya melemah tanpa tanda, sehingga ia tidak bisa menopang tubuhnya sendiri.

"Why Ra? Lemah banget sih. Masa gitu aja udah jatuh."

Seringai tipis itu sedikit meresahkan hati Rora. Dia sendiri disini, sedangkan mereka bertiga.

Berdasarkan jumlah orang saja dia sudah kalah telak, apalagi dengan kondisi kakinya sekarang.

Rora mencoba untuk tidak menunjukkan hal itu pada ketiga orang disana. Bisa-bisa nantinya mereka akan semakin menjadi memperlakukan Rora dengan sesuka hati.

Krek!

Akh!

Jemari Rora berhasil dipijak dengan kasar oleh Ivana. Bahkan tanpa hati gadis berhati iblis itu memutar tumit tebal sepatu miliknya itu berulang-ulang tanpa ampun.

"Ampun~! Tolong berhenti, sakit~"

~ Don't Back Home ~

Sesampainya di area belakang sekolah, Grace segera berlari menuju bangunan tempat penyimpanan barang-barang lama, gudang belakang.

Kenop pintu itu Grace tekan berulang-ulang, sepertinya ada yang mengunci dari dalam. Karena tidak kunjung terbuka, Grace pun berinisiatif untuk mendobraknya.

Don't Back Home | BABYMONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang