Tubuh Rora benar-benar gemetar kedinginan. Dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki, semua bagian tubuhnya terlihat basah kuyup.
"Tolong, maaf."
Haha!
Haha!
Tawa jahat itu menjadi sambutan atas kalimat yang dikeluarkan oleh Rora.
"Minta maaf kenapa sih Ra? Emang lo punya salah?"
Kulit kepala Rora terasa sangat panas akibat tarikan yang diberikan oleh Jessie. Seluruh rambutnya serasa tercabut dari akar-akarnya.
"Tolong, berhenti. Jangan lagi. Maaf, maaf." Kalimat itu terdengar begitu pilu, tapi sama sekali tidak menggugah hati para monster berwujud manusia itu.
"Lo gak ada salah Ra, percaya deh sama gue. Kita cuman lagi iseng aja, terlalu bosan jadi butuh hiburan."
Kembali mereka layangkan hujaman rasa sakit pada tubuh lemah Rora.
Bahkan batu dan gagang sapu mereka jadikan senjata untuk memberikan rundungan pada gadis yang sudah terkapar tak berdaya itu.
Hari ini, Hari Minggu.
Sebenarnya tiap Hari Minggu Rora memiliki jadwal untuk mengikuti les seharian. Mulai dari jam 7 pagi sampai jam 11 malam.
Gadis itu lebih banyak kesibukannya pada saat weekend.
Dan hari ini pula Rora memilih membolos untuk menuruti perintah dari gadis-gadis itu.
Entahlah, Rora sudah seperti orang bodoh saja jika berurusan dengan mereka.
Mungkinkah karena kepalanya yang seringkali menjadi sasaran mereka?
Bukan, bukan.
Rora menjadi seperti itu karena terlampau takut. Jika dituruti saja mereka dapat bertindak seperti ini, apalagi jika tidak. Bisa jadi nyawa Rora melayang di buat mereka.
Padahal Rora masih memiliki banyak mimpi untuk digapai, ia tidak ingin mengubur mimpi-mimpi itu karena satu kesalahan yang ia perbuat dan sepelekan.
"Ya udah deh, untuk hari ini udah dulu. Besok kan Senin tuh, jadi besok aja kita lanjut. See you Rora, persiapkan diri untuk besok ya!"
Tanpa disadari oleh mereka, ada seseorang yang telah memperhatikan mereka dalam diam sedari tadi.
Wajah seseorang itu terlihat amat cemas. Tapi jika dilihat lebih lekat lagi, ada terselip raut penuh amarah disana.
"Sialan, mereka udah keterlaluan."
~ DON'T BACK HOME ~
Rora berusaha kabur dari kejaran para penindas itu. Dengan langkah terseok ia panik mencari tempat persembunyian.
"Tuhan, tolong aku." Beribu doa Rora ucapkan dari dalam hati agar ia dapat terhindar dari rasa sakit itu lagi.
Ia kebingungan, tubuhnya sudah amat lelah. Tidak lagi memiliki tenaga untuk melangkah lebih jauh.
Dan layaknya doa yang ia terbangkan terjamah langsung oleh Sang Maha Penolong, disana ia melihat ada seseorang yang bisa ia mintai tolong.
"Tolong."
Rora menggenggam tangan seseorang itu, yang masih berada di dalam rasa terkejutnya.
"Tolong, please?" Rora tau siapa gadis itu, ia mengenalinya. Gadis yang lampau hari memberikan sebuah seragam padanya.
Raut wajah gadis itu tidak terbaca. Mungkin sekilas, ada terpahat rasa ragu disana.
"Maaf, gue gak bisa." Ia menghempas dengan kasar cekalan tangan Rora. Tapi Rora tetap berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Back Home | BABYMONSTER
Fiksi Penggemar[ E N D ] Jangan pulang, sebelum dipanggil. . . Update every Saturday & Sunday' Night🔊🔔 . Nb : Genandra Sisterhood mengalami perubahan.